Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan Indonesia siap menyambut investasi produksi kendaraan listrik dan segera menyelesaikan peraturan turunan, termasuk soal pajak hingga penggunaan plat khusus mobil listrik.
Dalam unggahan di akun Instagram pribadinya @luhut.pandjaitan, Kamis, Luhut menjelaskan dirinya melihat langsung produk mobil listrik dari Hyundai Motors yang dipajang di halaman kantor Kemenko Maritim dan Investasi, Jakarta, Kamis.
Menurut Luhut, proyek mobil listrik kerja sama Hyundai Motors dengan pemerintah Indonesia adalah realisasi dari komitmen investasi yang ditandatangani langsung oleh Presiden Joko Widodo tahun lalu.
"Dalam pertemuan ini, saya yakinkan kepada mereka bahwa Indonesia memiliki bahan material salah satu yang terbesar di dunia untuk pembuatan baterai mobil listrik. Saya juga ingin Hyundai menyampaikan kepada para produsen baterai dan mobil listrik lainnya, bahwa Indonesia saat ini terbuka dengan investasi untuk proyek besar seperti ini. Dalam pertemuan ini juga kami dari sisi pemangku kebijakan akan segera menyelesaikan peraturan terkait pajak dan rencana penggunaan plat khusus bagi mobil listrik seperti ini," katanya.
Luhut juga mendapat penjelasan bahwa proyek pembangunan pabrik mobil listrik Hyundai akan selesai pada Maret 2021 dan setelahnya akan dilakukan banyak uji coba pembuatan sampai produksi final di akhir tahun 2021. Kemampuan produksi nantinya mencapai 250.000 unit per tahun.
Hyundai juga berjanji akan menyerap tenaga kerja Indonesia sebanyak 3.500 orang. Untuk memproduksi dan mewujudkan proyek ini, pabrikan otomotif asal Korea Selatan itu menyiapkan lahan seluas 77 hektare di mana mereka menggelontorkan dana sebesar 1,154 miliar dolar AS.
Luhut mengungkapkan meski Indonesia tengah menghadapi pandemi COVID-19 saat ini, pemerintah memastikan tetap menjalankan seluruh komitmen investasi yang ada.
"Meskipun kita tengah menghadapi ujian wabah pandemi yang serba tidak pasti seperti saat ini, pemerintah Indonesia tetap aktif menjalankan seluruh komitmen investasi baik dengan IDFC, Uni Emirat Arab, dan Hyundai, meski tiga atau empat bulan yang lalu komunikasi kami sempat berhenti karena pandemi. Saya percaya bahwa Indonesia mampu menjadi pemain kunci produsen baterai mobil listrik di dunia, dan kita sudah berada di jalur yang tepat untuk menyongsong era kemajuan industri Tanah Air," pungkasnya.
Baca juga: Hyundai siap luncurkan empat mobil listrik baru berbasis IONIQ
Baca juga: Harga mobil listrik Wuling Mini EV hanya Rp60 jutaan