Pemkab Boyolali siapkan tempat isolasi terpusat
Boyolali (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Boyolali meningkatkan layanan dengan menyiapkan tempat isolasi terpusat di Gedung PGRI Desa Karanggeneng di Jawa Tengah, untuk menampung warga orang tanpa gejala (OTG) dalam penanganan lonjakan kasus COVID-19 di wilayannya.
"Gedung PGRI sudah disiapkan dan dapat menampung 60 pasien COVID-19 khusus OTG sebagai antisipasi lonjakan kasus tertular virus corona di Boyolali," kata Bupati Boyolali M Said Hidayat saat memantau persiapan tempat isolasi terpusat di Gedung PGRR Karanggeneng, Boyolali, Selasa.
Bupati yang didampingi Sekretaris Daerah (Sekda) Pemkab Boyolali, Masruri mengatakan gedung PGRI tersebut disiapkan khusus untuk menampung pasien OTG COVID-19, apabila terjadi lonjakan kasus terkonfirmasi positif di wilayah ini.
"Kami persiapan tempat isolasi ini, dengan sebaik-baiknya, sehingga diharapkan dapat memberikan satu kenyamanan bagi masyarakat yang menempati. Namun, kami berdoa semoga jangan sampai ada masyarakatnya yang menempati untuk isolasi," kata Bupati M Said.
Baca juga: Ini Hal-hal yang perlu dilakukan pasien COVID-19 selama isolasi mandiri
Pemkab Boyolali juga mempersiapkan bekas kantor Perumda Air Minum Tirta Ampera di kampung Surowedanan, Kecamatan Boyolali yang akan difungsikan sebagai tempat isolasi terpusat dengan kapasitas sekitar 60 pasien.
Bahkan, Pemkab Boyolali juga telah menyiapkan Bungalow Selo untuk digunakan sebagai tempat isolasi terpusat khusus warga Kecamatan Selo. Hotel milik Pemkab Boyolali ini berkapasitas 34 hingga 40 tempat tidur yang sudah dilengkapi fasilitas untuk pasien OTG.
Baca juga: Dinkes Banyumas harapkan setiap desa memiliki tempat karantina
Menurut Sekda Pemkab Boyolali Masruri di Bungalow Selo yang digunakan isolasi terpusat warga lereng Gunung Merbabu dan Merapi tersebut setiap kamar sudah ada kamar mandi dalam masing-masing.
Bahkan, kata Masruri, pasien yang diisolasi jika hendak berjemur dan olahraga pagi tempatnya sangat luas sehingga terasa nyaman dan aman.
'Warga khusus OTG COVID-19 yang bergejala kami arahkan ke rumah sakit. Sedangkan, warga OTG bisa di tempat isolasi terpusat di tiga tempat itu, atau dikirim ke isolasi terpusat Asrama Haji Donohudan," kata Masruri.
Sementara terpisah, Kepala Polsek Selo Iptu Maryanto menjelaskan tempat isolasi terpusat di Bungalow Selo kini dalam tahap persiapan dan segera mungkin akan digunakan warga untuk isolasi mandiri.
"Rencana Bungalow Selo ini, untuk menampung masyarakat yang isolasi mandiri, karena rumahnya sempit atau khawatir membahayakan lingkungannya maka dilaksanakan isolasi terpusat di Bungalow ini," katanya.
Sementara perkembangan data COVID-19 berdasarkan data di laman Dinas Kesehatan Boyolali, hingga Selasa, pukul 14.07 WIB, menyebutkan penambahan kasus sebanyak 456 kasus sehingga secara akumulasi menjadi 14.364 kasus.
Jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit sebanyak 304 kasus dan menjalani isolasi mandiri 2.999 kasus sehingga kasus aktif di Boyolali sebanyak 3.303 kasus. Pasien yang sembuh dari COVID-19 sebanyak 10.484 kasus atau sekitar 73 persen dan meninggal dunia 577 kasus atau sekitar 4 persen. Boyolali indeks kesehatan masyarakat (IKM) COVID-19 skornya 2,13 atau masuk zona resiko sedang atau orange.
"Gedung PGRI sudah disiapkan dan dapat menampung 60 pasien COVID-19 khusus OTG sebagai antisipasi lonjakan kasus tertular virus corona di Boyolali," kata Bupati Boyolali M Said Hidayat saat memantau persiapan tempat isolasi terpusat di Gedung PGRR Karanggeneng, Boyolali, Selasa.
Bupati yang didampingi Sekretaris Daerah (Sekda) Pemkab Boyolali, Masruri mengatakan gedung PGRI tersebut disiapkan khusus untuk menampung pasien OTG COVID-19, apabila terjadi lonjakan kasus terkonfirmasi positif di wilayah ini.
"Kami persiapan tempat isolasi ini, dengan sebaik-baiknya, sehingga diharapkan dapat memberikan satu kenyamanan bagi masyarakat yang menempati. Namun, kami berdoa semoga jangan sampai ada masyarakatnya yang menempati untuk isolasi," kata Bupati M Said.
Baca juga: Ini Hal-hal yang perlu dilakukan pasien COVID-19 selama isolasi mandiri
Pemkab Boyolali juga mempersiapkan bekas kantor Perumda Air Minum Tirta Ampera di kampung Surowedanan, Kecamatan Boyolali yang akan difungsikan sebagai tempat isolasi terpusat dengan kapasitas sekitar 60 pasien.
Bahkan, Pemkab Boyolali juga telah menyiapkan Bungalow Selo untuk digunakan sebagai tempat isolasi terpusat khusus warga Kecamatan Selo. Hotel milik Pemkab Boyolali ini berkapasitas 34 hingga 40 tempat tidur yang sudah dilengkapi fasilitas untuk pasien OTG.
Baca juga: Dinkes Banyumas harapkan setiap desa memiliki tempat karantina
Menurut Sekda Pemkab Boyolali Masruri di Bungalow Selo yang digunakan isolasi terpusat warga lereng Gunung Merbabu dan Merapi tersebut setiap kamar sudah ada kamar mandi dalam masing-masing.
Bahkan, kata Masruri, pasien yang diisolasi jika hendak berjemur dan olahraga pagi tempatnya sangat luas sehingga terasa nyaman dan aman.
'Warga khusus OTG COVID-19 yang bergejala kami arahkan ke rumah sakit. Sedangkan, warga OTG bisa di tempat isolasi terpusat di tiga tempat itu, atau dikirim ke isolasi terpusat Asrama Haji Donohudan," kata Masruri.
Sementara terpisah, Kepala Polsek Selo Iptu Maryanto menjelaskan tempat isolasi terpusat di Bungalow Selo kini dalam tahap persiapan dan segera mungkin akan digunakan warga untuk isolasi mandiri.
"Rencana Bungalow Selo ini, untuk menampung masyarakat yang isolasi mandiri, karena rumahnya sempit atau khawatir membahayakan lingkungannya maka dilaksanakan isolasi terpusat di Bungalow ini," katanya.
Sementara perkembangan data COVID-19 berdasarkan data di laman Dinas Kesehatan Boyolali, hingga Selasa, pukul 14.07 WIB, menyebutkan penambahan kasus sebanyak 456 kasus sehingga secara akumulasi menjadi 14.364 kasus.
Jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit sebanyak 304 kasus dan menjalani isolasi mandiri 2.999 kasus sehingga kasus aktif di Boyolali sebanyak 3.303 kasus. Pasien yang sembuh dari COVID-19 sebanyak 10.484 kasus atau sekitar 73 persen dan meninggal dunia 577 kasus atau sekitar 4 persen. Boyolali indeks kesehatan masyarakat (IKM) COVID-19 skornya 2,13 atau masuk zona resiko sedang atau orange.