Presiden Jokowi jalani vaksinasi COVID-19 pertama di Indonesia
Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo menjalani vaksinasi COVID-19 menggunakan vaksin Sinovac di teras Istana Merdeka Jakarta, Rabu.
Vaksinator yang menyuntik adalah Wakil ketua dokter kepersidenan Prof Abdul Mutalib.
"Tadi pertama menunjukkan vaksin Sinovac dan setelah disuntik tidak ada merasa sakit sedikit pun Alhamdulilah berhasil menyuntik bapak Presiden tanpa rasa sakit," kata Abdul Mutalib.
Baca juga: Epidemiologi : Masyarakat perlu dijelaskan manfaat vaksinasi COVID-19
Abdul Mutalib mengaku sedikit gemetar saat menyuntik Presiden Jokowi.
"Menyuntik orang pertama di Indonesia ada rasa juga, tapi tidak ada halangan bagi saya untuk menyuntikkan, pertama saja gemetaran tidak ada masalah tidak ada pendarahan sama sekali di bekas suntikannya," ungkap Mutalib.
Sebelum vaksin disuntikkan, Presiden lebih dulu melewati sejumlah tahapan pemeriksaan apakah layak atau tidak untuk disuntik vaksin.
"Saya ukur tensinya ya Pak, kalau di atas 140 tidak boleh diberikan," kata petugas vaksinasi.
"Oh kalau tinggi tidak boleh ya," kata Presiden.
Sambil menunggu tensi darah keluar hasilnya, petugas juga mengukur suhu tubuh Presiden Jokowi.
"Suhunya ya 36,3 (derajat) dan tekanan darah bapak 130/67," kata petugas vaksin setelah menyodorkan thermo gun ke dahi Presiden Jokowi.
"Apakah pernah terkonfirmasi COVID-19?" tanya vaksinator.
"Tidak," jawab Presiden.
"Pernah mengalami batuk atau pilek 7 hari terakhir?" tanya vaksinator.
"Tidak, batuk kecil saja," jawab Presiden.
"Di rumah ada anggota keluarga batuk?" tanya vaksinator.
"Tidak ada," jawab Presiden.
"Pernah menderita penyakit jantung? Keluhan sesak? Ginjal? Diabetes?" tanya vaksinator.
"Tidak," jawab Presien.
"Kalau hasil dari penapisan tidak ada masalah mudah-mudahan tindakannya berjalan baik. Di sini saya berikan layak untuk vaksinasi, bisa lanjut ke meja selanjutnya," kata vaksinator.
Selanjutnya Presiden Jokowi baru menuju meja 3, meja vaksinasi.
Setelah itu Presiden Jokowi menuju meja 4 yaitu diberikan kartu tanda suntik pertama telah dilakukan.
"Kalau vaksinasi kedua dibawa," kata petugas.
Selanjutnya Presiden Jokowi menunggu 30 menit apakah ada reaksi alergi.
Rombongan lain yang disuntik adalah Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng Muhammad Faqih, Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) periode 2020-2025 Amirsyah Tambunan, Rais Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ahmad Ishomuddin, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kapolri Jenderal Pol Idham Azis.
Baca juga: IHSG bergerak menguat seiring dengan vaksinasi perdana
Baca juga: Tahapan teknis dan psikologis vaksinasi COVID-19 harus dipersiapkan matang
Vaksinator yang menyuntik adalah Wakil ketua dokter kepersidenan Prof Abdul Mutalib.
"Tadi pertama menunjukkan vaksin Sinovac dan setelah disuntik tidak ada merasa sakit sedikit pun Alhamdulilah berhasil menyuntik bapak Presiden tanpa rasa sakit," kata Abdul Mutalib.
Baca juga: Epidemiologi : Masyarakat perlu dijelaskan manfaat vaksinasi COVID-19
Abdul Mutalib mengaku sedikit gemetar saat menyuntik Presiden Jokowi.
"Menyuntik orang pertama di Indonesia ada rasa juga, tapi tidak ada halangan bagi saya untuk menyuntikkan, pertama saja gemetaran tidak ada masalah tidak ada pendarahan sama sekali di bekas suntikannya," ungkap Mutalib.
Sebelum vaksin disuntikkan, Presiden lebih dulu melewati sejumlah tahapan pemeriksaan apakah layak atau tidak untuk disuntik vaksin.
"Saya ukur tensinya ya Pak, kalau di atas 140 tidak boleh diberikan," kata petugas vaksinasi.
"Oh kalau tinggi tidak boleh ya," kata Presiden.
Sambil menunggu tensi darah keluar hasilnya, petugas juga mengukur suhu tubuh Presiden Jokowi.
"Suhunya ya 36,3 (derajat) dan tekanan darah bapak 130/67," kata petugas vaksin setelah menyodorkan thermo gun ke dahi Presiden Jokowi.
"Apakah pernah terkonfirmasi COVID-19?" tanya vaksinator.
"Tidak," jawab Presiden.
"Pernah mengalami batuk atau pilek 7 hari terakhir?" tanya vaksinator.
"Tidak, batuk kecil saja," jawab Presiden.
"Di rumah ada anggota keluarga batuk?" tanya vaksinator.
"Tidak ada," jawab Presiden.
"Pernah menderita penyakit jantung? Keluhan sesak? Ginjal? Diabetes?" tanya vaksinator.
"Tidak," jawab Presien.
"Kalau hasil dari penapisan tidak ada masalah mudah-mudahan tindakannya berjalan baik. Di sini saya berikan layak untuk vaksinasi, bisa lanjut ke meja selanjutnya," kata vaksinator.
Selanjutnya Presiden Jokowi baru menuju meja 3, meja vaksinasi.
Setelah itu Presiden Jokowi menuju meja 4 yaitu diberikan kartu tanda suntik pertama telah dilakukan.
"Kalau vaksinasi kedua dibawa," kata petugas.
Selanjutnya Presiden Jokowi menunggu 30 menit apakah ada reaksi alergi.
Rombongan lain yang disuntik adalah Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng Muhammad Faqih, Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) periode 2020-2025 Amirsyah Tambunan, Rais Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ahmad Ishomuddin, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kapolri Jenderal Pol Idham Azis.
Baca juga: IHSG bergerak menguat seiring dengan vaksinasi perdana
Baca juga: Tahapan teknis dan psikologis vaksinasi COVID-19 harus dipersiapkan matang