BKKBN Jateng bahas optimalisasi bonus demografi pada Rakerda
Semarang (ANTARA) - Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah menggelar kegiatan Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting yang membahas optimalisasi bonus demografi dan peningkatan SDM menuju Indonesia Emas 2045.
Kegiatan yang berlangsung di Gedung Gradhika Bakti Praja, Semarang, Senin (20/5/2024) tersebut diikuti oleh Forkompinda Provinsi Jawa Tengah dan mitra kerja BKKBN lintas sektoral.
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah Eka Sulistia Ediningsih dalam laporan penyelenggaraannya memaparkan sasaran strategis yang telah dicapai oleh Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah.
"Meskipun prevalensi hasil penurunan stunting belum terlalu signifikan, tetapi kita tidak perlu berkecil hati. Point penting dari usaha penurunan stunting adalah bagaimana kita mencegah stunting yang bisa kita mulai dari hulu," kata Eka.
Beberapa hasil pencapaian yang berhasil dicapai di antaranya menurunnya angka kelahiran total (total fertility rate/TFR) dengan sasaran sebesar 1.91, telah tercapai 2,04.
Meningkatnya Angka prevalensi pemakaian kontrasepsi modern (modern Contraceptive Prevalence Method/mCPR dengan sasaran sebesar 62,92 persen, tercapai melebihi target yaitu 65 persen; menurunnya kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (unmet need) sebesar 2,4 persen dari 11,0 persen pada tahun 2022 menjadi 8,6 persen pada tahun 2023.
Selain itu menurunnya angka kelahiran menurut kelompok umur 15-19 tahun (age specific fertility rate/ASFR 15-19) dengan target 21 per 1.000 perempuan 15-19 tahun pada tahun 2023 dan tercapai melebihi target sebesar 17,3 per 1.000 perempuan 15-19 tahun.
Keberhasilan lainnya yakni meningkatnya indeks pembangunan keluarga (i-Bangga) sebesar 4,91 dari angka 58,16 pada tahun 2022 menjadi 63,07 pada tahun 2023 atau melebihi angka yang ditargetkan yaitu 59.
"Faktor yang menjadi pendorong keberhasilan pelaksanaan kinerja Perwakilan BKKBN provinsi Jawa Tengah adalah adanya hubungan yang baik dengan mitra kerja strategis baik di provinsi maupun kabupaten/kota. Dukungan dan komitmen para mitra sangat dirasakan dalam pelaksanaan Program Bangga Kencana di Tahun 2023," katanya.
Asisten Pemerintahan & Kesra Setda Provinsi Jateng Ema Rachmawati juga mengingatkan perlu mengelola bonus demografi ini dengan baik, sehingga Sumber daya manusia ini menjadi aset dan kekuatan bangsa.
Provinsi Jawa Tengah, proporsi penduduk usia produktif di angka 69,58 persen dari total penduduk, dengan angka ketergantungan (dependency ratio) yang relatif rendah (di bawah 50) sebesar 43,72 (Susenas BPS, 2022) yang berarti Provinsi Jawa Tengah saat ini juga sedang memperoleh bonus demografi.
Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) serta Program Percepatan Penurunan Stunting, kata Ema, perlu untuk didorong dan dikedepankan.
"Keberhasilan dalam kedua program itu diyakini dapat berimplikasi pada terciptanya sumber daya manusia yang kuat dan mampu menjawab tantangan global yang ada," kata Ema.
Komitmen Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sangat besar akan hal tersebut, yang ditunjukkan melalui terbitnya Surat Edaran Gubernur Jawa Tengah Nomor 440/ 0002416 tertanggal 19 Maret 2024 terkait Percepatan Penurunan Stunting di Jawa Tengah.
Salah satu hal yang menjadi fokus pada Surat Edaran tersebut adalah adanya penekanan pada aspek pencegahan dalam bentuk edukasi dan intervensi spesifik maupun sensitif bagi remaja putri, calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui dan anak di bawah dua tahun (anak baduta).
Pada kesempatan ini juga dilakukan peluncuran elsimil dan Getas Ranting, pengukuhan Perkumpulan Kader Provinsi Jawa Tengah, serta penandatangan kesepakatan (MoU) antara Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah dan PKBI Jawa Tengah.
Kegiatan yang berlangsung di Gedung Gradhika Bakti Praja, Semarang, Senin (20/5/2024) tersebut diikuti oleh Forkompinda Provinsi Jawa Tengah dan mitra kerja BKKBN lintas sektoral.
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah Eka Sulistia Ediningsih dalam laporan penyelenggaraannya memaparkan sasaran strategis yang telah dicapai oleh Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah.
"Meskipun prevalensi hasil penurunan stunting belum terlalu signifikan, tetapi kita tidak perlu berkecil hati. Point penting dari usaha penurunan stunting adalah bagaimana kita mencegah stunting yang bisa kita mulai dari hulu," kata Eka.
Beberapa hasil pencapaian yang berhasil dicapai di antaranya menurunnya angka kelahiran total (total fertility rate/TFR) dengan sasaran sebesar 1.91, telah tercapai 2,04.
Meningkatnya Angka prevalensi pemakaian kontrasepsi modern (modern Contraceptive Prevalence Method/mCPR dengan sasaran sebesar 62,92 persen, tercapai melebihi target yaitu 65 persen; menurunnya kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (unmet need) sebesar 2,4 persen dari 11,0 persen pada tahun 2022 menjadi 8,6 persen pada tahun 2023.
Selain itu menurunnya angka kelahiran menurut kelompok umur 15-19 tahun (age specific fertility rate/ASFR 15-19) dengan target 21 per 1.000 perempuan 15-19 tahun pada tahun 2023 dan tercapai melebihi target sebesar 17,3 per 1.000 perempuan 15-19 tahun.
Keberhasilan lainnya yakni meningkatnya indeks pembangunan keluarga (i-Bangga) sebesar 4,91 dari angka 58,16 pada tahun 2022 menjadi 63,07 pada tahun 2023 atau melebihi angka yang ditargetkan yaitu 59.
"Faktor yang menjadi pendorong keberhasilan pelaksanaan kinerja Perwakilan BKKBN provinsi Jawa Tengah adalah adanya hubungan yang baik dengan mitra kerja strategis baik di provinsi maupun kabupaten/kota. Dukungan dan komitmen para mitra sangat dirasakan dalam pelaksanaan Program Bangga Kencana di Tahun 2023," katanya.
Asisten Pemerintahan & Kesra Setda Provinsi Jateng Ema Rachmawati juga mengingatkan perlu mengelola bonus demografi ini dengan baik, sehingga Sumber daya manusia ini menjadi aset dan kekuatan bangsa.
Provinsi Jawa Tengah, proporsi penduduk usia produktif di angka 69,58 persen dari total penduduk, dengan angka ketergantungan (dependency ratio) yang relatif rendah (di bawah 50) sebesar 43,72 (Susenas BPS, 2022) yang berarti Provinsi Jawa Tengah saat ini juga sedang memperoleh bonus demografi.
Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) serta Program Percepatan Penurunan Stunting, kata Ema, perlu untuk didorong dan dikedepankan.
"Keberhasilan dalam kedua program itu diyakini dapat berimplikasi pada terciptanya sumber daya manusia yang kuat dan mampu menjawab tantangan global yang ada," kata Ema.
Komitmen Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sangat besar akan hal tersebut, yang ditunjukkan melalui terbitnya Surat Edaran Gubernur Jawa Tengah Nomor 440/ 0002416 tertanggal 19 Maret 2024 terkait Percepatan Penurunan Stunting di Jawa Tengah.
Salah satu hal yang menjadi fokus pada Surat Edaran tersebut adalah adanya penekanan pada aspek pencegahan dalam bentuk edukasi dan intervensi spesifik maupun sensitif bagi remaja putri, calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui dan anak di bawah dua tahun (anak baduta).
Pada kesempatan ini juga dilakukan peluncuran elsimil dan Getas Ranting, pengukuhan Perkumpulan Kader Provinsi Jawa Tengah, serta penandatangan kesepakatan (MoU) antara Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah dan PKBI Jawa Tengah.