IESP FEB Unsoed gelar Midyear International Conference 2023
menjadi wujud nyata kontribusi akademisi terhadap perkembangan berbagai potensi ekonomi perdesaan
Purwokerto (ANTARA) - Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan (IESP) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto melaksanakan kegiatan seminar dan konferensi ilmiah internasional dengan tema "Creativity, Innovation, Entrepreneurship and Leadership for Sustainable Rural Development".
Kegiatan bertajuk Midyear International Conference (MYIC) 2023 yang direncanakan akan menjadi agenda rutin tahunan itu digelar secara hibrida di Auditorium Lantai 6 Laboratorium Terpadu FEB Unsoed, Selasa (18/7), serta diikuti 54 peserta secara luring dan 198 peserta secara daring melalui Zoom Meeting.
Ketua Panitia MYIC 2023, Dr. E. Suharno, SE., M.Sc. mengatakan dalam penyelenggaraan seminar tersebut, Jurusan IESP bekerja sama dan berkolaborasi dengan berbagai pihak di antaranya ASEAN, Asia Committee for Small Business (ACSB), MCorp, Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia, dan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI).
Selain itu, kata dia, beberapa perguruan tinggi mendukung acara tersebut dengan berperan sebagai co-host di antaranya Universitas Sriwijawa Palembang, Universitas Trilogi Jakarta, dan Universitas La Tansa Mashiro Banten.
Sementara saat memberi sambutan dalam pembukaan MYIC 2023, Rektor Unsoed Prof. Dr. Ir. Akhmad Sodiq, M.Sc. Agr., IPU. mengharapkan kegiatan yang diselenggarakan oleh Jurusan IESP FEB Unsoed itu menjadi wujud nyata kontribusi akademisi terhadap perkembangan berbagai potensi ekonomi perdesaan.
"Itu sesuai dengan visi Universitas Jenderal Soedirman," tegasnya.
Agenda pertama MYIC 2023 diisi dengan seminar yang disampaikan oleh lima narasumber dari berbagai institusi dengan kepakarannya masing-masing. Seminar yang dimoderatori oleh dosen Jurusan IESP M. Farid Alfarisy, SE., M.Sc. itu terbagi kedalam dua sesi dan berjalan menarik.
Sesi pertama disampaikan oleh tiga narasumber, yaitu Hermawan Kartajaya dari MCorp, Blesila A. Lantayona yang merupakan Chair Person ACCMSME, dan Assoc. Prof. Dr. Siti Aznoor binti Ahmad dari Universitas Utara Malaysia.
Dalam hal ini, Hermawan Kartajaya menyampaikan materi terkait pentingnya kolaborasi didasari dengan kreativitas, inovasi, dan kepemimpinan dalam kewirausahaan untuk meningkatkan kinerja bisnis.
Secara lebih luas, dia menyampaikan bahwa kinerja bisnis perlu dikolaborasikan secara komprehensif antara pemerintah, pelaku usaha, dan seluruh elemen masyarakat. Dari MDG’s, SDG’s, hingga IDG’s (Inner Development Goals).
Sementara narasumber kedua, yaitu Blesila A. Lantayona menyampaikan tentang peran penting ASEAN dalam menunjang perekonomian ASIA secara umum. Secara lebih spesifik, dia menyoroti peran UMKM di wilayah ASEAN yang memiliki peran sangat krusial.
Baca juga: Unsoed Purwokerto dan PNU Thailand perkuat kerja sama bidang pendidikan-riset
Menurut dia, UMKM di wilayah ASEAN terbukti mampu berkontribusi optimal terhadap perekonomian masyarakatnya. Oleh karena itu, UMKM di wilayah ASEAN perlu untuk terus ditingkatkan kemampuannya terlebih pasca pandemi COVID-19 dan menyambut era perdagangan yang lebih luas.
Narasumber berikutnya Assoc. Prof. Dr. Siti Aznoor binti Ahmad menyampaikan tentang pentingnya social enterprises. Bisnis tidak hanya sekedar mencari keuntungan semata, lebih dari itu bisnis bisa dilakukan dengan tujuan yang lebih luas dengan memperhatikan keuntungan untuk masyarakat
.
Sesi kedua seminar dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh dua orang narasumber. Pemateri pertama, Prof. Indah Susilowati, Ph.D. dari Universitas Diponegoro yang menyampaikan materi terkait dengan pentingnya leadership bagi keberlanjutan sumber daya khususnya di Indonesia.
Menurut dia, SDG’s menjadi patokan bagaimana Indonesia harus mampu mengelola sumber daya dan membagi peran antar berbagai pihak terkait.
Dia mengatakan SDG’s memiliki filosofi kesetaraan dan kesejahteraan bersama dengan tajuk utama "Leave no one behind", sehingga hal ini menjadi tantangan tersendiri pada konteks Indonesia dengan berbagai keberagamannya.
Pemateri terakhir, yaitu Judit Katonane Kovacs, Ph.D. dari Debreceen University, Hungaria. Kovacs menyampaikan materi terkait tentang pentingnya inovasi dan adaptasi bagi para pelaku UMKM khususnya di wilayah perdesaan. Menurut dia, pergeseran pola konsumsi dan bisnis menuntut adaptasi yang cepat bagi para pelaku usaha.
Sesi seminar ditutup dengan diskusi yang disampaikan peserta baik yang hadir luring maupun daring.
Pada MYIC 2023 ini juga diadakan call for book chapters dan call for paper yang dibuka secara umum bagi berbagai penulis di dalam maupun luar negeri. Panitia berhasil mengumpulkan 33 naskah book chapter dan terseleksi menjadi 23 judul terpilih setelah dilakukan proses reviu oleh pereviu.
Ke-23 judul book chapter tersebut ditulis oleh berbagai penulis dari 11 institusi perguruan tinggi Indonesia dan satu perguruan tinggi dari Singapura. Ringkasan book chapter terpilih dipaparkan oleh Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsoed Prof. Wiwiek R. Adawiyah, M.Sc., Ph.D.
MYIC 2023 ini juga menjadi ajang presentasi 84 mahasiswa peserta program MBKM Riset. Puluhan mahasiswa FEB Unsoed yang telah melaksanakan program MBKM Riset menyajikan hasil riset yang dihasilkan serta rekomendasinya.
Baca juga: Akademisi Unsoed : Hak anak belum sepenuhnya diberikan
Setelah rehat, acara dilanjutkan dengan sesi paralel yang dibagi menjadi 13 ruangan yang terdiri dari 8 ruangan luring dan 5 ruangan daring. Ke-13 ruangan tersebut untuk menampung 133 paper yang akan dipresentasikan oleh masing-masing penulis.
Ke-133 paper ilmiah tersebut ditulis oleh penulis dari berbagai perguruan tinggi dalam dan luar negeri. Berdasarkan penilaian dari moderator masing-masing ruangan terpilih tiga presenter terbaik dan satu paper terbaik.
Presenter terbaik pertama, kedua, dan ketiga secara berturut-turut didapatkan oleh Ruby Faozan Qomaruzzaman, Rudiyanto, dan Rian Dwi Utami. Ketiganya berhak mendapatkan hadiah sebesar Rp750.00, Rp500.000, dan Rp250.000. Sedangkan kategori paper terbaik diterima oleh Firsty Ramadhona Amalia Lubis dengan judul “Sectoral Analysis of Carbon Emissions and Economic Factors: Dinamis Model”.
Penulis yang merupakan mahasiswa Program Doktor Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsoed itu berhak mendapatkan hadiah sebesar Rp1.000.000. Hasil keputusan panitia tersebut diumumkan oleh Ketua Jurusan IESP FEB Unsoed Dr. Lilis Siti Badriah, SE., M.Si.
Sesi Akhir MYIC 2023 ditutup secara resmi oleh Wakil Dekan Bidang Umum dan Keungan FEB Unsoed Dr. Ratno Purnomo, SE., M.Sc. Dalam sambutannya, Ratno menyampaikan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah bekerja sama untuk menyelenggarakan kegiatan ini.
Menurut dia, pihak panitia yang telah bekerja keras mempersiapkan kegiatan, narasumber sesi seminar, para kontributor naskah untuk book chapter dan paper, mitra yang telah berkolaborasi seperti MCorp, ACSB, Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia, ISEI Purwokerto, serta universitas mitra yang telah bekerja sama dan bahu-membahu untuk suksesnya acara ini.
Ia mengharapkan MYIC 2023 memberikan manfaat untuk masyarakat secara umum, khususnya bagi pengembangan ekonomi daerah wilayah perdesaan.
Baca juga: Unsoed Purwokerto gelar KKN internasional di Thailand
Baca juga: Unsoed bersama Bank Indonesia dampingi akselerasi sertifikasi halal bagi UMKM
Baca juga: Dosen Unsoed: Banyumas merupakan daerah endemis rayap
Kegiatan bertajuk Midyear International Conference (MYIC) 2023 yang direncanakan akan menjadi agenda rutin tahunan itu digelar secara hibrida di Auditorium Lantai 6 Laboratorium Terpadu FEB Unsoed, Selasa (18/7), serta diikuti 54 peserta secara luring dan 198 peserta secara daring melalui Zoom Meeting.
Ketua Panitia MYIC 2023, Dr. E. Suharno, SE., M.Sc. mengatakan dalam penyelenggaraan seminar tersebut, Jurusan IESP bekerja sama dan berkolaborasi dengan berbagai pihak di antaranya ASEAN, Asia Committee for Small Business (ACSB), MCorp, Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia, dan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI).
Selain itu, kata dia, beberapa perguruan tinggi mendukung acara tersebut dengan berperan sebagai co-host di antaranya Universitas Sriwijawa Palembang, Universitas Trilogi Jakarta, dan Universitas La Tansa Mashiro Banten.
Sementara saat memberi sambutan dalam pembukaan MYIC 2023, Rektor Unsoed Prof. Dr. Ir. Akhmad Sodiq, M.Sc. Agr., IPU. mengharapkan kegiatan yang diselenggarakan oleh Jurusan IESP FEB Unsoed itu menjadi wujud nyata kontribusi akademisi terhadap perkembangan berbagai potensi ekonomi perdesaan.
"Itu sesuai dengan visi Universitas Jenderal Soedirman," tegasnya.
Agenda pertama MYIC 2023 diisi dengan seminar yang disampaikan oleh lima narasumber dari berbagai institusi dengan kepakarannya masing-masing. Seminar yang dimoderatori oleh dosen Jurusan IESP M. Farid Alfarisy, SE., M.Sc. itu terbagi kedalam dua sesi dan berjalan menarik.
Sesi pertama disampaikan oleh tiga narasumber, yaitu Hermawan Kartajaya dari MCorp, Blesila A. Lantayona yang merupakan Chair Person ACCMSME, dan Assoc. Prof. Dr. Siti Aznoor binti Ahmad dari Universitas Utara Malaysia.
Dalam hal ini, Hermawan Kartajaya menyampaikan materi terkait pentingnya kolaborasi didasari dengan kreativitas, inovasi, dan kepemimpinan dalam kewirausahaan untuk meningkatkan kinerja bisnis.
Secara lebih luas, dia menyampaikan bahwa kinerja bisnis perlu dikolaborasikan secara komprehensif antara pemerintah, pelaku usaha, dan seluruh elemen masyarakat. Dari MDG’s, SDG’s, hingga IDG’s (Inner Development Goals).
Sementara narasumber kedua, yaitu Blesila A. Lantayona menyampaikan tentang peran penting ASEAN dalam menunjang perekonomian ASIA secara umum. Secara lebih spesifik, dia menyoroti peran UMKM di wilayah ASEAN yang memiliki peran sangat krusial.
Baca juga: Unsoed Purwokerto dan PNU Thailand perkuat kerja sama bidang pendidikan-riset
Menurut dia, UMKM di wilayah ASEAN terbukti mampu berkontribusi optimal terhadap perekonomian masyarakatnya. Oleh karena itu, UMKM di wilayah ASEAN perlu untuk terus ditingkatkan kemampuannya terlebih pasca pandemi COVID-19 dan menyambut era perdagangan yang lebih luas.
Narasumber berikutnya Assoc. Prof. Dr. Siti Aznoor binti Ahmad menyampaikan tentang pentingnya social enterprises. Bisnis tidak hanya sekedar mencari keuntungan semata, lebih dari itu bisnis bisa dilakukan dengan tujuan yang lebih luas dengan memperhatikan keuntungan untuk masyarakat
.
Sesi kedua seminar dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh dua orang narasumber. Pemateri pertama, Prof. Indah Susilowati, Ph.D. dari Universitas Diponegoro yang menyampaikan materi terkait dengan pentingnya leadership bagi keberlanjutan sumber daya khususnya di Indonesia.
Menurut dia, SDG’s menjadi patokan bagaimana Indonesia harus mampu mengelola sumber daya dan membagi peran antar berbagai pihak terkait.
Dia mengatakan SDG’s memiliki filosofi kesetaraan dan kesejahteraan bersama dengan tajuk utama "Leave no one behind", sehingga hal ini menjadi tantangan tersendiri pada konteks Indonesia dengan berbagai keberagamannya.
Pemateri terakhir, yaitu Judit Katonane Kovacs, Ph.D. dari Debreceen University, Hungaria. Kovacs menyampaikan materi terkait tentang pentingnya inovasi dan adaptasi bagi para pelaku UMKM khususnya di wilayah perdesaan. Menurut dia, pergeseran pola konsumsi dan bisnis menuntut adaptasi yang cepat bagi para pelaku usaha.
Sesi seminar ditutup dengan diskusi yang disampaikan peserta baik yang hadir luring maupun daring.
Pada MYIC 2023 ini juga diadakan call for book chapters dan call for paper yang dibuka secara umum bagi berbagai penulis di dalam maupun luar negeri. Panitia berhasil mengumpulkan 33 naskah book chapter dan terseleksi menjadi 23 judul terpilih setelah dilakukan proses reviu oleh pereviu.
Ke-23 judul book chapter tersebut ditulis oleh berbagai penulis dari 11 institusi perguruan tinggi Indonesia dan satu perguruan tinggi dari Singapura. Ringkasan book chapter terpilih dipaparkan oleh Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsoed Prof. Wiwiek R. Adawiyah, M.Sc., Ph.D.
MYIC 2023 ini juga menjadi ajang presentasi 84 mahasiswa peserta program MBKM Riset. Puluhan mahasiswa FEB Unsoed yang telah melaksanakan program MBKM Riset menyajikan hasil riset yang dihasilkan serta rekomendasinya.
Baca juga: Akademisi Unsoed : Hak anak belum sepenuhnya diberikan
Setelah rehat, acara dilanjutkan dengan sesi paralel yang dibagi menjadi 13 ruangan yang terdiri dari 8 ruangan luring dan 5 ruangan daring. Ke-13 ruangan tersebut untuk menampung 133 paper yang akan dipresentasikan oleh masing-masing penulis.
Ke-133 paper ilmiah tersebut ditulis oleh penulis dari berbagai perguruan tinggi dalam dan luar negeri. Berdasarkan penilaian dari moderator masing-masing ruangan terpilih tiga presenter terbaik dan satu paper terbaik.
Presenter terbaik pertama, kedua, dan ketiga secara berturut-turut didapatkan oleh Ruby Faozan Qomaruzzaman, Rudiyanto, dan Rian Dwi Utami. Ketiganya berhak mendapatkan hadiah sebesar Rp750.00, Rp500.000, dan Rp250.000. Sedangkan kategori paper terbaik diterima oleh Firsty Ramadhona Amalia Lubis dengan judul “Sectoral Analysis of Carbon Emissions and Economic Factors: Dinamis Model”.
Penulis yang merupakan mahasiswa Program Doktor Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsoed itu berhak mendapatkan hadiah sebesar Rp1.000.000. Hasil keputusan panitia tersebut diumumkan oleh Ketua Jurusan IESP FEB Unsoed Dr. Lilis Siti Badriah, SE., M.Si.
Sesi Akhir MYIC 2023 ditutup secara resmi oleh Wakil Dekan Bidang Umum dan Keungan FEB Unsoed Dr. Ratno Purnomo, SE., M.Sc. Dalam sambutannya, Ratno menyampaikan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah bekerja sama untuk menyelenggarakan kegiatan ini.
Menurut dia, pihak panitia yang telah bekerja keras mempersiapkan kegiatan, narasumber sesi seminar, para kontributor naskah untuk book chapter dan paper, mitra yang telah berkolaborasi seperti MCorp, ACSB, Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia, ISEI Purwokerto, serta universitas mitra yang telah bekerja sama dan bahu-membahu untuk suksesnya acara ini.
Ia mengharapkan MYIC 2023 memberikan manfaat untuk masyarakat secara umum, khususnya bagi pengembangan ekonomi daerah wilayah perdesaan.
Baca juga: Unsoed Purwokerto gelar KKN internasional di Thailand
Baca juga: Unsoed bersama Bank Indonesia dampingi akselerasi sertifikasi halal bagi UMKM
Baca juga: Dosen Unsoed: Banyumas merupakan daerah endemis rayap