Ditjen Kebudayaan tingkatan kapasitas pelaku budaya di Candi Borobudur
Magelang (ANTARA) - Direktorat Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi menyelenggarakan tiga kegiatan pelatihan, yaitu tata kelola pagelaran, seni kriya, dan bimbingan teknis pemandu wisata sejarah kawasan Borobudur.
Direktur Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan, Judi Wahjudin di Magelang, Senin mengatakan Ditjen Kebudayaan mendapat amanah untuk meningkatkan tata kelola di kawasan Borobudur, baik Candi Borobudur sebagai warisan dunia maupun pemberdayaan masyarakat di sekitarnya.
Pelatihan yang diikuti 130 peserta dari 20 desa di sekitar kawasan Candi Borobudur tersebut berlangsung di tiga lokasi, yakni di Balai Ekonomi Desa (Balkondes) Wanurejo, Karanganyar, dan Ngargogondo Kabupaten Magelang pada 18-22 Oktober 2021.
Judi Wahjudin menuturkan tata kelola tersebut tidak hanya bersifat fisik tetapi juga nonfisik, salah satunya adalah meningkatkan kompetensi masyarakat di kawasan Candi Borobudur.
Ia menyampaikan masyarakat merupakan bagian yang strategis dalam pemajuan kebudayaan, sehingga diperlukan penguatan kompetensi, akses dan peluang.
Para peserta selain mendapatkan berbagai materi dari para nara sumber yang kompeten di bidang tata kelola pagelaran, praktisi di bidang UMKM berbasis kearifan lokal serta para ahli di bidang warisan dunia dan pelestarian.
"Peserta pelatihan juga diberi kesempatan untuk melakukan kunjungan dan praktik kerja, sehingga tidak hanya mendapatkan pengetahuan, tetapi juga pengalaman serta praktik," katanya.
Ia menjelaskan lingkup materi pelatihan tata kelola pagelaran berupa metode pengelolaan pengetahuan, kurasi festival, manajemen festival, teknis produksi pagelaran, publikasi dan dokumentasi.
Kemudian pelatihan seni kriya terkait dengan Candi Borobudur sebagai ide penciptaan seni kriya dan cenderamata, branding merk dan produk UMKM, inovasi produk untuk meningkatkan nilai jual, praktik pengambilan foto produk, dan digital marketing.
Pada kegiatan bimtek pemandu wisata sejarah Borobudur, peserta dibekali berbagai materi tentang kesejarahan, kepurbakalaan, pelestarian, dan tradisi masyarakat di kawasan Borobudur serta praktik pemanduan melalui ekskursi ke tempat sejarah di Borobudur dan kawasannya.
"Kami berharap kegiatan ini ke depan dilaksanakan lebih massif dan diselenggarakan sinergi yang melibatkan banyak pihak. Mudah-mudahan masyarakat di sekitar kawasan Borobudur dapat berpartisipasi dalam tata kelola dan pelestarian Borobudur serta dapat menerima manfaat lebih dari keberadaan Candi Borobudur sebagai warisan dunia," katanya.
Direktur Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan, Judi Wahjudin di Magelang, Senin mengatakan Ditjen Kebudayaan mendapat amanah untuk meningkatkan tata kelola di kawasan Borobudur, baik Candi Borobudur sebagai warisan dunia maupun pemberdayaan masyarakat di sekitarnya.
Pelatihan yang diikuti 130 peserta dari 20 desa di sekitar kawasan Candi Borobudur tersebut berlangsung di tiga lokasi, yakni di Balai Ekonomi Desa (Balkondes) Wanurejo, Karanganyar, dan Ngargogondo Kabupaten Magelang pada 18-22 Oktober 2021.
Judi Wahjudin menuturkan tata kelola tersebut tidak hanya bersifat fisik tetapi juga nonfisik, salah satunya adalah meningkatkan kompetensi masyarakat di kawasan Candi Borobudur.
Ia menyampaikan masyarakat merupakan bagian yang strategis dalam pemajuan kebudayaan, sehingga diperlukan penguatan kompetensi, akses dan peluang.
Para peserta selain mendapatkan berbagai materi dari para nara sumber yang kompeten di bidang tata kelola pagelaran, praktisi di bidang UMKM berbasis kearifan lokal serta para ahli di bidang warisan dunia dan pelestarian.
"Peserta pelatihan juga diberi kesempatan untuk melakukan kunjungan dan praktik kerja, sehingga tidak hanya mendapatkan pengetahuan, tetapi juga pengalaman serta praktik," katanya.
Ia menjelaskan lingkup materi pelatihan tata kelola pagelaran berupa metode pengelolaan pengetahuan, kurasi festival, manajemen festival, teknis produksi pagelaran, publikasi dan dokumentasi.
Kemudian pelatihan seni kriya terkait dengan Candi Borobudur sebagai ide penciptaan seni kriya dan cenderamata, branding merk dan produk UMKM, inovasi produk untuk meningkatkan nilai jual, praktik pengambilan foto produk, dan digital marketing.
Pada kegiatan bimtek pemandu wisata sejarah Borobudur, peserta dibekali berbagai materi tentang kesejarahan, kepurbakalaan, pelestarian, dan tradisi masyarakat di kawasan Borobudur serta praktik pemanduan melalui ekskursi ke tempat sejarah di Borobudur dan kawasannya.
"Kami berharap kegiatan ini ke depan dilaksanakan lebih massif dan diselenggarakan sinergi yang melibatkan banyak pihak. Mudah-mudahan masyarakat di sekitar kawasan Borobudur dapat berpartisipasi dalam tata kelola dan pelestarian Borobudur serta dapat menerima manfaat lebih dari keberadaan Candi Borobudur sebagai warisan dunia," katanya.