Semarang (ANTARA) - BPJS Kesehatan terus mengajak peserta untuk memanfaatkan layanan tanpa tatap muka baik itu untuk mendapatkan layanan administrasi, permintaan informasi, hingga kepengaduan cukup dapat dilakukan melalui dari rumah tidak perlu datang ke kantor cabang.
"Tidak perlu datang ke kantor jika bisa dilakukan di rumah. Jika tidak punya handhpone pun bisa dengan cara telepon melalui care center BPJS Kesehatan 1500400," kata Direktur Perluasan dan Pelayanan Peserta Andayani Budi Lestari pada Media Workshop dan Anugrerah Lomba Jurnalistik BPJS Kesehatan 2020 yang berlangsung secara virtual di Semarang, Jumat.
Andayani mengakui sejak pandemi telah terjadi pergeseran layanan dari yang sebelumnya peserta datang ke kantor cabang beralih menggunakan Mobile JKN, Care Center, media sosial, serta ke Petugas Pemberian Informasi dan Penanganan Pengaduan (PIPP) RS.
"Hingga saat ini pengguna Mobile JKN mencapai 10.299.968 peserta dan sebagian dari mereka memanfaatkannya untuk perubahan FKTP sebanyak 1.745. 436, perubahan alamat (836.922), perubahan kelas (744. 127), pendaftaran (508.186), permintaan informasi (214.543), dan pengaduan (34.879)," katanya.
Untuk care center, lanjut Andayani, biasaya peserta memanfaatkannya untuk mendapatkan informasi sebanyak 868.705, perubahan data (33.426), pengaduan (29.861), dan konsultasi kesehatan (1.261).
BPJS Kesehatan juga menyediakan fasilitas chat asistant JKN (Chika) yang bisa dimanfaatkan peserta untuk mendapatkan informasi mulai dari status kepesertaan dan tagihan iuran peserta, manfaat dan prosedur layanan JKN-KIS, prosedur pendaftaran progam JKN-KIS, lokasi fasilitas kesehatan yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan, lokasi kantor BPJS Kesehatan, informasi kesehatan, hingga layanan administrasi.
Sementara untuk badan usaha, tambah Andayani, BPJS Kesehatan juga telah menyediakan Elektronik Data Badan usaha (Edabu) yang dapat dimanfaatkan oleh HRD perusahaan untuk menambahkan peserta baru, penambahan anggota keluarga, perubahan data gaji, pencetakan KIS digital, detail informasi data peserta, reaktivasi pekerja, notifikasi data pekerja PHK, dan laporan (BPJS Kesehatan juga menyediakan Edabu Mobile untuk memudahkan badan usaha).
"Di masa pandemi seperti ini, BPJS Kesehatan juga menyediakan pelayaanan melalui WA atau yang disebut Pandawa," kata Andayani.
Upaya lain untuk menekan penyebaran/penularan COVID-19, tambah Andayani, BPJS Kesehatan juga telah menerapkan antrian online untuk mengurangi waktu tunggu antrian dan peserta dapat memprediksi waktu kunjungan ke FKTP.
Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi menambahkan indeks kepuasan peserta JKN terus meningkat yakni dari 75 persen (2014), menjadi 79,7 persen (2018), kemudian meningkat menjadi 85 persen pada 2019; sementara indeks kepuasan fasilitas kesehatan yang semula 65 persen (2014), menjadi 75,8 persen pada 2018, meningkat menjadi 80 persen pada 2019.
Tulus menilai langkah BPJS Kesehatan tepat dengan menerapkan pelayanan berbasis digital di saat pandemi sangat tepat karena selain untuk mewujudkan efisiensi pelayanan, juga bisa menjadi langkah untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pelayanan kepada pasien misalnya terkait antrian, tindakan medis, hingga ketersediaan kamar.
Kepala BPJS Kesehatan Cabang Utama Semarang I Gusti Ayu Mirah Sutrisni menambahkan beragam kanal pelayanan tanpa kontak tersebut diharapkan bisa menekan penularan COVID-19.
Dalam kesempatan tersebut I Gusti Mirah juga memberikan apresiasi kepada jurnalis salah satu media online di Semarang yang berhasil meraih juara pertama dengan mengangkat tema BPJS Kesehatan Siap Membantu (SATU).
"BPJS Kesehatan SATU merupakan optimalisasi peran petugas pemberi informasi dan penanganan pengaduan BPJS Kesehatan yang ada di rumah sakit," kata I Gusti Mirah.
Hal sama juga dilakukan Andayani yang berbincang langsung dengan Harviyan Perdana Putra, Fotografer Perum LKBN ANTARA Biro Jawa Tengah (pemenang kedua kategori foto) menanyakan bagaimana kondisi di daerah pelosok terhadap layanan JKN.