Solo (ANTARA) - Kapasitas rumah sakit untuk penanganan pasien COVID-19 di Kota Solo hingga saat ini tersisa 174 tempat tidur.
"Dari 861 tempat tidur yang disediakan, sudah terisi 687," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Surakarta Siti Wahyuningsih di Solo, Kamis.
Ia mengatakan sejauh ini seluruh rumah sakit di Kota Solo sudah melayani pasien COVID-19 dengan baik, baik itu RS rujukan lini 1, lini 2, maupun lini 3.
Untuk RS lini 1 yaitu RSUD dr Moewardi, sedangkan rujukan lini 2 adalah seluruh RS kelas B ditambah RSUD dan DKT.
"Setelah itu lini 3. Harapannya seluruh RS bisa memberikan kontribusi terhadap masalah Negara ini. Negara kan masih prihatin, (RS) harus melayani dengan optimal," katanya.
Ia mengakui beberapa waktu lalu sempat menerima laporan terkait dua rumah sakit yang melakukan penolakan terhadap pasien COVID-19. Terkait hal tersebut, pihaknya sudah memanggil perwakilan rumah sakit yang bersangkutan.
"Selanjutnya, mereka sudah menyatakan kesediaan tempat tidur untuk isolasi COVID-19. Sudah kami monitoring terus sehingga tidak ada masyarakat yang terabaikan, tidak dapat pelayanan," katanya.
Ia juga mengapresiasi sejumlah rumah sakit rujukan lini 3 yang bahkan sudah melayani pasien COVID-19 sejak bulan Maret, di antaranya RS Panti Waluyo, RS Brayat Minulya, dan Hermina.
Sementara itu, pihaknya terus menambah kapasitas untuk pasien COVID-19 sesuai dengan arahan pemerintah pusat. Ia mengatakan penambahan dilakukan secara bertahap.
"Peningkatan tempat tidur ini sebagai upaya tindak lanjut dari arahan Kemenkes dan seluruh RS merespon. Dulu saat belum ada imbauan dari Kemenkes kapasitasnya hanya sekitar 300, kemudian bertambah menjadi 400, tambah lagi 600, dan sekarang 867. Bahkan ruangan VIP di RS Kasih Ibu dirombak jadi ruang isolasi COVID-19," katanya.
Meski penambahan kapasitas terus dilakukan oleh seluruh rumah sakit di Kota Solo, pihaknya tetap meminta pemerintah daerah di Soloraya ikut memberikan dukungan dengan melakukan penanganan untuk pasien COVID-19.
"Berapapun jumlah tempat tidur dan ICU yang disediakan di Solo perlu penguatan dari kabupaten sekitar, agar tidak terjadi keterlambatan penanganan sehingga harus lari ke Solo. Harus bersama-sama menghitung prevalensi, jumlah penduduk, tempat tidur yang disediakan," katanya.