Purwokerto (ANTARA) - Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Purwokerto Rony Hartawan menilai masa mudik lebaran dapat menjadi momentum untuk meningkatkan geliat perekonomian daerah pascapandemi COVID-19.
"Apalagi jumlah pemudik pada Lebaran 2023 mendatang diprediksi akan mengalami peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya seiring dengan adanya berbagai pelonggaran pascapandemi," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Kamis.
Terkait dengan hal itu, dia mengajak pemerintah daerah di wilayah kerja KPw BI Purwokerto yang meliputi Kabupaten Banyumas, Cilacap, Purbalingga, dan Banjarnegara untuk memanfaatkan momentum mudik Lebaran 2023 sebagai ajang peningkatan pertumbuhan ekonomi.
Menurut dia, banyak hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan perekonomian daerah pada masa mudik lebaran, antara lain dari sisi potensi peningkatan kinerja pariwisata, potensi peningkatan daya beli masyarakat, serta potensi peningkatan kinerja hotel, restoran, dan kafe (horeka).
"Dalam hal potensi peningkatan kinerja pariwisata dapat dilakukan dengan mendorong penyelenggaraan atraksi, penambahan wahana, renovasi wahana yang sudah usang, atau pemberian promo khusus lebaran di destinasi wisata sebagai upaya untuk meningkatkan minat masyarakat berwisata," jelasnya.
Baca juga: Beras penyumbang terbesar inflasi Januari di Purwokerto-Cilacap
Rony mengatakan dalam kaitannya potensi peningkatan daya beli masyarakat dapat dilakukan dengan mendorong pameran di pusat perbelanjaan dan bisa juga dengan membuka pasar kuliner Ramadhan di daerah padat penduduk.
Sementara dalam potensi peningkatan kinerja horeka, kata dia, dapat dilakukan dengan mendorong sektor horeka untuk memberikan promo atau paket selama bulan puasa (Ramadhan, red.) seperti paket buka puasa bersama.
Menurut dia, penjual suvenir maupun roti kering juga sebaiknya sudah melakukan promosi satu bulan sebelumnya sebagai upaya untuk menangkap animo pasar.
"Selain potensi-potensi tersebut, penguatan persediaan pangan juga perlu dilakukan menjelang momentum mudik," katanya.
Baca juga: Inilah pemicu inflasi November di Purwokerto-Cilacap
Dalam hal ini, kata dia, pedagang besar sebaiknya mulai memperbanyak suplai barang terutama barang-barang tahan lama, paling tidak dua kali persediaan pada kondisi normal agar dapat memenuhi peningkatan permintaan pembeli.
Menurut dia, pemerintah daerah juga perlu memastikan kelancaran lalu lintas seperti perbaikan terhadap jalan berlubang terutama di ruas jalan kabupaten, pembukaan pos polisi pada titik-titik rawan bencana, penentuan sistem buka tutup jalan jika diperlukan, dan penugasan polisi pada tempat keramaian khususnya destinasi wisata.
"Sempat terpikirkan juga agar dilakukan uji coba lalu lintas dua arah yang mungkin bisa meningkatkan animo pedagang kaki lima," kata Rony menyoroti pemberlakuan lalu lintas satu arah pada sejumlah ruas jalan di Purwokerto yang diterapkan sejak pandemi COVID-19.
Kendati demikian, dia mengatakan dari semua itu yang tidak kalah penting adalah tetap menjaga inflasi pada level rendah dan stabil karena peningkatan daya beli masyarakat pasti akan berimbas pada peningkatan harga.
Oleh karena itu, kata dia, perlu upaya penyeimbang seperti pasar murah atau operasi pasar untuk menjaga tingkat harga, terutama komoditas pangan (volatile food) yang sering kali menjadi pemicu inflasi.
Baca juga: Kendalikan inflasi, BI Purwokerto-TPID Banjarnegara perkuat sinergi