Jepara (ANTARA) - Produk abon ikan tongkol buatan warga Desa Bandengan, Kecamatan Jepara Kota, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, siap merambah pasar ekspor untuk memperluas pangsa pasar.
"Untuk pasar lokal sudah cukup besar karena produksinya sudah mencapai 1 ton per harinya, sehingga harus mencoba merambah pasar luar negeri dengan membuat kemasan yang lebih baik dan aman sehingga produknya lebih tahan lama," kata Pemilik CV Kembar Abadi Jaya Kholifah di Jepara, Jumat.
Sebelumnya, Kholifah mengatakan pihaknya menggunakan kemasan plastik, yang ketika dilakukan pengiriman dalam jumlah besar, ternyata ada yang terbuka sehingga merugikan konsumen.
Kemudian, ia mencoba mengemas dengan kaleng, yang ternyata mengundang peminat cukup banyak, karena ketika dibuka masih ada tutup plastiknya sehingga aman dan ketika tidak sekali habis dimakan, masih bisa disimpan kembali.
Dengan kemasan kaleng tersebut, maka produk abon tersebut bisa tahan hingga 18 bulan, namun izinnya hanya diperbolehkan hingga 12 bulan atau satu tahun.
Harga jual dengan kemasan kaleng dengan berat abon 100 gram dijual Rp30.000, sedangkan kemasan plastik dijual Rp25.000.
Untuk bisa menembus pasar internasional, dia mengakui, sudah menjalin komunikasi dengan pembeli dari Dubai, Singapura dan Hong Kong.
"Bahkan, saya juga sudah mengirim sampel produk ke pembeli di tiga negara tersebut, untuk menguji pasar di sana apakah banyak peminat atau tidak," ujarnya.
Ia berdoa semoga abon ikan tongkol buatannya itu cocok di lidah masyarakat di tiga negara tersebut.
Selain abon tongkol, Kholifah juga memiliki produk lainnya, seperti abon rajungan yang dijual Rp50.000 per kaleng dengan isi 85 gram, mangut ikan pari dengan berat 450 gram harganya Rp40.000.
"Jika tidak terbiasa dengan bau amis ikan, ada abon bandeng yang tidak ada bau amis serta rasanya juga cenderung netral," ujarnya.