Batang fasilitasi pelatihan manajemen prosedur buruh rokok
Batang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Batang, Jawa Tengah, memfasilitasi pelatihan manajemen prosedur dan cara kerja (Good Manufacturing Practices) pada pekerja pabrik rokok agar dapat meningkatkan pemberdayaan usaha industri hasil tembakau.
Penjabat Bupati Batang Lani Dwi Rejeki di Batang, Kamis mengatakan bahwa kegiatan pelatihan ini sebagai pengembangan potensi yang dimiliki pekerja pabrik rokok melalui pelatihan usaha teori dan praktik bagi industri kecil dan menengah.
"Selain itu, juga adanya peningkatan kapasitas dan kompetensi bisa tahu usaha dan tata kelola pabrik rokok sehingga jika ada kesempatan para pekerja bisa membangun usahanya sendiri," katanya.
Baca juga: Pemprov beri pelatihan calon tenaga kerja untuk tingkatkan kualitas SDM
Dwi Lani Rejeki menyambut baik adanya kegiatan pelatihan ini karena mengajarkan kemampuan berwirausaha yang nantinya bisa membuka peluang para pekerja dapat membuka usaha sendiri maupun bekerja di tempat lain.
Ia mengatakan penerapan konsep manajemen prosedur dan cara kerja ini akan lebih efektif setelah pelaku usaha benar-benar memperhatikan beberapa aspek seperti membangun sebuah komitmen seluruh anggota yang terkait dalam satu usaha.
Menetapkan indikator tentang keefektifan dalam hal penerapan strategi manajemen prosedur dan cara kerja dan melakukan evaluasi kinerja.
"Kemudian dapat membentuk tim yang benar-benar solid dengan penanggungjawab utama dari tim tersebut adalah salah satu personel yang sudah terlatih dan memiliki jiwa kepemimpinan, serta motivasi yang cukup kuat," katanya.
Pelatihan manajemen prosedur dan cara kerja (Good Manufacturing Practices) ini diikuti oleh 30 pekerja pabrik rokok yang telah dipilih memiliki potensi kemampuan.
Baca juga: Gibran sepakat dengan Menteri Investasi jadikan STP pusat pelatihan bagi tenaga kerja
Baca juga: Pemerintah siapkan 60 jenis pelatihan prakerja, mulai TI hingga bahasa
Penjabat Bupati Batang Lani Dwi Rejeki di Batang, Kamis mengatakan bahwa kegiatan pelatihan ini sebagai pengembangan potensi yang dimiliki pekerja pabrik rokok melalui pelatihan usaha teori dan praktik bagi industri kecil dan menengah.
"Selain itu, juga adanya peningkatan kapasitas dan kompetensi bisa tahu usaha dan tata kelola pabrik rokok sehingga jika ada kesempatan para pekerja bisa membangun usahanya sendiri," katanya.
Baca juga: Pemprov beri pelatihan calon tenaga kerja untuk tingkatkan kualitas SDM
Dwi Lani Rejeki menyambut baik adanya kegiatan pelatihan ini karena mengajarkan kemampuan berwirausaha yang nantinya bisa membuka peluang para pekerja dapat membuka usaha sendiri maupun bekerja di tempat lain.
Ia mengatakan penerapan konsep manajemen prosedur dan cara kerja ini akan lebih efektif setelah pelaku usaha benar-benar memperhatikan beberapa aspek seperti membangun sebuah komitmen seluruh anggota yang terkait dalam satu usaha.
Menetapkan indikator tentang keefektifan dalam hal penerapan strategi manajemen prosedur dan cara kerja dan melakukan evaluasi kinerja.
"Kemudian dapat membentuk tim yang benar-benar solid dengan penanggungjawab utama dari tim tersebut adalah salah satu personel yang sudah terlatih dan memiliki jiwa kepemimpinan, serta motivasi yang cukup kuat," katanya.
Pelatihan manajemen prosedur dan cara kerja (Good Manufacturing Practices) ini diikuti oleh 30 pekerja pabrik rokok yang telah dipilih memiliki potensi kemampuan.
Baca juga: Gibran sepakat dengan Menteri Investasi jadikan STP pusat pelatihan bagi tenaga kerja
Baca juga: Pemerintah siapkan 60 jenis pelatihan prakerja, mulai TI hingga bahasa