Gantole - Belasan atlet gagal terbang akibat angin dan hujan badai
Banda Aceh (ANTARA) - Belasan atlet cabang olahraga gantole pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumatra Utara gagal terbang pada hari ketiga pertandingan akibat angin kencang dan hujan badai di sekitar Bandar Udara Rembele, Takengon, Kabupaten Bener Meriah, Aceh.
"Tadi kami cuma nambah 'round' aja untuk nomor KTM (ketepatan mendarat) kelas B," kata Technical Delegate Cabang Olahraga Gantole PON XXI Arif Eko Wahyudi, di Aceh, Rabu.
Untuk nomor pertandingan KTM B diikuti sebanyak 28 atlet dari berbagai provinsi, namun setelah itu angin bertiup kencang dengan kecepatan sekitar 29 kilometer per jam.
Padahal, ia mengatakan bahwa kecepatan angin yang ideal untuk bisa menerbangkan gantole dibatasi 15 km per jam.
Arif menjelaskan nomor pertandingan yang gagal dilaksanakan pada hari ini adalah lintas alam atau cross country (XC) perorangan kelas A maupun beregu kelas A.
Berdasarkan data, jumlah atlet gantole nomor XC kelas A maupun beregu A sama-sama berjumlah 14 orang.
"Apalagi, tadi pagi ada dua pesawat mendarat (di Bandara Rembele, red.). Sesuai protap (prosedur tetap) dan perjanjian dengan bandara, 20 menit sebelum pesawat mendarat semua aktivitas (gantole, red.) dihentikan," katanya.
Setelah pesawat kedua terbang, kata dia, panitia melanjutkan penerbangan gantole tetapi tak berapa lama angin malah bertiup kencang.
"Kemudian kami lihat ada awan hitam di sisi timur bandara, ada badai. Kemudian semua pesawat (gantole, red.) kami masukkan ke terminal kargo," katanya.
Ia menyebutkan nomor KTM kelas B sudah dimulai sekitar pukul 07.00 WIB dan pukul 10.00 WIB sudah mulai gerimis sehingga dihentikan.
"Kemudian kami tunggu sampai selesai dhuhur, ya sekitar pukul dua siang (14.00 WIB) malah hujan deras dan badai. Tapi pesawat (gantole, red.) kan sudah masuk terminal kargo," katanya.
Akhirnya, Arif memutuskan untuk menghentikan pertandingan sekitar pukul 16.00 WIB karena kondisi cuaca kurang mendukung dan akan dilanjutkan esok hari
"Kalau 'forecast' (prediksi cuaca, red.) hari ini enggak begitu baik. Tapi insya Allah besok (cuaca, red.) lebih baik lagi," katanya.
Untuk memprediksi kondisi cuaca, kata dia, pihaknya mendapatkan laporan dari berbagai pihak, termasuk Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan memasang "weather station" sendiri di bandara.
Cabang olahraga gantole di PON XXI Aceh-Sumut mempertandingkan delapan nomor, yakni ketepatan mendarat (KTM) kelas A dan B, lintas alam atau cross country (XC) kelas A dan B.
Kemudian, nomor XC beregu kelas A dan B, serta nomor pertandingan durasi kelas A dan B.
Cabang olahraga gantole di PON Aceh-Sumut diikuti oleh 43 atlet yang berasal dari 15 provinsi, yakni Aceh, Sumut, Sumatra Barat, Sumatra Selatan, Banten, Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur.
Kemudian, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, dan Papua.
Baca juga: Gantole - 28 atlet lintas alam terbang sejauh 5-6 km
"Tadi kami cuma nambah 'round' aja untuk nomor KTM (ketepatan mendarat) kelas B," kata Technical Delegate Cabang Olahraga Gantole PON XXI Arif Eko Wahyudi, di Aceh, Rabu.
Untuk nomor pertandingan KTM B diikuti sebanyak 28 atlet dari berbagai provinsi, namun setelah itu angin bertiup kencang dengan kecepatan sekitar 29 kilometer per jam.
Padahal, ia mengatakan bahwa kecepatan angin yang ideal untuk bisa menerbangkan gantole dibatasi 15 km per jam.
Arif menjelaskan nomor pertandingan yang gagal dilaksanakan pada hari ini adalah lintas alam atau cross country (XC) perorangan kelas A maupun beregu kelas A.
Berdasarkan data, jumlah atlet gantole nomor XC kelas A maupun beregu A sama-sama berjumlah 14 orang.
"Apalagi, tadi pagi ada dua pesawat mendarat (di Bandara Rembele, red.). Sesuai protap (prosedur tetap) dan perjanjian dengan bandara, 20 menit sebelum pesawat mendarat semua aktivitas (gantole, red.) dihentikan," katanya.
Setelah pesawat kedua terbang, kata dia, panitia melanjutkan penerbangan gantole tetapi tak berapa lama angin malah bertiup kencang.
"Kemudian kami lihat ada awan hitam di sisi timur bandara, ada badai. Kemudian semua pesawat (gantole, red.) kami masukkan ke terminal kargo," katanya.
Ia menyebutkan nomor KTM kelas B sudah dimulai sekitar pukul 07.00 WIB dan pukul 10.00 WIB sudah mulai gerimis sehingga dihentikan.
"Kemudian kami tunggu sampai selesai dhuhur, ya sekitar pukul dua siang (14.00 WIB) malah hujan deras dan badai. Tapi pesawat (gantole, red.) kan sudah masuk terminal kargo," katanya.
Akhirnya, Arif memutuskan untuk menghentikan pertandingan sekitar pukul 16.00 WIB karena kondisi cuaca kurang mendukung dan akan dilanjutkan esok hari
"Kalau 'forecast' (prediksi cuaca, red.) hari ini enggak begitu baik. Tapi insya Allah besok (cuaca, red.) lebih baik lagi," katanya.
Untuk memprediksi kondisi cuaca, kata dia, pihaknya mendapatkan laporan dari berbagai pihak, termasuk Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan memasang "weather station" sendiri di bandara.
Cabang olahraga gantole di PON XXI Aceh-Sumut mempertandingkan delapan nomor, yakni ketepatan mendarat (KTM) kelas A dan B, lintas alam atau cross country (XC) kelas A dan B.
Kemudian, nomor XC beregu kelas A dan B, serta nomor pertandingan durasi kelas A dan B.
Cabang olahraga gantole di PON Aceh-Sumut diikuti oleh 43 atlet yang berasal dari 15 provinsi, yakni Aceh, Sumut, Sumatra Barat, Sumatra Selatan, Banten, Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur.
Kemudian, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, dan Papua.
Baca juga: Gantole - 28 atlet lintas alam terbang sejauh 5-6 km