"Fajar 2023", upaya mempercepat perluasan ekosistem halal di Jateng
Semarang (ANTARA) - Festival Jawa Tengah Syariah ("Fajar") 2023 yang digelar Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jateng mendorong percepatan perluasan ekosistem halal, khususnya sektor pariwisata ramah Muslim dan modest fesyen.
Sebagai ajang yang sudah keempat kalinya digelar sejak 2020, Fajar 2023 mengusung tema "Pengembangan Pariwisata Ramah Muslim Untuk Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Jawa Tengah yang Inklusif".
"Jadi, kalau tahun lalu kami fokus ke 'food', sektor makanan. Tahun ini juga melebarkan ke sektor lain, yakni pariwisata dan modest fesyen," kata Kepala Perwakilan BI Jateng Rahmat Dwisaputra, di Semarang, Rabu.
Dia mengakui, sektor makanan yang didominasi para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) merupakan hulu, sehingga disiapkan lebih awal, termasuk bagaimana UMKM mendapatkan sertifikasi halal.
Pada tahun ini, kata dia, perluasan ekosistem halal dilakukan ke sektor-sektor lainnya, yakni pariwisata dan fesyen untuk mendukung pariwisata ramah Muslim, khususnya di Jateng.
Ia menyebutkan bahwa pengembangan ekonomi syariah di Jateng sangat potensial dengan pangsa pasar 14 persen, didukung dengan pangsa aset perbankan syariah yang meningkat dari tahun sebelumnya sekitar 10,65 persen.
"Kredit syariah di Jawa Tengah juga meningkat sebesar 13,60 persen (yoy) pada triwulan II 2023. Jadi, insya Allah dengan ini Jateng akan siap mendukung pariwisata ramah Muslim," kata Rahmat.
Deputi Gubernur BI Juda Agung mengatakan bahwa Indonesia sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia memiliki potensi besar dalam pengembangan industri halal.
"Indonesia sebagai negara penduduk Muslim terbesar dunia harus bisa memperluas industri halalnya, dibandingkan negara yang berada di posisi puncak saat ini seperti Singapura dan Malaysia," katanya pula.
Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin menyampaikan dukungan pemerintah terhadap pengembangan ekosistem halal di wilayah itu, salah satunya dengan menambah fasilitas yang dibutuhkan.
"Setelah diumumkan Global Muslim Travel Index (GMTI) 2023 di Indonesia (peringkat pertama), kami berharap itu (wisatawan, Red.) bisa ke Jateng. Ada 35 ribu 'traveler' kumpul di Indonesia," kata Gus Yasin.
Sebagai komitmen pengembangan ekonomi syariah melalui perluasan industri halal tersebut, BI Jateng telah pengembangan Aplikasi Jasirah (Jejak Wisata Sejarah), Modest Fesyen Muslim.
Kemudian, penandatanganan letter of intent (LoI) business matching antara Organic Botanic Gida Turizm Ins. San. ve Tic. Ltd. Sti dengan lima UMKM binaan berbasis syariah.
Selain itu, BI Jateng, LPPOM MUI, dan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Jateng juga menandatangani perjanjian kerja sama percepatan sertifikasi halal bagi rumah potong ayam dan hewan.
Melengkapi berbagai program itu, BI Jateng pada kesempatan tersebut juga menyerahkan program dedikasi untuk negeri kepada tiga pondok pesantren dan kelompok sadar wisata di Jateng.
Sebagai ajang yang sudah keempat kalinya digelar sejak 2020, Fajar 2023 mengusung tema "Pengembangan Pariwisata Ramah Muslim Untuk Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Jawa Tengah yang Inklusif".
"Jadi, kalau tahun lalu kami fokus ke 'food', sektor makanan. Tahun ini juga melebarkan ke sektor lain, yakni pariwisata dan modest fesyen," kata Kepala Perwakilan BI Jateng Rahmat Dwisaputra, di Semarang, Rabu.
Dia mengakui, sektor makanan yang didominasi para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) merupakan hulu, sehingga disiapkan lebih awal, termasuk bagaimana UMKM mendapatkan sertifikasi halal.
Pada tahun ini, kata dia, perluasan ekosistem halal dilakukan ke sektor-sektor lainnya, yakni pariwisata dan fesyen untuk mendukung pariwisata ramah Muslim, khususnya di Jateng.
Ia menyebutkan bahwa pengembangan ekonomi syariah di Jateng sangat potensial dengan pangsa pasar 14 persen, didukung dengan pangsa aset perbankan syariah yang meningkat dari tahun sebelumnya sekitar 10,65 persen.
"Kredit syariah di Jawa Tengah juga meningkat sebesar 13,60 persen (yoy) pada triwulan II 2023. Jadi, insya Allah dengan ini Jateng akan siap mendukung pariwisata ramah Muslim," kata Rahmat.
Deputi Gubernur BI Juda Agung mengatakan bahwa Indonesia sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia memiliki potensi besar dalam pengembangan industri halal.
"Indonesia sebagai negara penduduk Muslim terbesar dunia harus bisa memperluas industri halalnya, dibandingkan negara yang berada di posisi puncak saat ini seperti Singapura dan Malaysia," katanya pula.
Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin menyampaikan dukungan pemerintah terhadap pengembangan ekosistem halal di wilayah itu, salah satunya dengan menambah fasilitas yang dibutuhkan.
"Setelah diumumkan Global Muslim Travel Index (GMTI) 2023 di Indonesia (peringkat pertama), kami berharap itu (wisatawan, Red.) bisa ke Jateng. Ada 35 ribu 'traveler' kumpul di Indonesia," kata Gus Yasin.
Sebagai komitmen pengembangan ekonomi syariah melalui perluasan industri halal tersebut, BI Jateng telah pengembangan Aplikasi Jasirah (Jejak Wisata Sejarah), Modest Fesyen Muslim.
Kemudian, penandatanganan letter of intent (LoI) business matching antara Organic Botanic Gida Turizm Ins. San. ve Tic. Ltd. Sti dengan lima UMKM binaan berbasis syariah.
Selain itu, BI Jateng, LPPOM MUI, dan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Jateng juga menandatangani perjanjian kerja sama percepatan sertifikasi halal bagi rumah potong ayam dan hewan.
Melengkapi berbagai program itu, BI Jateng pada kesempatan tersebut juga menyerahkan program dedikasi untuk negeri kepada tiga pondok pesantren dan kelompok sadar wisata di Jateng.