Boyolali (ANTARA) - Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah menyebutkan telah menyiapkan ratusan anggota tim pendamping keluarga (TPK) untuk penanganan percepatan penurunan kasus stunting di wilayah itu.
Ada sebanyak 818 TPK dari 2.464 kader yang tersebar di 22 kecamatan di Boyolali yang disiapkan dan sedang mengikuti peningkatan pelatihan pengetahuan dan keterampilan untuk percepatan penurunan stunting, kata Kepala DP2KBP3A Kabupaten Boyolali, Ratri S Survivalila, di Boyolali, Minggu.
"Kegiatan peningkatan pelatihan pengetahuan dan keterampilan bagi 818 TPK sedang berjalan satu pekan ini, dan akan selesai pada pertengahan Maret mendatang," kata Ratri.
Petugas TPK tersebut terdiri atas tiga unsur, yakni tenaga bidan, kader pembinaan kesejahteraan keluarga (PKK), dan kader keluarga berencana (KB). Mereka disiapkan untuk percepatan penurunan kasus stunting di daerah. TPK rata-rata setiap rukun tetangga (RT) sebanyak dua hingga tiga anggota, karena kader TPK satu tim ada tiga orang.
"TPK itu, bertugas mendampingi keluarga dengan kasus balita stunting dan keluarga yang berisiko stunting. TPK rata-rata setiap di rukun tetangga (RT) sebanyak dua hingga tiga TPK. Karena, kader TPK satu tim ada tiga orang," katanya.
Ada lima sasaran yang didampingi keluarga yang berisiko stunting antara lain calon pengantin, ibu hamil, bayi usia dua tahun, bayi usia lima tahun, dan ibu pascabersalin.
Sementara itu, berdasarkan data terbaru kasus stunting di Boyolali tahun ini, sekitar 7,06 persen dengan jumlah kasus sebanyak 4.137 kasus atau menurun dibanding tahun sebelumnya sekitar 8 persen.
Selain itu, Pemkab Boyolali melalui Dinas Kesehatan setempat juga melaksanakan program kolaborasi edukasi gizi dan pendampingan intensif stunting (Kepiting) untuk menekan angka stunting, di Balai Desa Cerme Kecamatan Juwangi.
Menurut Kepala Dinkes Boyolali dokter Puji Astuti inovasi program Kepiting yang digelar di Kecamatan Juwangi kolaborasi edukasi gizi dan pendampingan intensif untuk percepatan penurunan stunting. Sasarannya Balita stunting dan keluarga yang beresiko stunting.
Puji Astuti menyampaikan program baru diambil satu desa untuk percontohan, dimana dilakukan edukasi tentang stunting. Sasaran untuk satu desa menjadi sampel adalah empat ibu hamil dan tujuh Balita.
Rencana selanjutnya dengan pengukuran ulang apakah betul balita yang diukur stunting itu, betul-betul stunting. Jika dari pengukuran ulang betul stunting, maka dibuat buku panduan untuk menyusun menu konsumsi setiap harinya sesuai kelompok umur.
"Kami lihat kepatuhan terhadap penyajian menunya selama tiga bulan bagaimana hasilnya dengan pendampingan kader," katanya.
Dia mengatakan secara umum kondisi kasus tunting di Boyolali sudah terkendali. Artinya, jumlah kasus stunting di Boyolali dibandingkan kasus nasional masih di bawahnya. Jumlah balita stunting di Boyolali, sekitar 7,06 persen dengan jumlah kasus sebanyak 4.137 kasus. Sedangkan dibanding nasional pada angka sekitar 21 persen. ***3***
Berita Terkait
RSGM Soelastri ajak ratusan anak di Solo jaga kesehatan gigi
Kamis, 14 November 2024 14:27 Wib
Ratusan lapak pedagang ludes akibat kebakaran di Pasar Gubug Grobogan
Selasa, 5 November 2024 14:58 Wib
Massa Aliansi Masyarakat Jawa Tengah Menggugat demo di PN Batang
Kamis, 31 Oktober 2024 15:37 Wib
Ratusan pesepeda dari berbagai daerah ikuti Tour de Muria 2024
Kamis, 31 Oktober 2024 14:17 Wib
Ratusan warga Mojosongo Solo ikuti kegiatan tebus murah bahan pokok
Kamis, 31 Oktober 2024 5:32 Wib
Polisi ringkus pembobol bengkel rugikan ratusan juta rupiah
Selasa, 22 Oktober 2024 20:55 Wib
Ratusan santri bersihkan Sungai Pengging peringati Hari Santri 2024
Selasa, 22 Oktober 2024 13:58 Wib
NEST salurkan ratusan paket bantuan untuk warga Terboyo Wetan
Sabtu, 19 Oktober 2024 16:09 Wib