Sandiaga minta santri manfaatkan teknologi digital
Rembang, Jateng (ANTARA) - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno meminta santri perempuan di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, memanfaatkan teknologi digital guna menciptakan peluang kerja dan usaha.
"Saya juga pernah mengalami keterpurukan, ketika kehilangan pekerjaan pada saat krisis moneter melanda Indonesia. Saat itu, belum ada digitalisasi, namun tidak menyerah tetap berupaya menciptakan peluang usaha," ujar Sandiaga saat menghadiri Halaqoh Interaktif "Perempuan Berdaya dan Berkarya" di Pondok Pesantren Al Hamidiyyah Lasem Kabupaten Rembang, Sabtu.
Ia berharap kisahnya itu bisa diamplifikasi dan diduplikasi para santri yang bisa mengambil manfaat dari kemajuan teknologi digital saat ini. Santri dipastikan juga mampu menciptakan ruang, mengambil peluang dan menjadi pemenang.
Apalagi, kata Sandiaga, perempuan hebat dan mandiri di Indonesia menyumbangkan 2/3 dari UMKM ekonomi kreatif. Mulai dari dari sub sektor kuliner, kriya, fesyen hingga penerbitan.
Hari Sabtu (16/9) ini, kata dia, mendapatkan inspirasi dari Khilma Anis yang merupakan pencipta buku novel Hati Suhita dari sub sektor penerbitan menjadi sub sektor film.
Bahkan, imbuh dia, filmnya juga akan tayang di "netflix" atau layanan streaming berbasis langganan yang sebelumnya sudah ditonton 500.000 penonton.
Dengan demikian, kata Sandiaga, karya perempuan perlu diapresiasi karena membuka peluang usaha dan lapangan kerja.
Menurut dia, santri perempuan sangat berpeluang karena sudah banyak santri yang sukses di berbagai bidang, salah satunya dari Khilma Anis.
"Jumlah santri di Tanah Air mencapai 5 juta lebih, sedangkan pondok pesantrennya lebih dari 28.000, sehingga menjadi kekuatan yang besar. Santri juga bisa menjadi pemimpin, seperti halnya Bupati Rembang yang juga seorang santri," ujarnya.
Pada kesempatan tersebut, dia mengajak semua elemen bangsa untuk memberikan apresiasi kepada para santri agar bisa menyumbangkan kontribusinya kepada negeri.
"Saya juga pernah mengalami keterpurukan, ketika kehilangan pekerjaan pada saat krisis moneter melanda Indonesia. Saat itu, belum ada digitalisasi, namun tidak menyerah tetap berupaya menciptakan peluang usaha," ujar Sandiaga saat menghadiri Halaqoh Interaktif "Perempuan Berdaya dan Berkarya" di Pondok Pesantren Al Hamidiyyah Lasem Kabupaten Rembang, Sabtu.
Ia berharap kisahnya itu bisa diamplifikasi dan diduplikasi para santri yang bisa mengambil manfaat dari kemajuan teknologi digital saat ini. Santri dipastikan juga mampu menciptakan ruang, mengambil peluang dan menjadi pemenang.
Apalagi, kata Sandiaga, perempuan hebat dan mandiri di Indonesia menyumbangkan 2/3 dari UMKM ekonomi kreatif. Mulai dari dari sub sektor kuliner, kriya, fesyen hingga penerbitan.
Hari Sabtu (16/9) ini, kata dia, mendapatkan inspirasi dari Khilma Anis yang merupakan pencipta buku novel Hati Suhita dari sub sektor penerbitan menjadi sub sektor film.
Bahkan, imbuh dia, filmnya juga akan tayang di "netflix" atau layanan streaming berbasis langganan yang sebelumnya sudah ditonton 500.000 penonton.
Dengan demikian, kata Sandiaga, karya perempuan perlu diapresiasi karena membuka peluang usaha dan lapangan kerja.
Menurut dia, santri perempuan sangat berpeluang karena sudah banyak santri yang sukses di berbagai bidang, salah satunya dari Khilma Anis.
"Jumlah santri di Tanah Air mencapai 5 juta lebih, sedangkan pondok pesantrennya lebih dari 28.000, sehingga menjadi kekuatan yang besar. Santri juga bisa menjadi pemimpin, seperti halnya Bupati Rembang yang juga seorang santri," ujarnya.
Pada kesempatan tersebut, dia mengajak semua elemen bangsa untuk memberikan apresiasi kepada para santri agar bisa menyumbangkan kontribusinya kepada negeri.