Dosen Psikologi USM beri pelatihan keterampilan sosial
Semarang (ANTARA) - Keterampilan sosial dalam proses berinteraksi dengan orang lain perlu dimiliki oleh setiap orang dan perlu dilatih supaya proses berkomunikasi dengan orang lain dapat berjalan lancar dan dipandang wajar atau sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan sekitar.
Namun demikian, kadang kala muncul permasalahan terkait dengan keterampilan sosial yang mana kemudian berakibat seseorang tersebut bisa dipandang aneh atau tidak sesuai dengan lingkungannya.
Latihan keterampilan sosial dapat dilakukan sejak dini dengan kunci utama bahwa orangtua sejak awal mau dan mampu untuk terlibat. Akan tetapi tidak semua orang mempunyai informasi serta pengetahuan yang cukup mengenai bagaimana mengoptimalkan cara untuk melatih keterampilan sosial.
Tim Pengabdian Masyarakat dari (PKM) Universitas Semarang (USM) hadir untuk membantu dengan memberikan psikoedukasi terkait dengan pengenalan dan informasi mengenai bagaimana fungsi dan manfaat dari keterampilan sosial dan bagaimana melatihnya dengan metode outbound di Graha Taman Bougenvile, RT 09/RW 02, Mangunharjo, Tembalang baru-baru ini.
Adapun tim PKM yang terlibat adalah Markus Nanang Irawan BS, Cristine Roselvia TA, Feti Pratiwi yang dibantu oleh tim mahasiswa yaitu Saifudin, Susilowati, dan M Ilham Nasirudin.
Pelaksanaan psikoedukasi mendapat sambutan baik dari tim Ibu PKK Graha Taman Bougenvile, yaitu Ny. Satrio Widodo yang menyampaikan bahwa dengan adanya kegiatan psikoedukasi dari tim PKM Fakultas Psikologi Universitas Semarang.
“Kami berharap tidak hanya menambah pengetahuan dan wawasan sebagai orangtua, namun juga dipraktikkan dalam kehidupan dan kegiatan di lingkungan Graha Taman Bougenvile,” ungkap Ny. Satrio Widodo.
Sementara Ketua Tim, Nanang menambahkan mengatakan bahwa tujuan kegiatan ini adalah sebagai psikoedukasi bagi orangtua yang mana harapannya dapat membantu mengatasi permasalahan mengenai keterampilan sosial anak di lingkungan Taman Graha Bougenvile.
“Dalam kesempatan ini, pelatihan ini tidak hanya berbentuk ceramah, tetapi juga praktik bersama bentuk kegiatan outbond, dengan harapan tim ibu PKK dapat merasakan, memahami, dan mempelajari secara langsung makna kegiatan outbound sebagai sarana latihan keterampilan sosial anak.” ungkap Markus Nanang Irawan.
adapun sesi sharing pengetahuan mengenai “Perkembangan Anak dan Interaksi Sosial disampaikan oleh Feti Pratiwi, dilanjutkan dengan materi mengenai “Keterampilan Sosial dan Bentuk Latihan dengan Sarana Outbound” yang disampaikan oleh Markus Nanang Irawan BS.
Pada sesi simulasi atau praktik, disampaikan dan dipandu oleh Cristine Roselvia TA yang dibantu oleh Saifudin, Susilowati, dan M Ilham Nasirudin.
Pada sesi simulasi berupa praktik kegiatan outbond, suasana menjadi semakin menarik dan seru ketika tim ibu PKK melakukan percobaan kegiatan outbond bersama. Banyak tawa, keceriaan, dan juga saling bertukar komentar, baik antar peserta dan pemandu. Di akhir sesi percobaan, Cristine menerangkan mengenai makna dan manfaat latihan keterampilan sosial yang dilakukan, yaitu mengenai pentingnya bersosialisasi antar teman, melatih kekompakan, memahami perasaan dan kepekaan antar teman, bagaimana mengungkapkan perasaan secara tepat seperti meminta maaf, atau meminta izin, serta terkait dengan pengendalian emosi.
Program pelatihan yang dihadiri 35 peserta dari tim Ibu PKK Graha Taman Bougenvile. Acara ditutup dengan evaluasi, kesan, dan saran yang disampaikan oleh peserta, yaitu ibu Umi Khalsum dan Ibu Dian yang menyampaikan bahwa “Kegiatan yang diberikan oleh tim USM sangat bermanfaat, selain mendapatkan pengetahuan dan pemahaman, praktik yang dilakukan ternyata semakin mempererat tali silaturahmi dan guyub rukun. Apa yang disampaikan oleh tim dari USM sampai dan dapat dipahami oleh ibu PKK”.
Sebagai penutup pertemuan, Ibu Chandra menyampaikan saran tentang kegiatan selanjutnya, yaitu diharapkan ada kegiatan yang sama lagi dengan topik yang berbeda, misalnya mengenai bagaimana mengatasi tantrum pada anak. ***
Namun demikian, kadang kala muncul permasalahan terkait dengan keterampilan sosial yang mana kemudian berakibat seseorang tersebut bisa dipandang aneh atau tidak sesuai dengan lingkungannya.
Latihan keterampilan sosial dapat dilakukan sejak dini dengan kunci utama bahwa orangtua sejak awal mau dan mampu untuk terlibat. Akan tetapi tidak semua orang mempunyai informasi serta pengetahuan yang cukup mengenai bagaimana mengoptimalkan cara untuk melatih keterampilan sosial.
Tim Pengabdian Masyarakat dari (PKM) Universitas Semarang (USM) hadir untuk membantu dengan memberikan psikoedukasi terkait dengan pengenalan dan informasi mengenai bagaimana fungsi dan manfaat dari keterampilan sosial dan bagaimana melatihnya dengan metode outbound di Graha Taman Bougenvile, RT 09/RW 02, Mangunharjo, Tembalang baru-baru ini.
Adapun tim PKM yang terlibat adalah Markus Nanang Irawan BS, Cristine Roselvia TA, Feti Pratiwi yang dibantu oleh tim mahasiswa yaitu Saifudin, Susilowati, dan M Ilham Nasirudin.
Pelaksanaan psikoedukasi mendapat sambutan baik dari tim Ibu PKK Graha Taman Bougenvile, yaitu Ny. Satrio Widodo yang menyampaikan bahwa dengan adanya kegiatan psikoedukasi dari tim PKM Fakultas Psikologi Universitas Semarang.
“Kami berharap tidak hanya menambah pengetahuan dan wawasan sebagai orangtua, namun juga dipraktikkan dalam kehidupan dan kegiatan di lingkungan Graha Taman Bougenvile,” ungkap Ny. Satrio Widodo.
Sementara Ketua Tim, Nanang menambahkan mengatakan bahwa tujuan kegiatan ini adalah sebagai psikoedukasi bagi orangtua yang mana harapannya dapat membantu mengatasi permasalahan mengenai keterampilan sosial anak di lingkungan Taman Graha Bougenvile.
“Dalam kesempatan ini, pelatihan ini tidak hanya berbentuk ceramah, tetapi juga praktik bersama bentuk kegiatan outbond, dengan harapan tim ibu PKK dapat merasakan, memahami, dan mempelajari secara langsung makna kegiatan outbound sebagai sarana latihan keterampilan sosial anak.” ungkap Markus Nanang Irawan.
adapun sesi sharing pengetahuan mengenai “Perkembangan Anak dan Interaksi Sosial disampaikan oleh Feti Pratiwi, dilanjutkan dengan materi mengenai “Keterampilan Sosial dan Bentuk Latihan dengan Sarana Outbound” yang disampaikan oleh Markus Nanang Irawan BS.
Pada sesi simulasi atau praktik, disampaikan dan dipandu oleh Cristine Roselvia TA yang dibantu oleh Saifudin, Susilowati, dan M Ilham Nasirudin.
Pada sesi simulasi berupa praktik kegiatan outbond, suasana menjadi semakin menarik dan seru ketika tim ibu PKK melakukan percobaan kegiatan outbond bersama. Banyak tawa, keceriaan, dan juga saling bertukar komentar, baik antar peserta dan pemandu. Di akhir sesi percobaan, Cristine menerangkan mengenai makna dan manfaat latihan keterampilan sosial yang dilakukan, yaitu mengenai pentingnya bersosialisasi antar teman, melatih kekompakan, memahami perasaan dan kepekaan antar teman, bagaimana mengungkapkan perasaan secara tepat seperti meminta maaf, atau meminta izin, serta terkait dengan pengendalian emosi.
Program pelatihan yang dihadiri 35 peserta dari tim Ibu PKK Graha Taman Bougenvile. Acara ditutup dengan evaluasi, kesan, dan saran yang disampaikan oleh peserta, yaitu ibu Umi Khalsum dan Ibu Dian yang menyampaikan bahwa “Kegiatan yang diberikan oleh tim USM sangat bermanfaat, selain mendapatkan pengetahuan dan pemahaman, praktik yang dilakukan ternyata semakin mempererat tali silaturahmi dan guyub rukun. Apa yang disampaikan oleh tim dari USM sampai dan dapat dipahami oleh ibu PKK”.
Sebagai penutup pertemuan, Ibu Chandra menyampaikan saran tentang kegiatan selanjutnya, yaitu diharapkan ada kegiatan yang sama lagi dengan topik yang berbeda, misalnya mengenai bagaimana mengatasi tantrum pada anak. ***