Kudus (ANTARA) - Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) berkolaborasi dengan Komisi IV DPR RI mengadakan sosialisasi dan expo "Sawit Baik Indonesia 2023" sebagai bentuk edukasi terhadap masyarakat agar memahami dan mengetahui kelapa sawit sebagai komoditas strategis.
"Produk turunan dari kelapa sawit juga banyak. Tetapi, BPDPKS dan Lembaga Kajian Strategi dan Pembangunan Pemerintah (LKSP) sebagai mitra kerja Komisi XI DPR RI, maka kami ingin mengenalkan hasil produknya kepada masyarakat," kata Anggota Komisi XI DPR RI Musthofa ditemui di sela-sela sosialisasi dan expo "Sawit Baik Indonesia 2023" di aula Balai Desa Gulang, Kecamatan Mejobo, Kudus, Jawa Tengah, Minggu.
Acara tersebut, terselenggara berkat kerja sama antara Anggota DPR RI Musthofa dengan LKSP selaku penyelenggara dan didukung oleh BPDPKS selaku pendukung pendanaan dihadiri oleh masyarakat di Kudus.
Produk yang dihasilkan dari kelapa sawit, kata dia, tidak hanya minyak goreng, melainkan ada lipstik yang dipakai ibu-ibu dan juga sabun merupakan produk turunan sawit. Biodisel juga merupakan salah satu produk turunan sawit.
Menurut dia sawit merupakan salah satu produk andalan, mengingat luas lahan kelapa sawit di Indonesia yang mencapai 16,8 juta hektare dengan produksi mencapai 48,23 juta ton pada tahun 2022. Potensi ini menjadikan Indonesia sebagai produsen kelapa sawit terbesar di dunia dengan kontribusi sekitar 54 persen terhadap pangsa pasar global.
"Tahun lalu komoditas sawit juga menjadi salah satu penyumbang terbesar untuk penghasil ekspor," ujarnya.
Perwakilan LPSK Lutfi Ramadhan menambahkan kegiatan sosialisasi ini merupakan ikhtiar bagi pemerintah untuk mengenalkan produk turunan sawit di Kabupaten Kudus yang tidak ada tanaman sawitnya.
"Kegiatan ini sangat bagus untuk kita belajar apa aja yang bisa dihasilkan kelapa sawit untuk kehidupan sehari-hari. Diharapkan industri kelapa sawit bisa berkembang dan bisa selalu memberikan manfaat," ujarnya.
Hal terpenting, kata dia, untuk memiliki visi ekonomi hijau, sehingga produk sawit harus dikenalkan bahwa tidak hanya memiliki produk minyak goreng tetapi juga punya visi ketahanan energi dan pangan.
Komoditas sawit, kata dia, sebagai produk energi yang bisa dimaksimalkan untuk bahan bakar. Di dunia juga lagi krisis energi, sehingga Indonesia sebagai produsen kelapa sawit terbesar bisa menjawab ini dengan meningkatkan kualitas pengelolaannya dan tata kelolanya.
Baca juga: BRIN teliti manfaat limbah sawit sebagai sumber energi terbarukan