Semarang (ANTARA) - Pandemi COVID-19 berdampak luas sekaligus mengubah tatanan kehidupan masyarakat terutama pada bidang pendidikan.
Kegiatan belajar mengajar tatap muka yang biasanya dilakukan di sekolah saat ini, misalnya, sudah tidak lagi memungkinkan.
Apalagi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim sudah menegaskan prinsip kebijakan pendidikan di masa pandemi COVID-19 adalah mengutamakan kesehatan dan keselamatan peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, keluarga, dan masyarakat secara umum.
Bagi anak-anak sekolah dasar (SD), kegiatan belajar di rumah masih menyisakan banyak persoalan bagi seluruh elemen penyelenggara pendidikan khususnya guru dan orang tua.
Padahal pendidikan di tingkat sekolah dasar merupakan jenjang pendidikan yang sangat krusial karena memberikan bekal awal dalam membangun pondasi pengetahuan, sikap, kepribadian, dan keterampilan peserta didik sebagai pembelajar mandiri dan siap menyongsong di tingkat satuan pendidikan selanjutnya.
Sekolah dasar, khususnya di perdesaan, menjadi satuan pendidikan yang sangat terpengaruh dengan model baru pembelajaran jarak jauh karena peserta didik yang belum memiliki konsep diri, belum sadar akan tanggung jawab, dan belum memiliki kemandirian dalam menentukan pendapat, sehingga mereka memerlukan perlakuan khusus serta membutuhkan praktik langsung.
Masalah lain di antaranya, belum ada model yang jelas pelaksanaan pembelajaran jarak jauh yang efektif di sekolah dasar, belum pahamnya orang tua mengenai peran mereka selama pendampingan belajar dari rumah, orang tua tidak dapat membantu menjelaskan soal yang membutuhkan contoh atau cara untuk menemukan jawaban, minat anak belajar yang rendah, dan belum tersedianya fasilitas penunjang pembelajaran jarak jauh.
Melihat permasalahan tersebut, berikut ada beberapa strategi yang bisa dilakukan sebagai model adaptasi kegiatan belajar sekolah dasar di tengah pandemi COVID-19 bernama KEMBILI, yang merupakan singkatan dari Komunikasi, Edukasi, Manajemen, Bimbingan, dan Evaluasi.
Komunikasi
Sebagai pihak yang bertanggung jawab dalam mengkondisikan infrastruktur dan persiapan terselenggaranya pembelajaran jarak jauh, di awal, sekolahlah yang seharusnya lebih dulu membuka ruang-ruang komunikasi dengan orang tua yang diwakili oleh guru, sehingga guru merepresentasi sekolah harus mampu mencitrakan diri sebagai pribadi yang ramah, terbuka, dan responsif.
Baca juga: Tata kelola pendidikan harus dibenahi untuk tingkatkan mutu guru
Komunikasi yang terbangun adalah komunikasi yang negosiatif, sehingga orang tua merasa dilibatkan di dalamnya. Pola komunikasi ini memungkinkan terjalinnya hubungan yang kolaboratif antara guru dan orang tua, dengan begitu kedua pihak dapat mencari solusi dari setiap kendala dan potensi permasalahan yang muncul di antaranya, penentuan jadwal sekolah, rutinitas belajar yang ingin diterapkan, dan lain-lain.
Edukasi
Selama pelaksanaan pembelajaran jarak jauh, orang tualah yang akan menggantikan sebagian peran guru yang seharusnya diberikan pada pembelajaran tatap muka secara langsung. Orang tua menjadi mitra kerja utama para guru atau dengan kata lain pelaksanaan proses belajar dari rumah juga bagian dari proses transfer sebagian tanggung jawab peran guru kepada orang tua.
Karena itu, sangat diperlukan edukasi dari guru kepada orang tua mengenai peran yang nantinya akan diemban oleh orang tua selama mendampingi siswa didik saat belajar dari rumah. Guru menjadi jembatan antara siswa dan guru juga sebagai pendamping belajar.
Dalam menjalankan peran ini, guru sebagai tenaga profesional pendidik yang memiliki bekal pengalaman dan pengetahuan pedagogis juga harus siap sedia dalam memberikan pendampingan kepada orang tua saat menjalankan peran pendampingan belajar.
Baca juga: Batang kaji penggabungan 29 sekolah dasar
Manajemen
Unsur penting dalam keberhasilan pembelajaran jarak jauh adalah ketersediaan Learning Management System (LMS), yaitu platform yang bisa digunakan dalam transfer materi ajar dan LMS yang paling banyak digunakan yaitu Google Classroom, Whatsapp Group, Moodle, Edmodo, dan lain lain.
Beberapa hal yang seharusnya dipertimbangkan dalam memilih LMS yaitu aplikasi bisa compatible pada gawai yang dipakai oleh orang tua, aplikasi menawarkan banyak fitur penunjang seperti rencana tugas, materi, dan perekaman hasil belajar, serta aplikasi yang dipilih bisa menjadi titik pertemuan seluruh peserta belajar, baik orang tua, guru, dan siswa. Pemilihan platform tersebut dilakukan dalam suasana negosiasi antara guru dan orang tua.
Bimbingan
Guru sebagai pembimbing berarti guru mampu mengidentifikasi karakter, keunikan, dan masalah yang dihadapi oleh siswa. Dalam hal ini, guru harus tetap menjaga suasana keakraban sudan kehangatan dengan siswa walaupun pembelajaran dilakukan secara jarak jauh. Penyampaian materi bukan hanya dilakukan sekedar pengiriman materi-materi ajar kepada orang tua dan siswa melalui platform-platform yang disepakati.
Proses transfer materi tetap harus disampaikan dalam suasana yang akrab dan hangat di antaranya, dengan salam dan sapa, membuka ruang bercerita tentang hari-hari para peserta didik, melakukan kegiatan yang interaktif, dan tetap memantau dalam pembiasaan baik selama belajar dari rumah seperti berdoa sebelum memulai kegiatan, membereskan rumah, menjalankan ibadah bersama keluarga, dll. Guru dan orang tua harus secara sinergis membangun suasana yang menyenangkan bagi anak selama pelaksanaan pembelajaran jarak jauh.
Evaluasi
Evaluasi dilakukan pada dua hal utama, yaitu pada pelaksanaan pembelajaran jarak jauh dan pada hasil belajar peserta didik. Evalasi pada pelaksanaan pembelajaran bisa dilakukan dengan mengumpulkan data kepuasan atau ketidakpuasan dari para stakeholder seperti guru, staf, dewan/komite sekolah, orang tua, dan siswa.
Pendapat dari peserta didik bisa didapatkan melalui orang tua atau melalui obrolan yang hangat saat melaksanakan kelas video conference. Pengumpulan data bisa dilakukan melalui testimoni tertulis, kuisioner, wawancara, atau Forum Group Discussion (FGD) melalui platform yang tersedia.
Evaluasi hasil belajar dilakukan secara berkesinambungan karena akan menjadi dasar rujukan dan parameter sejauh mana siswa mampu menangkap materi selama pelaksanaan pembelajaran jarak jauh. Evalusi harus dilakukan secara berkesinambungan.
*Rodiyah, S.Pd., SD, Guru SDN Suradadi 03, Tegal, Jawa Tengah
Baca juga: Bocah SD sumbangkan uang tabungan untuk beli APD tenaga medis