Mbak Ita ingin balai kota jadi "green building"
Semarang (ANTARA) - Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu ingin balai kota yang menjadi kantor pusat pemerintahan menjadi "green building" dengan penghijauan dan kebersihan dari sampah sehingga bisa menjadi percontohan.
"Saya mengecek halaman balaikota yang kurang bersih menurut saya, masih banyak puntung rokok dan plastik-plastik," kata Ita, sapaan akrab Hevearita, di Semarang, Jumat.
Ita juga menyempatkan berkeliling kawasan Balai Kota Semarang untuk melihat kebersihan, keasrian, dan penghijauan, apalagi di tengah musim kemarau panjang akibat terdampak El Nino.
Menurut dia, kebersihan dan keasrian balai kota menjadi sangat penting supaya siapapun yang berkunjung akan mendapat kesan yang baik, terutama tamu dari kabupaten/kota lainnya.
Perempuan pertama yang menjadi Wali Kota Semarang itu ingin memberi kesan mendalam kepada tamu dari kabupaten atau kota yang melakukan kunjungan ke Balai Kota Semarang.
Dengan halaman Balai Kota Semarang yang cantik dan perkantoran yang "green building", ia berharap Pemerintah Kota Semarang dapat menjadi percontohan dari kabupaten/kota lainnya dalam pengelolaan kantor pemerintahan.
“Karena kita semua tahu tadi ada beberapa kabupaten atau kota datang ke sini sehingga bisa memberi kesan yang lebih lagi di Kota Semarang. Bagaimana bisa menjadi kantor percontohan," katanya.
Khusus untuk tanaman, ia meminta dilakukan perawatan secara ekstra, terlebih saat musim kemarau seperti sekarang dengan penyiraman secara intensif dan pemberian pupuk berkala.
"Saya lihat tanaman-tanaman ini kurang 'didangiri' (dibersihkan dari rumput liar), kurang diberi pupuk, sehingga kurus-kurus dan tidak cantik dilihat," katanya.
Selain itu, Wali Kota Semarang ke-15 tersebut juga berharap dinas-dinas terkait dapat bergerak bersama dan dapat saling melengkapi dalam menciptakan Balai Kota Semarang sebagai "green building".
"Ini mestinya menjadi titik pusat di Kota Semarang, sehingga saya minta DisPerkim (Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman), DPU (DinasPekerjaan Umum), Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Pertanian nyengkuyung (bergotong royong) saling melengkapi," pungkasnya.
"Saya mengecek halaman balaikota yang kurang bersih menurut saya, masih banyak puntung rokok dan plastik-plastik," kata Ita, sapaan akrab Hevearita, di Semarang, Jumat.
Ita juga menyempatkan berkeliling kawasan Balai Kota Semarang untuk melihat kebersihan, keasrian, dan penghijauan, apalagi di tengah musim kemarau panjang akibat terdampak El Nino.
Menurut dia, kebersihan dan keasrian balai kota menjadi sangat penting supaya siapapun yang berkunjung akan mendapat kesan yang baik, terutama tamu dari kabupaten/kota lainnya.
Perempuan pertama yang menjadi Wali Kota Semarang itu ingin memberi kesan mendalam kepada tamu dari kabupaten atau kota yang melakukan kunjungan ke Balai Kota Semarang.
Dengan halaman Balai Kota Semarang yang cantik dan perkantoran yang "green building", ia berharap Pemerintah Kota Semarang dapat menjadi percontohan dari kabupaten/kota lainnya dalam pengelolaan kantor pemerintahan.
“Karena kita semua tahu tadi ada beberapa kabupaten atau kota datang ke sini sehingga bisa memberi kesan yang lebih lagi di Kota Semarang. Bagaimana bisa menjadi kantor percontohan," katanya.
Khusus untuk tanaman, ia meminta dilakukan perawatan secara ekstra, terlebih saat musim kemarau seperti sekarang dengan penyiraman secara intensif dan pemberian pupuk berkala.
"Saya lihat tanaman-tanaman ini kurang 'didangiri' (dibersihkan dari rumput liar), kurang diberi pupuk, sehingga kurus-kurus dan tidak cantik dilihat," katanya.
Selain itu, Wali Kota Semarang ke-15 tersebut juga berharap dinas-dinas terkait dapat bergerak bersama dan dapat saling melengkapi dalam menciptakan Balai Kota Semarang sebagai "green building".
"Ini mestinya menjadi titik pusat di Kota Semarang, sehingga saya minta DisPerkim (Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman), DPU (DinasPekerjaan Umum), Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Pertanian nyengkuyung (bergotong royong) saling melengkapi," pungkasnya.