Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta pihak kontraktor yang membangun proyek Jalan Layang (Fly Over) Ganefo, Mranggen, Kabupaten Demak, untuk menerapkan sistem padat karya dalam proses pengerjaannya.
"Saya titipkan, seoptimal mungkin tolong ajak masyarakat sehingga bisa bekerja padat karya. Inikan nilainya cukup besar, totalnya Rp109 miliar," katanya di Semarang, Selasa.
Menurut Ganjar, bagian-bagian pekerjaan berskala kecil pada proyek pembangunan Jalan Layang Ganefo itu bisa dibagi pada masyarakat.
"Ajaklah masyarakat bekerja di sana. Cara ini akan membantu mereka semangat, bisa bekerja dan mendapatkan penghasilan, maka 'spirit' gotong royongnya akan tumbuh," ujarnya usai penandatanganan kontrak antara Pemprov Jateng dengan pelaksana proyek senilai Rp109 miliar itu dilakukan di kantor Gubernur Jateng.
Proyek pembangunan Jalan Layang Ganefo ruas Semarang-Godong ini dikerjakan PT Brantas Abipraya Persero bekerja sama dengan PT Heroni Karya Semesta.
Dalam kesempatan tersebut, Ganjar mewanti-wangi pemenang lelang untuk mengerjakan proyek dengan baik dan harus selesai tepat waktu dengan kualitas yang dijaga.
"Integritasnya harus dijaga. Jangan dikorupsi, kami akan mengawasi ini," tegasnya.
Ganjar juga meminta pelaksana proyek mempertimbangkan cuaca yang sudah memasuki musim hujan dan memperhitungkan "traffic management" secara detil agar proses pembangunannya tidak menimbulkan kemacetan arus lalu lintas.
"Soal cuaca dan antisipasi kemacetan ini harus dipertimbangkan mulai sekarang. Tentu kami akan membantu melakukan pengawasan agar pekerjaan berjalan lancar dan lalulintas tidak terlalu terganggu," katanya.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Cipta Karya Provinsi Jateng Hanung Triyono menambahkan, proyek ini dikerjakan tahun jamak dan akan selesai pada 2022, namun akan dilakukan percepatan dan ditargetkan proyek selesai pada 2021.
"Nantinya 'Fly Over' Ganefo Mranggen akan dibuat melintas di atas perlintasan kereta api sepanjang 700 meter dengan lebar sembilan meter," ujarnya.