Semarang (ANTARA) - Pemerintah Kota Semarang membuat program Gerakan Bersama Orang Tua Asuh untuk Pengembangan Hari Masa Depan (Gerbang Harapan) untuk menjaring orang tua asuh bagi siswa yang berasal dari keluarga tidak mampu.
"Program Gerbang Harapan ini akan segera kami 'launching' pada 2 Mei 2024," kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang Bambang Pramushinto pada acara halal bihalal bersama jajaran Disdik di Semarang, Rabu.
Menurut dia, Gerbang Harapan merupakan sebuah program untuk mengajak masyarakat Kota Semarang yang mampu untuk membantu siswa-siswi yang kurang mampu dan putus sekolah supaya angka partisipasi murni meningkat.
"Angka partisipasi sebenarnya sudah sangat tinggi mencapai 97 persen, tapi kami menginginkan mencapai 100 persen," katanya.
Ia mengatakan biaya pendidikan tidak hanya mencakup sumbangan pembinaan pendidikan (SPP) yang memang sudah digratiskan di sekolah negeri, tetapi juga biaya lainnya, seperti uang saku.
"Sekolah kan tidak hanya membutuhkan SPP, tapi uang saku, seragam misalnya, setiap tahun ada yang dua kali ganti seragam karena pertumbuhan, tas sekolah, buku-buku," katanya.
Disdik, kata dia, tidak bertindak mengumpulkan uang, tetapi hanya menyediakan "database" siswa tidak mampu untuk ditawarkan kepada masyarakat yang bersedia menjadi orang tua asuh.
Meski belum diluncurkan, kata dia, program Gerbang Harapan sudah mulai ditawarkan, setidaknya kepada para pejabat Disdik Kota Semarang yang menjadi pionir.
"Setidaknya kami bisa menjadi pionir orang tua asuh, dimulai teman-teman Disdik, seperti sekretaris dinas, kabid, dan pejabat eselon 4. Kemudian kami kembangkan ke Kota Semarang," katanya.
Ia menambahkan program tersebut diperuntukkan bagi siswa pendidikan anak usia dini (PAUD) hingga sekolah menengah atas (SMA), dan bukan hanya sekolah negeri saja, melainkan sekolah swasta.
Sebagai catatan, Bambang kembali menegaskan bahwa Disdik tidak meminta atau mengumpulkan dana dari para donatur, namun hanya mempertemukan siswa dan orang tua asuhnya kemudian bantuan bisa diserahkan langsung secara personal.
Sekretaris Komisi D DPRD Kota Semarang Anang Budi Utomo mengapresiasi program Gerbang Harapan, seraya memberikan catatan perlunya kepeloporan, utamanya dari para pejabat di lingkup Kota Semarang.
Program Gerbang Harapan, kata dia, sebenarnya hampir sama dengan program yang sudah pernah ada, yakni Gerakan Nasional Orang Tua Asuh (GNOTA).
"Kepeloporan sangat penting, pejabat Disdik misalnya, tentu harus memelopori. Kemudian, sasarannya harus tepat. Ini saya rasa bisa mengoptimalkan anak untuk mengakses pendidikan secara lebih terjangkau," katanya.
Sementara itu, Ketua Dewan Pendidikan Kota Semarang Dr Budiyanto juga mengapresiasi program Gerbang Harapan untuk membantu anak-anak yang kurang mampu dalam mengakses pendidikan secara optimal.
"'Sharing' subsidi kepada orang tidak mampu ini semestinya menjadi kesadaran bersama, tetapi ketika dipelopori dinas tentunya semua masyarakat, pengusaha, tokoh-tokoh juga harus mendukung," pungkasnya.
Berita Terkait
UNS gandeng LPS perkuat pembelajaran di dunia usaha
Senin, 29 April 2024 9:01 Wib
PGRI minta pemerintahan baru jangan mudah ganti kurikulum
Minggu, 28 April 2024 21:09 Wib
Nyalanesia gandeng sejumlah pemda beri pendampingan literasi sekolah
Sabtu, 27 April 2024 17:07 Wib
Lembaga pendidikan Solo perkuat karakter melalui kegiatan spiritual
Sabtu, 27 April 2024 9:59 Wib
ChildFund International ciptakan dunia di mana anak-anak bisa dapatkan haknya
Kamis, 25 April 2024 20:41 Wib
Pemkot Pekalongan komitmen tingkatkan mutu pendidikan guru penggerak
Kamis, 25 April 2024 8:43 Wib
Membangun masa depan bersama Pendidikan Geografi UMP, pilihan cerdas mahasiswa baru
Rabu, 24 April 2024 15:52 Wib
Plt Rektor: UNS komitmen lakukan transformasi pendidikan
Rabu, 17 April 2024 8:57 Wib