Magelang (ANTARA) - Sebanyak 17 sekolah di Kota Magelang, Jawa Tengah, menyelenggarakan simulasi kegiatan belajar mengajar tatap muka dengan normal baru di tengah pandemi COVID-19 pada tahun ajaran baru 2020/2021.
"Kalau situasinya nanti memungkinkan pembelajaran tatap muka, maka kami sudah siap dengan sistemnya. Utamanya kami menerapkan prosedur protokol kesehatan yang ketat,” ujar Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Magelang Agus Sujito dalam keterangan tertulis Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Pemkot Magelang di Magelang, Senin.
Kegiatan dimulai dari SMPN 1 Kota Magelang pada Senin ini dan untuk selanjutnya digelar bergantian di sekolah yang ditunjuk lainnya, yakni TK Negeri Pembina, SD Kedungsari 1, SD Magelang 7, SD Magersari 2, dan 12 SMP lainnya.
Dia menjelaskan simulasi dimulai dari siswa datang ke sekolah, di mana mereka, antara lain terlebih dahulu mencuci tangan menggunakan sabun, pengecekan suhu tubuh oleh petugas, sedangkan di ruang kelas, tempat duduk mereka sudah diatur, yakni satu meja satu kursi.
"Kalau normalnya 32 siswa per kelas, di masa transisi atau new normal (normal baru) ini hanya separuhnya, yakni maksimal 16 siswa per kelas. Sistemnya bergantian, anak-anak sehari belajar di sekolah sehari di rumah,” katanya, ketika meninjau simulasi itu di SMP Negeri 1 Kota Magelang.
Ia menyebut bahwa awal tahun ajaran baru 2020/2021 secara resmi sudah dimulai pada Senin ini, namun masih menggunakan pembelajaran sistem daring karena tatap muka belum diperbolehkan.
Pada tahun ajaran baru ini, pihak sekolah dan guru dituntut meningkatkan penerapan sistem pembelajaran dibandingkan dengan sebelumnya.
“Awal penerapan belajar dari rumah memang banyak kendala, tapi seiring perjalanan waktu bisa teratasi dan kami harap ke depan pelaksanaan jauh lebih baik. Guru bisa gunakan berbagai jenis media, seperti WhatApp Grup, video call, Google Class Room, Zoom, dan lainnya,” kata dia.
Khusus untuk pendidikan anak usia dini (PAUD), katanya, guru wajib menjadwalkan kunjungan ke rumah siswa dengan menerapkan protokol kesehatan, yakni pemakaian masker, cuci tangan, dan jaga jarak.
"Sebulan sekali guru mengunjungi muridnya di rumah dengan tetap menerapkan protokol kesehatan,” kata dia.
Kepala SMP Negeri 1 Magelang Nur Wiyono mengatakan dalam simulasi ini dihadirkan siswa dari dua kelas, yakni kelas 8 dan 9, masing-masing 16 siswa.
Mereka menjalani simulasi mulai dari kedatangan ke sekolah hingga pembelajaran di kelas.
"Anak-anak ke sekolah sudah harus memakai masker dan face shield (pelindung wajah). Anak-anak juga membawa bekal sendiri, karena kantin kami tutup dulu. Sementara waktu belajar 30 menit per pelajaran. Kalau dizinkan per 1 Agustus nanti sehari ada empat pelajaran," katanya.
Dilihat dari berbagai instrumen verifikasi kesiapan yang diinstruksikan Disdikbud Kota Magelang, katanya, sekolahnya dinyatakan siap menyelenggarakan pembelajaran secara tatap muka.
Instrumen itu, antara lain surat keputusan kepala sekolah tentang tim gugus sekolah tangguh dan persiapan orang tua serta murid.
"Instrumennya banyak dan kami sudah memenuhi itu semua. Artinya, kami siap menyambut kenormalan baru di satuan pendidikan Kota Magelang," katanya.
Sekretaris Daerah Kota Magelang Joko Budiyono mengatakan pembelajaran tatap muka sejauh ini belum akan dilaksanakan mengingat pandemi COVID-19 masih terjadi, meskipun kasus penularan virus di daerah setempat sudah dapat terkendali.
Selain simulasi, Disdikbud Kota Magelang juga sedang merumuskan panduan tentang pembelajaran tatap muka di tengah pandemi COVID-19.
"Ini penting untuk menekan penularan COVID-19, protokol kesehatan harus ketat betul. Kalau tidak pasti akan 'meledak' (peningkatan kasus, red.)," katanya.
Baca juga: UMS perkirakan kuliah tatap muka mulai November
Baca juga: Kudus zona merah, sekolah lakukan masa pengenalan secara tatap muka