Pekalongan (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Pekalongan, Jawa Tengah, melakukan penguatan tanggul Sungai Meduri-Bremi yang mengalami jebol dengan melakukan penanganan darurat menggunakan karung pasir.
Wali Kota Pekalongan Afzan Arslan Djunaid di Pekalongan, Senin, mengatakan lokasi dampak tanggul jebol sudah mulai tertutup dengan tanggul darurat, sehingga kini tinggal dilakukan peninggian saja.
"Oleh karena itu kami melakukan droping karung pasir untuk penguatan tanggul darurat tersebut. Kami juga menilai antusias warga tetap semangat, mereka bergantian bekerja untuk menutup tanggul sungai yang jebol itu," katanya.
Jebolnya tanggul sungai itu, kata dia, berimbas membanjiri wilayah permukiman warga Pasirsari, Kelurahan Pasirkraton Kramat, sehingga ada sekitar 300 orang mengungsi di beberapa posko yang telah disediakan sejak Minggu (24/11).
Menurut dia, meski posisi jebolnya tanggul sungai itu masuk wilayah Kabupaten Pekalongan, namun hal itu berdampak ke permukiman warga yang berada di wilayah Kota Pekalongan.
"Akan tetapi Alhamdulillah, dengan sinergi yang sudah berjalan dengan BBWS Pemali Juana, BPBD, Dinas Sosial, Dinas PUPR, TNI/Polri, dan masyarakat, yang bergerak dan gotong royong membuat tanggul darurat," katanya.
Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPD) Kota Pekalongan Apriliyanto Dwi Purnomo mengatakan tanggul sungai tersebut jebol sepanjang 10 meter, lebar tiga meter, dan tinggi dua meter.
"Hal itu menyebabkan air sungai menggenangi permukiman warga Desa Jeruksari, Desa Tegal Dowo (Kabupaten Pekalongan) dan Kelurahan Pasirkraton Kramat (Kota Pekalongan)," katanya.
Berdasar laporan perkembangan bencana tersebut, sejak Minggu (24/11) air limpasan Sungai Meduri mulai menggenangi pemukiman masyarakat Kelurahan Pasirkraton Kramat, seperti Jalan Sutan Syahrir dan wilayah RW 3, 4, 5, 6, dan 7 Pasirsari dengan ketinggian 20 - 30 sentimeter.
Baca juga: Pekalongan evakuasi puluhan warga terdampak tanggul sungai jebol