Purwokerto (ANTARA) - Pakar Hidrologi dan Sumber Daya Air Universitas Jenderal Soedirman Yanto, Ph.D mengingatkan pentingnya membuat protokol banjir sebagai acuan yang dapat diterapkan oleh masyarakat saat terjadinya bencana tersebut.
"Pemerintah perlu membuat protokol banjir, yaitu langkah-langkah yang perlu dilakukan oleh penduduk jika terjadi banjir," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Kamis.
Dia menjelaskan protokol banjir tersebut perlu dikemas dengan pesan yang padat dan mudah diingat.
"Contohnya bisa seperti protokol kesehatan pencegahan COVID-19 dengan menerapkan 3M, pesan yang disampaikan sangat kuat dan mudah diingat masyarakat, hal yang sama dapat dilakukan untuk protokol banjir dan disosialisasikan kepada masyarakat khususnya yang tinggal di daerah rawan banjir," katanya.
Baca juga: Pakar: Cegah banjir dengan penataan DAS
Dengan informasi yang dikemas dengan padat dan mudah diingat, kata dia, upaya mitigasi banjir dan penerapan protokol saat terjadinya banjir akan lebih mudah dijalankan oleh masyarakat.
Dia mencontohkan bahwa untuk penduduk yang tinggal di daerah banjir dan masih perlunya upaya pengendalian banjir yang lebih optimal, maka protokol yang dapat dilakukan adalah menyediakan peralatan pengungsian seperti tenda, peralatan masak, makanan instan dan pakaian untuk 2-3 hari.
Kedua adalah langkah untuk penyelamatan dokumen-dokumen penting ketika ada peringatan banjir.
Ketiga adalah persiapan untuk mengungsi ke tempat pengungsian yang disediakan pemerintah.
"Atau jika belum ada tempat pengungsian yang disediakan maka bisa mencari area publik yang lebih tinggi lokasinya untuk mengungsi sementara menggunakan peralatan pengungsian yang telah disediakan," katanya.
Dia mengatakan upaya mitigasi dan protokol tanggap darurat saat terjadinya bencana harus terus disosialisasikan kepada masyarakat.
"Tujuannya adalah untuk membangun budaya sadar bencana dan mengurangi risiko yang ditimbulkan akibat bencana," katanya.
Dia juga kembali mengingatkan pentingnya pemetaan wilayah rawan bencana banjir hingga skala desa.
"Tujuannya adalah sebagai upaya mitigasi bencana banjir dan nantinya juga dapat dipergunakan sebagai materi dalam pengembangan sistem informasi bencana banjir," katanya.
Baca juga: Mengantisipasi klaster baru di tengah kondisi banjir
Baca juga: 94 desa di Cilacap rawan bencana hidrologi, masyarakat diminta waspada