Pemkot Pekalongan regenerasi pembatik
Pekalongan, Jateng (ANTARA) - Pemerintah Kota Pekalongan, Jawa Tengah, terus melakukan regenerasi atau mengkaderisasi pembatik agar kerajinan batik yang sudah terkenal mendunia itu dapat dilestarikan oleh para generasi muda.
Wali Kota Pekalongan Afzan Arslan Djunaid di Pekalongan, Senin, mengatakan bahwa pihak sudah beberapa kali menyelenggarakan lomba membatik mulai tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi dengan tujuan agar mereka semangat melestarikan budaya asli daerah ini.
"Dengan melalui lomba maupun kegiatan lain, diharapkan bisa melahirkan bibit-bibit penerus pembatik asal Kota Pekalongan serta mampu meningkatkan semangat pelajar melestarikan budaya asli daerah," katanya.
Ia menilai pengaderan pembatik melalui kegiatan lomba membatik ini akan memberikan nilai tambah pada mereka agar bisa mengetahui proses membatik maupun jenis-jenis batik maupun mencintai kerajinan batik.
"Oleh karena itu, siapa lagi yang akan melestarikan batik?. Oleh karena, kami terus mendorong masyarakat tetap mencintai batik dan ikut melestarikan," katanya.
Baca juga: Museum Batik Pekalongan terapkan tiket elektronik
Afzan Arslan yang akrab disapa Aaf mengatakan Kota Pekalongan telah mendapat julukan sebagai Kota Kreatif Dunia karena kerajinan batiknya.
Seluruh proses produksi batik, kata dia, adalah sebuah rangkaian proses kreatif mulai dari merancang motif, menggambar pola, hingga proses pewarnaan.
"Oleh karena itu, tidak salah jika kemudian UNESCO menetapkan Kota Pekalongan sebagai Kota Kreatif Dunia karena keseharian orang-orangnya yang sangat lekat dengan kreativitas," katanya.
Ia mengimbau para pelajar yang telah mengikuti lomba membatik bisa menjadi ahli dan berkecimpung di dunia batik baik itu penerus pembatik, konsultan batik, desainer, maupun pengusaha batik.
"Dengan mengenalkan proses membatik sejak dini, semoga akan tumbuh semangat mengenal batik secara lebih mendalam dan lahir pula keinginan untuk menjadi seorang pembatik yang handal," demikian Afzan Arslan Djunaid.
Baca juga: Museum Batik Pekalongan koleksi 1.307 batik kuno
Baca juga: Pekalongan siap kaji muatan lokal batik jadi panduan kurikulum PAUD
Baca juga: Pemkot Pekalongan siap dongkrak pemulihan ekonomi lewat industri batik
Wali Kota Pekalongan Afzan Arslan Djunaid di Pekalongan, Senin, mengatakan bahwa pihak sudah beberapa kali menyelenggarakan lomba membatik mulai tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi dengan tujuan agar mereka semangat melestarikan budaya asli daerah ini.
"Dengan melalui lomba maupun kegiatan lain, diharapkan bisa melahirkan bibit-bibit penerus pembatik asal Kota Pekalongan serta mampu meningkatkan semangat pelajar melestarikan budaya asli daerah," katanya.
Ia menilai pengaderan pembatik melalui kegiatan lomba membatik ini akan memberikan nilai tambah pada mereka agar bisa mengetahui proses membatik maupun jenis-jenis batik maupun mencintai kerajinan batik.
"Oleh karena itu, siapa lagi yang akan melestarikan batik?. Oleh karena, kami terus mendorong masyarakat tetap mencintai batik dan ikut melestarikan," katanya.
Baca juga: Museum Batik Pekalongan terapkan tiket elektronik
Afzan Arslan yang akrab disapa Aaf mengatakan Kota Pekalongan telah mendapat julukan sebagai Kota Kreatif Dunia karena kerajinan batiknya.
Seluruh proses produksi batik, kata dia, adalah sebuah rangkaian proses kreatif mulai dari merancang motif, menggambar pola, hingga proses pewarnaan.
"Oleh karena itu, tidak salah jika kemudian UNESCO menetapkan Kota Pekalongan sebagai Kota Kreatif Dunia karena keseharian orang-orangnya yang sangat lekat dengan kreativitas," katanya.
Ia mengimbau para pelajar yang telah mengikuti lomba membatik bisa menjadi ahli dan berkecimpung di dunia batik baik itu penerus pembatik, konsultan batik, desainer, maupun pengusaha batik.
"Dengan mengenalkan proses membatik sejak dini, semoga akan tumbuh semangat mengenal batik secara lebih mendalam dan lahir pula keinginan untuk menjadi seorang pembatik yang handal," demikian Afzan Arslan Djunaid.
Baca juga: Museum Batik Pekalongan koleksi 1.307 batik kuno
Baca juga: Pekalongan siap kaji muatan lokal batik jadi panduan kurikulum PAUD
Baca juga: Pemkot Pekalongan siap dongkrak pemulihan ekonomi lewat industri batik