Gantole - Jatim langsung boyong empat medali emas
Banda Aceh (ANTARA) - Kontingen Jawa Timur sukses memboyong medali emas di empat nomor pertandingan cabang olahraga gantole Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumatra 2024.
Pelaksanaan upacara penghormatan pemenang (UPP) berlangsung di Bandar Udara Rembele, Takengon, Kabupaten Bener Meriah, Aceh, Minggu.
Empat nomor pertandingan itu, yakni ketepatan mendarat (KTM) kelas B, lintas alam (XC) perorangan kelas A, XC perorangan kelas B, dan XC beregu kelas A.
Menurut Abdul Mustopa, atlet dari Jatim, sejauh ini kendala yang dihadapi hanya kondisi cuaca, terutama angin kencang yang tidak memungkinkan menerbangkan gantole.
"Ini PON kelima yang saya ikuti. PON Kalimantan Timur dan PON Riau saya dapat masing-masing satu emas," kata atlet kelahiran Bangkalan, 4 Juni 1980 itu.
Untuk PON Aceh-Sumut, Mustopa yang juga Ketua Pengadilan Agama Tabanan Bali itu telah mempersiapkan diri selama satu tahun hingga bisa meraih emas di dua nomor, yakni XC kelas A perorangan dan beregu.
"Kalau untuk persiapan, latihan sudah saya sesuaikan dan pelajari dulu di Jember. Namun, di sini anginnya kenceng dan sering mendung. Jadi, tidak berani terbang tinggi," katanya.
Sementara itu, Ariiq Sufyan Gantha Nreswara dari Jawa Timur yang meraih dua medali emas mengaku PON Aceh merupakan kali pertamanya mengikuti pesta olahraga nasional empat tahunan itu.
Apalagi, atlet kelahiran Surabaya, 5 Desember 1994 itu baru menekuni olahraga gantole sejak 2021 dan langsung berkesempatan mengikuti PON Aceh-Sumut.
"Saya enggak nyangka bisa dapat medali emas. Dapat podium saja enggak nyangka, apalagi sampai dapat dua emas," katanya.
Bapak satu anak itu memenangi dua nomor pertandingan, yakni KTM kelas B dan XC perorangan kelas B dan mempersembahkannya buat buah hatinya tercinta.
"Kendalanya sebenarnya lebih ke angin kencang ya. Karena rata-rata di atas 15 kilometer per jam. Kemudian, sering terjadi turbulensi mungkin karena kontur tanahnya ya," katanya.
Selain empat medali emas, Jatim juga meraih dua medali perak dan satu perunggu, yakni nomor KTM kelas A, XC beregu kelas B, dan XC kelas A.
Cabang olahraga gantole di PON XXI Aceh-Sumut mempertandingkan delapan nomor, yakni ketepatan mendarat (KTM) kelas A dan B, lintas alam atau cross country (XC) kelas A dan B.
Enam nomor pertandingan tersebut sudah diselesaikan oleh pada atlet dan pada Minggu (15/9) sore sudah dilakukan upacara penghormatan pemenang (UPP).
Kemudian, nomor XC beregu kelas A dan B, serta nomor pertandingan durasi kelas A dan B yang baru dimulai pada Sabtu ini.
Cabang olahraga gantole di PON Aceh-Sumut diikuti oleh 43 atlet yang berasal dari 15 provinsi, yakni Aceh, Sumut, Sumatra Barat, Sumatra Selatan, Banten, Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur.
Kemudian, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, dan Papua.
Baca juga: Gantole - Nomor durasi gagal terbang akibat angin kencang
Pelaksanaan upacara penghormatan pemenang (UPP) berlangsung di Bandar Udara Rembele, Takengon, Kabupaten Bener Meriah, Aceh, Minggu.
Empat nomor pertandingan itu, yakni ketepatan mendarat (KTM) kelas B, lintas alam (XC) perorangan kelas A, XC perorangan kelas B, dan XC beregu kelas A.
Menurut Abdul Mustopa, atlet dari Jatim, sejauh ini kendala yang dihadapi hanya kondisi cuaca, terutama angin kencang yang tidak memungkinkan menerbangkan gantole.
"Ini PON kelima yang saya ikuti. PON Kalimantan Timur dan PON Riau saya dapat masing-masing satu emas," kata atlet kelahiran Bangkalan, 4 Juni 1980 itu.
Untuk PON Aceh-Sumut, Mustopa yang juga Ketua Pengadilan Agama Tabanan Bali itu telah mempersiapkan diri selama satu tahun hingga bisa meraih emas di dua nomor, yakni XC kelas A perorangan dan beregu.
"Kalau untuk persiapan, latihan sudah saya sesuaikan dan pelajari dulu di Jember. Namun, di sini anginnya kenceng dan sering mendung. Jadi, tidak berani terbang tinggi," katanya.
Sementara itu, Ariiq Sufyan Gantha Nreswara dari Jawa Timur yang meraih dua medali emas mengaku PON Aceh merupakan kali pertamanya mengikuti pesta olahraga nasional empat tahunan itu.
Apalagi, atlet kelahiran Surabaya, 5 Desember 1994 itu baru menekuni olahraga gantole sejak 2021 dan langsung berkesempatan mengikuti PON Aceh-Sumut.
"Saya enggak nyangka bisa dapat medali emas. Dapat podium saja enggak nyangka, apalagi sampai dapat dua emas," katanya.
Bapak satu anak itu memenangi dua nomor pertandingan, yakni KTM kelas B dan XC perorangan kelas B dan mempersembahkannya buat buah hatinya tercinta.
"Kendalanya sebenarnya lebih ke angin kencang ya. Karena rata-rata di atas 15 kilometer per jam. Kemudian, sering terjadi turbulensi mungkin karena kontur tanahnya ya," katanya.
Selain empat medali emas, Jatim juga meraih dua medali perak dan satu perunggu, yakni nomor KTM kelas A, XC beregu kelas B, dan XC kelas A.
Cabang olahraga gantole di PON XXI Aceh-Sumut mempertandingkan delapan nomor, yakni ketepatan mendarat (KTM) kelas A dan B, lintas alam atau cross country (XC) kelas A dan B.
Enam nomor pertandingan tersebut sudah diselesaikan oleh pada atlet dan pada Minggu (15/9) sore sudah dilakukan upacara penghormatan pemenang (UPP).
Kemudian, nomor XC beregu kelas A dan B, serta nomor pertandingan durasi kelas A dan B yang baru dimulai pada Sabtu ini.
Cabang olahraga gantole di PON Aceh-Sumut diikuti oleh 43 atlet yang berasal dari 15 provinsi, yakni Aceh, Sumut, Sumatra Barat, Sumatra Selatan, Banten, Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur.
Kemudian, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, dan Papua.
Baca juga: Gantole - Nomor durasi gagal terbang akibat angin kencang