Purwokerto (ANTARA) - Akademisi dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Dr Rio Dhani Laksana mengingatkan perlunya peningkatan jumlah pasokan bahan pokok guna mengantisipasi lonjakan harga menjelang bulan Ramadhan 2022.
"Strategi peningkatan jumlah pasokan bahan pokok perlu dilakukan pemerintah melalui pembuatan regulasi-regulasi serta bekerja sama dengan para pemasok sehingga permintaan komoditas yang tinggi di tengah masyarakat dapat diikuti dengan suplai yang mencukupi," katanya di Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah, Jumat.
Kepala Galeri Investasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsoed itu menambahkan pemerintah juga dapat kembali menyiapkan program subsidi bahan pangan pokok ke beberapa daerah untuk mengurangi disparitas harga komoditas tersebut.
"Hal ini juga biasanya dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya," kata Rio Dhani.
Baca juga: Dinkop Temanggung intensifkan pantauan harga sembako jelang Ramadhan
Dia menambahkan operasi pasar dan program pasar murah yang biasanya dilaksanakan di beberapa daerah di Indonesia juga dapat membantu mengendalikan psikologis pasar komoditas tertentu.
"Dengan pengendalian psikologis pasar komoditas tertentu diharapkan kenaikan harga tidak terjadi secara permanen hingga setelah bulan Ramadhan. Selain itu program operasi pasar dan pasar murah diharapkan dapat mengurangi potensi perilaku spekulan yang akan menaikkan harga komoditas tersebut," katanya.
Sementara itu dari sisi konsumen, masyarakat juga diingatkan untuk membeli bahan pokok tersebut sesuai dengan kebutuhan dan tidak perlu membeli secara berlebihan.
"Sebab keseimbangan permintaan dan penawaran akan terefleksikan oleh masyarakat selaku konsumen bahan pokok tersebut," katanya.
Baca juga: Jelang Ramadhan, Pemkot Pekalongan jamin ketersediaan sembako aman
Rio juga menambahkan bahwa fenomena tahunan berupa kenaikan harga menjelang Ramadhan memerlukan penanganan yang komprehensif agar tidak terus berulang.
"Merupakan siklus tahunan jika menjelang bulan suci Ramadhan, harga beberapa kebutuhan pokok atau sembako pasti naik. Untuk mengatasi hal ini diperlukan kerja sama antara pemerintah, pemasok komoditas dan juga masyarakat," katanya.
Dia juga menambahkan perlunya program antisipasi yang intensif mengingat pada Ramadhan tahun ini kenaikan harga kebutuhan pokok berpotensi lebih tinggi dari tahun lalu.
"Ada potensi lebih tinggi sebagai salah satu efek perang Rusia dengan Ukraina. Selain itu juga karena dampak pandemi COVID-19 yang masih terasa dari terganggunya rantai pasok perdagangan bahan pokok secara global," katanya.
Komoditas seperti daging sapi, cabai , minyak goreng, gula pasir dan telur, kata dia, merupakan komoditas yang biasanya mengalami peningkatan harga selama bulan Ramadhan.
Baca juga: Polres Batang dan Organda bagikan sembako kepada penerima vaksin COVID-19
Baca juga: Penyaluran bantuan sembako di Jawa Tengah 2022 capai 98 persen