Dispertan Boyolali gelar bazar produksi pertanian
Boyolali (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah menggelar bazar hasil produksi tanaman segar hingga produk yang siap konsumsi dengan tema Pasar Aksi Bersama Pertanian (Aksata) 2023 di halaman Kantor Dinas Pertanian setempat, Senin.
Kepala Dispertan Boyolali Joko Suhartono mengatakan, pihaknya menggelar Aksata bekerja sama dengan Mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Yogyakarta dan diikuti 25 peserta baik dari Perum Bulog Surakarta, Pupuk Indonesia, Panah Merah, Kelompok Wanita Tani (KWT), dan sejumlah UMKM di Boyolali.
Joko Suhartono menyampaikan kegiatan Pasar Aksata tersebut bertujuan mengenalkan dan membantu memasarkan produk hasil pertanian yang dihasilkan oleh masyarakat dari berbagai wilayah di Kabupaten Boyolali.
Acara tersebut dibuka oleh Bupati Boyolali M Said Hidayat sekaligus memberikan bantuan usaha tani secara simbolis total senilai Rp1,58 miliar.
Bupati Boyolali M Said Hidayat mengapresiasi para pihak yang bersinergi dengan Dispertan dalam kegiatan pasar Aksata.
Ia mengakui, gejolak harga pangan hingga saat ini masih menjadi salah satu permasalahan yang dihadapi pemerintah dalam upaya mewujudkan ketahanan pangan. Harga pangan yang berfluktuasi akan mempengaruhi kesejahteraan petani selaku produsen pangan maupun masyarakat luas selaku konsumen.
Oleh karena itu, kata bupati, stabilisasi harga pangan menjadi salah satu tujuan prioritas dalam pembangunan nasional. Berbagai upaya dan kebijakan telah dilakukan oleh pemerintah, baik bersifat jangka pendek maupun panjang mengacu pada permasalahan utama yang terjadi selama ini yaitu tingginya disparitas harga antara produsen dan konsumen yang mengakibatkan keuntungan tidak proporsional antara pelaku usaha.
Harga yang tinggi di tingkat konsumen tidak menjamin petani (produsen) mendapatkan harga yang layak. Sehingga diperlukan keseimbangan harga yang saling menguntungkan, baik di tingkat produsen maupun konsumen.
Di sisi lain Kabupaten Boyolali memiliki berbagai jenis produk hasil pertanian, mulai dari produk segar hingga yang siap dikonsumsi.
Namun, berdasarkan permasalahan yang ada menjadikan produk hasil pertanian di Kabupaten Boyolali belum mampu bersaing dengan produk sejenis yang berasal dari daerah lain.
Bupati berharap kegiatan tersebut dapat meningkatkan kemampuan dan kapasitas serta kelembagaan petani dalam menjalankan usaha tani yang produktif, maju, modern, dan berkelanjutan serta dapat menjaga ketersediaan bahan pokok di Kabupaten Boyolali dengan harga wajar dan terjangkau serta dapat sebagai upaya pengendalian inflasi daerah.
Sementara itu, bantuan alat pertanian yang diberikan antara lain penyiang gulma, alat pasca panen kopi, mesin perajang tembakau, alat penyuling limbah tembakau kepada empat kelompok tani senilai Rp681,37 juta.
Lalu dana pembangunan jalan produksi, pembangunan jaringan irigasi tersier dan embung pertanian senilai Rp800 juta, serta paket bantuan sarana kegiatan pekarangan pangan lestari dan bantuan 10 varietas bibit untuk display varietas serta pupuk dan pestisida senilai Rp100 juta. Sehingga total keseluruhan bantuan senilai Rp1,58 miliar.
Kepala Dispertan Boyolali Joko Suhartono mengatakan, pihaknya menggelar Aksata bekerja sama dengan Mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Yogyakarta dan diikuti 25 peserta baik dari Perum Bulog Surakarta, Pupuk Indonesia, Panah Merah, Kelompok Wanita Tani (KWT), dan sejumlah UMKM di Boyolali.
Joko Suhartono menyampaikan kegiatan Pasar Aksata tersebut bertujuan mengenalkan dan membantu memasarkan produk hasil pertanian yang dihasilkan oleh masyarakat dari berbagai wilayah di Kabupaten Boyolali.
Acara tersebut dibuka oleh Bupati Boyolali M Said Hidayat sekaligus memberikan bantuan usaha tani secara simbolis total senilai Rp1,58 miliar.
Bupati Boyolali M Said Hidayat mengapresiasi para pihak yang bersinergi dengan Dispertan dalam kegiatan pasar Aksata.
Ia mengakui, gejolak harga pangan hingga saat ini masih menjadi salah satu permasalahan yang dihadapi pemerintah dalam upaya mewujudkan ketahanan pangan. Harga pangan yang berfluktuasi akan mempengaruhi kesejahteraan petani selaku produsen pangan maupun masyarakat luas selaku konsumen.
Oleh karena itu, kata bupati, stabilisasi harga pangan menjadi salah satu tujuan prioritas dalam pembangunan nasional. Berbagai upaya dan kebijakan telah dilakukan oleh pemerintah, baik bersifat jangka pendek maupun panjang mengacu pada permasalahan utama yang terjadi selama ini yaitu tingginya disparitas harga antara produsen dan konsumen yang mengakibatkan keuntungan tidak proporsional antara pelaku usaha.
Harga yang tinggi di tingkat konsumen tidak menjamin petani (produsen) mendapatkan harga yang layak. Sehingga diperlukan keseimbangan harga yang saling menguntungkan, baik di tingkat produsen maupun konsumen.
Di sisi lain Kabupaten Boyolali memiliki berbagai jenis produk hasil pertanian, mulai dari produk segar hingga yang siap dikonsumsi.
Namun, berdasarkan permasalahan yang ada menjadikan produk hasil pertanian di Kabupaten Boyolali belum mampu bersaing dengan produk sejenis yang berasal dari daerah lain.
Bupati berharap kegiatan tersebut dapat meningkatkan kemampuan dan kapasitas serta kelembagaan petani dalam menjalankan usaha tani yang produktif, maju, modern, dan berkelanjutan serta dapat menjaga ketersediaan bahan pokok di Kabupaten Boyolali dengan harga wajar dan terjangkau serta dapat sebagai upaya pengendalian inflasi daerah.
Sementara itu, bantuan alat pertanian yang diberikan antara lain penyiang gulma, alat pasca panen kopi, mesin perajang tembakau, alat penyuling limbah tembakau kepada empat kelompok tani senilai Rp681,37 juta.
Lalu dana pembangunan jalan produksi, pembangunan jaringan irigasi tersier dan embung pertanian senilai Rp800 juta, serta paket bantuan sarana kegiatan pekarangan pangan lestari dan bantuan 10 varietas bibit untuk display varietas serta pupuk dan pestisida senilai Rp100 juta. Sehingga total keseluruhan bantuan senilai Rp1,58 miliar.