Semarang (ANTARA) - Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mengimbau masyarakat untuk mewaspadai seiring dengan kenaikan kasus COVID-19 di wilayah tersebut yang kini menjadi 15 kasus.
"Kami minta masyarakat waspada, jumlah 15 (kasus COVID-19) yang terkonfirmasi ini adalah kontak erat dengan warga pertama yang terpapar," kata Ita, sapaan akrabnya di Semarang, Jawa Tengah, Rabu.
Pada Senin (11/12), Pemkot Semarang menyampaikan temuan tiga kasus COVID-19, dan saat ini sudah meningkat menjadi 15 kasus sebagaimana tercantum juga pada dashboard siaga corona.
Salah satu bentuk kewaspadaan, adalah penerapan protokol kesehatan di tempat umum, seperti memakai masker, terutama bagi yang merasa kurang sehat, membudayakan cuci tangan, dan jaga jarak.
Menurut dia, Pemerintah Kota Semarang telah menggelar rapat koordinasi dengan rumah sakit, puskesmas, dan tim dari kelurahan dan kecamatan untuk meningkatkan kewaspadaan.
Ia mengatakan tahapan-tahapan penanganan COVID-19 telah dilakukan meski belum ada indikator darurat yang dikeluarkan pemerintah pusat, termasuk kesiapan satuan tugas (satgas) COVID-19.
"Kami juga sudah berkoordinasi dengan forkompinda. Nanti jika angkanya (kasus COVID-19) semakin naik maka kami akan buat tim Satgas COVID-19 seperti dulu lagi," katanya.
Untuk pembentukan satgas COVID-19, kata dia, masih menunggu arahan dari pemerintah pusat, namun sebagai langkah antisipasi dilakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat.
Sejauh ini, Ita mengatakan belum ada rencana menjadikan kembali Rumah Dinas Wali Kota Semarang sebagai tempat isolasi terpusat sebagaimana saat pandemi COVID-19 dulu, namun rumah-rumah sakit sudah siap.
"Belum kalau rumah dinas (Jadi isolasi terpusat), tetapi rumah sakit sudah menyiapkan jika ada lonjakan kasus," kata perempuan pertama yang jadi Wali Kota Semarang tersebut.
Selain itu, ia juga meminta kelurahan dan kecamatan untuk mengaktifkan kembali "Kampung Siaga Candi Hebat" sebagai langkah antisipasi di wilayah agar kasus COVID-19 tidak melonjak tajam.
Pada Senin (11/12) lalu, Pemkot Semarang menyebutkan temuan tiga kasus baru COVID-19 di wilayah tersebut setelah sekian lama sejak pandemi berakhir, dan ketiganya telah menjalani isolasi mandiri dengan gejala ringan.
Kasus pertama, perempuan berusia 36 tahun, warga Sendangmulyo, Kecamatan Tembalang, yang tidak memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri, namun ada kontak dengan rekannya yang memiliki riwayat pengobatan di Singapura.
Kasus kedua, perempuan berusia 52 tahun, warga Mijen yang bekerja di salah satu universitas swasta di Kota Semarang, dan memiliki riwayat perjalanan ke Singapura pada 29 November-3 Desember 2023.
Kasus ketiga, perempuan berusia 43 tahun, warga Pudakpayung, Kecamatan Banyumanik, yang merupakan teman perjalanan di Singapura pada pasien kasus kedua.
Baca juga: Antisipasi COVID, Dinkes imbau warga Jateng laksanakan PHBS