Menkop: FesmaBI Seri 1 Tahun 2021 upaya akselerasi-tranformasi UMKM
Purwokerto (ANTARA) - Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Teten Masduki mengapresiasi penyelenggaraan Festival UMKM dan Ekonomi Syariah Bank Indonesia (FesmaBI) Seri 1 Tahun 2021 sebagai upaya akselerasi dan transformasi UMKM khususnya di wilayah eks Keresidenan Banyumas, Jawa Tengah.
"Di tengah pandemi COVID-19, sektor pertanian masih tumbuh positif 2,59 persen. Ini peluang besar khususnya bagi Provinsi Jawa Tengah yang memiliki banyak keunggulan di hampir semua subsektor pertanian, mulai dari tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan, hingga kehutanan," kata Menkop saat memberi sambutan secara virtual dalam pembukaan FesmaBI Seri 1 Tahun 2021 yang diselenggarakan Kantor Perwakilan BI Purwokerto di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Kamis.
Namun demikian, Teten mengatakan berpuluh-puluh tahun sektor pertanian mendapat tantangan yang tidak ringan, mulai dari penguasaan lahan petani sempit, akses pembiayaan terbatas, rendahnya nilai tambah produk, serta terbatasnya akses petani maupun nelayan terhadap akses pasar dan rantai nilai.
Baca juga: Menkop siap fasilitasi pembiayaan mudah dan ringan bagi nelayan
Menurut dia, program korporatisasi petani dapat menjadi salah satu solusi dalam mengatasi tantangan-tantangan tersebut, yaitu inovasi model bisnis dengan membentuk suatu sirkuit ekonomi.
Dalam hal ini, petani dikonsolidasikan dalam satu kelembagaan koperasi yang kemudian koperasi dapat bertindak sebagai pusat inovasi, pemasaran, dan kemitraan
"Komoditasnya bisa beragam, ada beras, jagung, atau buah-buah tropis seperti pisang, manggis, dan nanas yang dapat tumbuh subur di lingkungan kita dan memiliki potensi pasar yang besar," katanya.
Menurut dia, model tersebut tidak lepas dari skema pembiayaan yang terus diperkuat, baik melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB), sistem resi gudang, kredit usaha rakyat (KUR), maupun skema pembiayaan lainnya.
Teten menginginkan KUR untuk usaha produktif di sektor pangan dapat mengambil porsi lebih besar, sehingga pembiayaan yang tersedia dipastikan dapat menyerap lebih banyak lagi tenaga kerja dan mendukung UMKM naik kelas.
"Sejalan dengan mandat PP Nomor 7 Tahun 2021, beberapa program strategis juga akan terus kami perkuat untuk mendukung UMKM dan koperasi unggul di Indonesia, antara lain optimalisasi belanja kementerian dan lembaga dalam menyerap 40 persen produk UMKM," katanya.
Selain itu, memastikan 30 persen dari infrastruktur publik untuk tempat usaha UMKM, serta mendorong kemitraan strategis antara usaha besar dan UMKM.
Baca juga: Menkop dorong UMKM dan nelayan optimalkan pemasaran digital
Baca juga: Menkop UKM mendorong UMKM terhubung pasar digital
"Di tengah pandemi COVID-19, sektor pertanian masih tumbuh positif 2,59 persen. Ini peluang besar khususnya bagi Provinsi Jawa Tengah yang memiliki banyak keunggulan di hampir semua subsektor pertanian, mulai dari tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan, hingga kehutanan," kata Menkop saat memberi sambutan secara virtual dalam pembukaan FesmaBI Seri 1 Tahun 2021 yang diselenggarakan Kantor Perwakilan BI Purwokerto di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Kamis.
Namun demikian, Teten mengatakan berpuluh-puluh tahun sektor pertanian mendapat tantangan yang tidak ringan, mulai dari penguasaan lahan petani sempit, akses pembiayaan terbatas, rendahnya nilai tambah produk, serta terbatasnya akses petani maupun nelayan terhadap akses pasar dan rantai nilai.
Baca juga: Menkop siap fasilitasi pembiayaan mudah dan ringan bagi nelayan
Menurut dia, program korporatisasi petani dapat menjadi salah satu solusi dalam mengatasi tantangan-tantangan tersebut, yaitu inovasi model bisnis dengan membentuk suatu sirkuit ekonomi.
Dalam hal ini, petani dikonsolidasikan dalam satu kelembagaan koperasi yang kemudian koperasi dapat bertindak sebagai pusat inovasi, pemasaran, dan kemitraan
"Komoditasnya bisa beragam, ada beras, jagung, atau buah-buah tropis seperti pisang, manggis, dan nanas yang dapat tumbuh subur di lingkungan kita dan memiliki potensi pasar yang besar," katanya.
Menurut dia, model tersebut tidak lepas dari skema pembiayaan yang terus diperkuat, baik melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB), sistem resi gudang, kredit usaha rakyat (KUR), maupun skema pembiayaan lainnya.
Teten menginginkan KUR untuk usaha produktif di sektor pangan dapat mengambil porsi lebih besar, sehingga pembiayaan yang tersedia dipastikan dapat menyerap lebih banyak lagi tenaga kerja dan mendukung UMKM naik kelas.
"Sejalan dengan mandat PP Nomor 7 Tahun 2021, beberapa program strategis juga akan terus kami perkuat untuk mendukung UMKM dan koperasi unggul di Indonesia, antara lain optimalisasi belanja kementerian dan lembaga dalam menyerap 40 persen produk UMKM," katanya.
Selain itu, memastikan 30 persen dari infrastruktur publik untuk tempat usaha UMKM, serta mendorong kemitraan strategis antara usaha besar dan UMKM.
Baca juga: Menkop dorong UMKM dan nelayan optimalkan pemasaran digital
Baca juga: Menkop UKM mendorong UMKM terhubung pasar digital