Pekalongan (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, siap merevitalisasi sungai dan sejumlah saluran sebagai upaya mengantisipasi banjir agar tidak terjadi lagi.
"Pemerintah akan terus melakukan upaya agar kondisi semacam ini (banjir) tidak terulang lagi termasuk membuat pompanisasi, normalisasi saluran, dan mengkaji efek pembuatan tanggul rob," kata Bupati Pekalongan Asip Kholbihi di Pekalongan, Rabu.
Menurut dia, pada 2020 ini pemkab masih menyediakan anggaran untuk revitalisasi saluran air sebagai upaya memperkecil kemungkinan terjadinya banjir lagi di beberapa daerah yang biasa menjadi langganan banjir.
Baca juga: Darurat Banjir, Pemkab dan Pemkot Pekalongan bersinergi dengan Pemprov Jateng
Saat ini, kata dia, pemkab sedang mengupayakan pencarian solusi terhadap masalah banjir yang melanda di sejumlah tempat.
"Kita sudah meninjau lokasi banjir yang parah yaitu di Desa Pesanggrahan dan ini sedang dicarikan solusinya. Kami berharap dari hasil rapat bersama BBWS, Pusdataru Provinsi Jateng, dan Pemkot Pekalongan dapat memperoleh solusi untuk mengatasi masalah banjir yang sering terjadi di wilayah Kabupaten Pekalongan," katanya.
Ia mengatakan wilayah Kabupaten Pekalongan yang terdampak banjir merupakan perbatasan dengan wilayah Kota Pekalongan sehingga hal itu perlu adanya koordinasi penanganan dampak bencana itu dari dua pemerintah daerah tersebut.
Sejumlah langkah penanganan yang perlu dilakukan baik jangka pendek, menengah, dan panjang, kata dia, melakukan revitalisasi saluran, kemudian jangka menengah dengan penyempurnaan pompanisasi, penyempurnaan tanggul dan lain-lain.
Setelah itu, kata dia, untuk jangka panjangnya adalah membuat polder di Desa Purworejo kemudian menutup Sungai Bremi dan Meduri.
"Adapun pengelolaan longstorage yang memanjang dari wilayah kabupaten masuk ke kota, juga perlu mendapat penanganan termasuk hal-hal yang dapat mengakibatkan terjadinya banjir," katanya.
Baca juga: Bupati Pekalongan pastikan pelayanan RSUD Kraron berjalan normal meski kebanjiran
Baca juga: Banjir di Pekalongan, warga mulai derita gatal-gatal