Siswa SMAN 1 Bangsri Jepara doa bersama untuk Ratu Kalinyamat
Jepara (ANTARA) - Ratusan siswa SMA Negeri 1 Bangsri, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, menggelar doa bersama untuk mensyukuri atas penetapan Ratu Kalinyamat sebagai pahlawan nasional, setelah melakukan penantian sejak 2007, Jumat.
Pada doa bersama yang berlangsung di halaman SMA Negeri 1 Bangsri itu siswa juga membawa poster atau gambar Ratu Kalinyamat sebagai pahlawan kebanggaan mereka.
"Kegiatan ini merupakan wujud syukur kami, akhirnya Ratu Kalinyamat ditetapkan sebagai pahlawan nasional," kata Kepala SMA Negeri 1 Bangsri Ngaripah di Jepara.
Ia menganggap Ratu Kalinyamat memang layak mendapatkan gelar pahlawan nasional, mengingat ikut serta dalam upaya mengusir penjajah.
Penganugerahan gelar pahlawan nasional kepada Ratu Kalinyamat yang menjadi pemimpin Jepara tahun 1549-1579 ini semakin meneguhkan posisi dan peran Jepara dalam pembangunan bangsa ini.
"Harapannya terhadap dunia pendidikan, sekolah akan berupaya untuk menyuarakan perjuangan Ratu Kalinyamat. Anak Jepara harus bangga atas penobatan itu," ujarnya.
Tentunya, kata dia, generasi muda tidak sekadar bangga bahwa Jepara memiliki dua sosok perempuan yang ditetapkan sebagai pahlawan nasional, yakni R.A. Kartini dan terbaru Ratu Kalinyamat, melainkan harus meneruskan perjuangannya dengan belajar rajin untuk meraih prestasi membanggakan.
"Mudah-mudahan perjuangan Ratu Kalinyamat sebagai sosok perempuan yang berani melawan penjajah Portugis menjadi inspirasi para siswa, tanpa kenal lelah meraih prestasi yang membanggakan bagi sekolah maupun pemerintah kabupaten," katanya.
Ketua OSIS SMA Negeri 1 Bangsri Ayu Sinta Barawati menganggap Ratu Kalinyamat merupakan sosok perempuan pemberani yang pernah menjadi pemimpin perempuan di Jepara.
"Semoga kami bisa meneladani sifat baik Ratu Kalinyamat menjadi seorang pemimpin yang bijaksana. Mudah-mudahan, nantinya muncul pemimpin-pemimpin perempuan asal Jepara," ujarnya berharap.
Dengan ditetapkannya Ratu Kalinyamat sebagai pahlawan nasional, maka Kabupaten Jepara terdapat tiga tokoh yang menjadi pahlawan nasional, dua sebelumnya yaitu R.A. Kartini dan dr. Cipto Mangunkusumo.
Pada doa bersama yang berlangsung di halaman SMA Negeri 1 Bangsri itu siswa juga membawa poster atau gambar Ratu Kalinyamat sebagai pahlawan kebanggaan mereka.
"Kegiatan ini merupakan wujud syukur kami, akhirnya Ratu Kalinyamat ditetapkan sebagai pahlawan nasional," kata Kepala SMA Negeri 1 Bangsri Ngaripah di Jepara.
Ia menganggap Ratu Kalinyamat memang layak mendapatkan gelar pahlawan nasional, mengingat ikut serta dalam upaya mengusir penjajah.
Penganugerahan gelar pahlawan nasional kepada Ratu Kalinyamat yang menjadi pemimpin Jepara tahun 1549-1579 ini semakin meneguhkan posisi dan peran Jepara dalam pembangunan bangsa ini.
"Harapannya terhadap dunia pendidikan, sekolah akan berupaya untuk menyuarakan perjuangan Ratu Kalinyamat. Anak Jepara harus bangga atas penobatan itu," ujarnya.
Tentunya, kata dia, generasi muda tidak sekadar bangga bahwa Jepara memiliki dua sosok perempuan yang ditetapkan sebagai pahlawan nasional, yakni R.A. Kartini dan terbaru Ratu Kalinyamat, melainkan harus meneruskan perjuangannya dengan belajar rajin untuk meraih prestasi membanggakan.
"Mudah-mudahan perjuangan Ratu Kalinyamat sebagai sosok perempuan yang berani melawan penjajah Portugis menjadi inspirasi para siswa, tanpa kenal lelah meraih prestasi yang membanggakan bagi sekolah maupun pemerintah kabupaten," katanya.
Ketua OSIS SMA Negeri 1 Bangsri Ayu Sinta Barawati menganggap Ratu Kalinyamat merupakan sosok perempuan pemberani yang pernah menjadi pemimpin perempuan di Jepara.
"Semoga kami bisa meneladani sifat baik Ratu Kalinyamat menjadi seorang pemimpin yang bijaksana. Mudah-mudahan, nantinya muncul pemimpin-pemimpin perempuan asal Jepara," ujarnya berharap.
Dengan ditetapkannya Ratu Kalinyamat sebagai pahlawan nasional, maka Kabupaten Jepara terdapat tiga tokoh yang menjadi pahlawan nasional, dua sebelumnya yaitu R.A. Kartini dan dr. Cipto Mangunkusumo.