Rembang (ANTARA) - Warga Desa Dasun, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, menggelar pertunjukan seni bertajuk "Bancaan Rupa" hasil kolaborasi antara seniman dengan petani garam yang menghasilkan lukisan berukuran raksasa menggunakan garam sebagai bahan lukis di atas tambak.
"Lukisan berukuran 21 kali 33 meter tersebut, tentunya akan menjadi lukisan garam di atas tambak yang pertama dan terbesar di dunia," kata Kepala Desa Dasun Sujarwo melalui rilis di Rembang, Sabtu.
Ia mengakui sejak awal mendengar rencana Eggy Yunaedi seorang perupa asli Rembang yang ingin membuat sebuah lukisan garam raksasa di tambak gede Desa Dasun yang kebetulan juga bengkok kepala desa, pihaknya sangat antusias dan menyambut dengan suka cita.
Terlebih, kata dia, seniman tersebut memberikan gagasan bahwa karya tersebut nantinya merupakan karya bersama, sebuah kolaborasi antara perupa dan pemulia garam Desa Dasun dengan semangat relawan.
"Kami masyarakat Desa Dasun selama hidup tidak pernah lepas dengan tambak maupun garam. Tiga perempat wilayah Desa Dasun adalah tambak sehingga menjadi urat nadi kehidupan masyarakat. Sekarang ini pada musim kemarau Tambak Dasun digunakan untuk membuat garam, sedangkan musim hujan digunakan untuk budidaya ikan bandeng," ujarnya.
Menurut dia, tradisi "bancaan dan ambengan" sudah menjadi ritus yang mendarah daging bagi masyarakat pesisir Desa Dasun dalam melalui segala macam siklus kehidupan. Sehingga, kegiatan seni "Bancaan Rupa" yang berlangsung mulai 16-18 November 2023 di Tambak Gede, Desa Dasun, merupakan pilihan yang tepat tidak mengada-ada.
"Besar harapan, kami mampu mencerna makna dan maksud yang tergambar dalam lukisan garam raksasa karya bersama Mas Eggy Yunaedi dengan pemulia garam ini. Setiap hari di kehidupan kita secara tak sadar selalu berinteraksi dengan garam," ujarnya.
Ia berharap momen bisa memberi makna lebih atas keberadaan garam dan tambak. Tidak hanya sekedar menarasikan dalam sebuah buku, tetapi juga menjiwai di setiap proses pembuatan sampai bisa menjadi laku kebajikan dan kebijakan.
"Garam butuh tambak, garam butuh sinar matahari, garam butuh angin, tambak butuh air, air butuh sungai, dan sungai butuh bersih. Maka dari sebutir garam yang berkualitas, dibutuhkan bumi yang lestari," ujarnya.
Sementara itu, Eggy Yunaedi, seniman dan pegiat kebudayaan mengungkapkan pembuatan lukisan garam berukuran raksasa tersebut memakan waktu tiga hari, yang dikerjakan oleh sepuluh orang petani garam Desa Dasun bersama dirinya dibantu oleh dua orang asisten, yakni Sofyan Kancil dan Imam Bocah.
Pembuatan lukisannya dilakukan dengan cara menaburkan garam di atas lahan tambak, membuat garis dan bidang yang membentuk lukisan monokrom di atas tiga petak tambak.
Taburan putihnya butiran garam di atas warna tanah tambak tersebut akan memunculkan figur petani garam yang dikelilingi ornamen-ornamen yang menggambarkan bumi, matahari, air dan angin serta gunungan, naga dan burung hong serta ornamen Islami.
Simbol empat elemen alam dan tiga elemen budaya itu juga diwujudkan dalam tujuh kerucut garam melambangkan doa dan rasa syukur kepada Yang Maha Kuasa atas alam dan budaya yang memberi penghidupan kepada petani garam maupun masyarakat Dasun.
Eggy merupakan perupa kelahiran Rembang yang belakangan aktif membuat karya berskala besar di ruang terbuka, di antaranya, instalasi "Melangitkan Doa" yang ikut memeriahkan Harlah 1 Abad Nadlatul Ulama di Sidoarjo beberapa waktu yang lalu.
Karya tersebut dicatat oleh Museum Rekor MURI sebagai display doa terbanyak dan terbesar di dunia. Eggy juga sempat melakukan karya kolaboratif berskala besar dengan komunitas Sedulur Sikep dalam membuat instalasi "Suluh Samin" dengan menggunakan 2000 obor.
Berita Terkait
Dindik Banyumas gelar lomba karawitan SMP untuk tumbuhkan cinta budaya
Selasa, 12 November 2024 15:55 Wib
Reno Festa 2024 meriahkan Hari Seniman Internasional di Banyumas
Jumat, 25 Oktober 2024 16:38 Wib
"Metamorvoteart", kiat pacu partisipasi pemilih pemula melalui seni
Minggu, 20 Oktober 2024 11:21 Wib
Anak muda Solo sambut kepulangan Jokowi dengan seni mural
Sabtu, 19 Oktober 2024 22:15 Wib
Pemkab Temanggung hibahkan Rp4,2 miliar untuk 94 kelompok seni
Rabu, 16 Oktober 2024 14:03 Wib
Pj. Wali Kota Tegal: Pendidikan nonformal seni kreativitas amat penting
Kamis, 3 Oktober 2024 14:49 Wib
Seniman asal lokasi Festival Lima Gunung performa seni dari Afsel
Minggu, 29 September 2024 12:20 Wib
Nana Sudjana tinjau Kampung Seni Borobudur
Kamis, 26 September 2024 8:03 Wib