Angka prevalensi stunting di Purbalingga ditargetkan terus turun
Purbalingga (ANTARA) - Wakil Bupati Purbalingga Sudono mengharapkan angka prevalensi stunting di daerah itu bisa diturunkan kembali meskipun saat ini telah berada di bawah target nasional.
Saat membuka Rapat Koordinasi Evaluasi dan Tindak Lanjut Pelaksanaan Audit Kasus Stunting Tingkat Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, Rabu, ia mengatakan angka prevalensi stunting di daerah itu sudah berada di posisi aman karena di angka 13,79 persen dan secara nasional ditargetkan sebesar 14 persen pada tahun 2024.
Hal itu diketahui berdasarkan Pencatatan dan Pemantauan Gizi Berbasis Masyarakat secara elektronik (e-PPGBM) yang merupakan laporan hasil kegiatan di setiap posyandu, prevalensi stunting Kabupaten Purbalingga 13,79 persen per bulan Agustus 2022 atau 7.620 balita stunting dari 55.254 balita yang ada.
"Sekarang sudah berada di angka 13,79 persen dan tinggal kita mempertahankan agar pada 2024 tetap berada di bawah target nasional. Harapan saya diturunkan lagi, setidaknya berada pada angka 13,3 persen," katanya.
Ia mengatakan sebagai salah satu aksi percepatan penurunan stunting, audit kasus stunting (AKS) merupakan kegiatan prioritas yang perlu mendapat perhatian.
Ia menjelaskan audit kasus stunting kegiatan identifikasi faktor penyebab langsung stunting di tingkat individu.
"Penyebab ini berasal dari individu seperti pada calon pengantin, ibu hamil, ibu nifas, dan balita," ujarnya.
Wabup Sudono mengharapkan dengan kegiatan audit kasus stunting dapat diketahui penyebab terjadinya kasus stunting, sehingga bisa dilakukan pencegahan terjadinya kasus serupa serta dilakukan perbaikan tata laksana penanganan kasus yang ada.
Saat membuka Rapat Koordinasi Evaluasi dan Tindak Lanjut Pelaksanaan Audit Kasus Stunting Tingkat Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, Rabu, ia mengatakan angka prevalensi stunting di daerah itu sudah berada di posisi aman karena di angka 13,79 persen dan secara nasional ditargetkan sebesar 14 persen pada tahun 2024.
Hal itu diketahui berdasarkan Pencatatan dan Pemantauan Gizi Berbasis Masyarakat secara elektronik (e-PPGBM) yang merupakan laporan hasil kegiatan di setiap posyandu, prevalensi stunting Kabupaten Purbalingga 13,79 persen per bulan Agustus 2022 atau 7.620 balita stunting dari 55.254 balita yang ada.
"Sekarang sudah berada di angka 13,79 persen dan tinggal kita mempertahankan agar pada 2024 tetap berada di bawah target nasional. Harapan saya diturunkan lagi, setidaknya berada pada angka 13,3 persen," katanya.
Ia mengatakan sebagai salah satu aksi percepatan penurunan stunting, audit kasus stunting (AKS) merupakan kegiatan prioritas yang perlu mendapat perhatian.
Ia menjelaskan audit kasus stunting kegiatan identifikasi faktor penyebab langsung stunting di tingkat individu.
"Penyebab ini berasal dari individu seperti pada calon pengantin, ibu hamil, ibu nifas, dan balita," ujarnya.
Wabup Sudono mengharapkan dengan kegiatan audit kasus stunting dapat diketahui penyebab terjadinya kasus stunting, sehingga bisa dilakukan pencegahan terjadinya kasus serupa serta dilakukan perbaikan tata laksana penanganan kasus yang ada.