Produk tekstil dan olahan ikan dominasi ekspor Kota Pekalongan
Kota Pekalongan (ANTARA) - Pemerintah Kota Pekalongan, Jawa Tengah, mencatat realisasi ekspor hingga akhir Agustus 2024 menembus Rp179,67 miliar atau sekitar 11,55 juta dolar AS.
Kepala Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM Kota Pekalongan Supriono di Batang, Rabu, mengatakan bahwa komoditas ekspor didominasi produk tekstil dan olahan ikan.
"Adapun negara tujuan ekspor seperti China, Malaysia, Arab, Vietnam, India, Pakistan, Somalia dan Amerika Serikat," katanya.
Menurut dia, pencapaian nilai ekspor ini berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi di daerah karena semakin tinggi nilai ekspor maka akan semakin meningkat devisa yang diperoleh oleh negara.
"Oleh karena itu, kami senantiasa berupaya untuk meningkatkan nilai ekspor dengan memberikan pelatihan pendampingan, serta saran bisnis matching atau promosi melalui pameran pada pelaku UKM," katanya.
Selain itu, kata dia, pihaknya juga mengajak para pelaku UKM berkunjung ke Free Trade Agreement (FTA) Center Semarang untuk mempelajari perjanjian perdagangan internasional karena setiap negara menerapkan tarif khusus yang menguntungkan bagi para pelaku ekspor-impor guna meminimalisasi biaya.
"Jadi, kami berikan wawasan terkait perjanjian perdagangan bebas dan kepabeanan di Bea Cukai Tanjung Emas Semarang juga," katanya.
Supriono yang didampingi Kepala Bidang Perdagangan Fitria Yuliani Kartika berharap pelaku UKM senantiasa berinovasi dan mengembangkan diri untuk mempersiapkan agar bisa masuk ke pasar global.
"UKM yang baru ingin melalui ekspor bisa melalui pihak ketiga jika belum cukup secara volume atau bisa menggandeng rekan UKM yang lain agar bisa memenuhi permintaan jika ada kesepakatan," katanya.
Ia menambahkan pihaknya memfasilitasi UKM yang mengikuti pelatihan bisnis matching dan berkomunikasi secara langsung dengan buyer luar negeri di Trade Expo Indonesia pada 9-11 Oktober 2024.
Kepala Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM Kota Pekalongan Supriono di Batang, Rabu, mengatakan bahwa komoditas ekspor didominasi produk tekstil dan olahan ikan.
"Adapun negara tujuan ekspor seperti China, Malaysia, Arab, Vietnam, India, Pakistan, Somalia dan Amerika Serikat," katanya.
Menurut dia, pencapaian nilai ekspor ini berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi di daerah karena semakin tinggi nilai ekspor maka akan semakin meningkat devisa yang diperoleh oleh negara.
"Oleh karena itu, kami senantiasa berupaya untuk meningkatkan nilai ekspor dengan memberikan pelatihan pendampingan, serta saran bisnis matching atau promosi melalui pameran pada pelaku UKM," katanya.
Selain itu, kata dia, pihaknya juga mengajak para pelaku UKM berkunjung ke Free Trade Agreement (FTA) Center Semarang untuk mempelajari perjanjian perdagangan internasional karena setiap negara menerapkan tarif khusus yang menguntungkan bagi para pelaku ekspor-impor guna meminimalisasi biaya.
"Jadi, kami berikan wawasan terkait perjanjian perdagangan bebas dan kepabeanan di Bea Cukai Tanjung Emas Semarang juga," katanya.
Supriono yang didampingi Kepala Bidang Perdagangan Fitria Yuliani Kartika berharap pelaku UKM senantiasa berinovasi dan mengembangkan diri untuk mempersiapkan agar bisa masuk ke pasar global.
"UKM yang baru ingin melalui ekspor bisa melalui pihak ketiga jika belum cukup secara volume atau bisa menggandeng rekan UKM yang lain agar bisa memenuhi permintaan jika ada kesepakatan," katanya.
Ia menambahkan pihaknya memfasilitasi UKM yang mengikuti pelatihan bisnis matching dan berkomunikasi secara langsung dengan buyer luar negeri di Trade Expo Indonesia pada 9-11 Oktober 2024.