Jepara (ANTARA) - PT Pertamina menjadwalkan pengiriman pasokan bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite, Dexlite maupun Biosolar sebanyak 100 kiloliter ke Pulau Karimunjawa, Kecamatan Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, Rabu (4/1).
"Rencananya pengiriman akan menggunakan kapal KRI, sedangkan BBM yang dikirimkan menggunakan truk tangki Pertamina yang diangkut kapal perang tersebut," kata Area Manager Communication, Relations, and Corporate Social Responsibility (CSR) Regional Jawa Bagian Tengah PT Pertamina Patra Niaga Brasto Galih Nugroho di Jepara, Selasa.
Adapun total BBM yang dikirimkan, kata dia, sebanyak 100 kiloliter (Kl), meliputi Pertalite 30 kiloliter, Solar 65 kiloliter, dan Dexlite 5 kiloliter.
Jadwal pengirimannya, imbuh dia, Rabu (4/1) pukul 06.00 WIB diberangkatkan dari Pelabuhan Tanjung Emas Semarang. Sedangkan kapal perang tersebut diperkirakan tiba di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang hari ini (3/1).
Sebelum ada bantuan pengiriman menggunakan kapal perang, PT Pertamina juga sudah mempersiapkan kapal yang sudah terisi dengan BBM jenis Pertalite dan Solar karena saat itu stok Dexlite di Karimunjawa masih tersedia.
Akan tetapi, karena cuaca di laut belum mendukung akhirnya rencana pengiriman BBM hingga saat ini tertunda.
Permintaan Pertalite di Karimunjawa setiap harinya sebanyak 1.900 liter, sedangkan solar sebanyak 3.800 liter dan Dexlite sebanyak 37 liter per harinya.
Warga Karimunjawa sendiri merasakan stok Pertalite menipis sejak Kamis (23/12), sedangkan Minggu (26/12) benar-benar habis, sehingga mobilitas masyarakat menggantungkan pada stok BBM yang tersedia di tangki kendaraannya masing-masing.
Beberapa hari lalu, juga tersedia BBM jenis Pertamax yang dijual dengan harga Rp18.000 per liter, namun karena animo masyarakat cukup tinggi tidak semua warga mendapatkan karena keburu habis.
Habisnya stok Pertalite di Kecamatan Karimunjawa disebabkan karena memasuki musim baratan yang ditandai dengan gelombang tinggi di laut. Kondisi demikian, mengakibatkan penghentian semua aktivitas di laut karena tidak aman, termasuk kapal penyeberangan dari Jepara ke Karimunjawa.