Purwokerto (ANTARA) - Rektor Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) Dr. Anjar Nugroho menyampaikan ucapan duka mendalam atas wafatnya Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof. Dr. K.H. Yunahar Ilyas, Lc. pada hari Kamis (2/1) di Yogyakarta.
"Innalillahi wa innaillaihi rojiun. Telah wafat Prof. Dr. K.H. Yunahar Ilyas, Lc., Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Semoga almarhum husnul khotimah, Aamiin ya Robbal 'Aalamiin," ujar Anjar di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Jumat (3/1).
Menurut dia, Prof. Yun (panggilan akrab Prof. Dr. K.H. Yunahar Ilyas, Lc., red.) adalah sosok tokoh Muhammadiyah milik masyarakat dan bangsa Indonesia.
"Semasa hidupnya, beberapa kali, bahkan sering, Prof. Yunahar sering datang ke Universitas Muhammadiyah Purwokerto untuk memberikan kajian dan ceramahnya. Tidak hanya sosok pendakwah yang cerdas, tetapi juga seorang sosok yang layak untuk kita teladani," katanya.
Baca juga: UMP luncurkan Pusat Studi Dakwah Komunitas
Ia mengatakan Muhammadiyah dan masyarakat Indonesia kehilangan sosok pemikir dan pendakwah seperti Prof. Yunahar Ilyas.
"Kita semua kehilangan sosok pemikir, pendakwah yang cerah dan mencerdaskan dari beliau, yang selama ini pikiran tenaga beliau dicurahkan untuk kemajuan Muhammadiyah dan bangsa ini," kata Anjar sembari mendoakan agar almarhum Prof. Yunahar Ilyas diterima di sisi Allah SWT.
Seperti diketahui, Prof. Dr. K.H. Yunahar Ilyas, Lc. meninggal dunia pada hari Kamis (2/1), pukul 23.47 WIB di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Sardjito, Yogyakarta.
Dilansir dari laman muhammadiyah.or.id, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof. Dr. Haedar Nashir mengatakan Prof. Yunahar Ilyas merupakan Ketua PP Muhammadiyah yang membidangi Tarjih dan Tabligh.
"Saya telah lama berkawan dan berinteraksi secara intens dengan Prof. Yunahar sejak tahun 1980-an. Banyak teladan yang baik yang dapat diambil dari beliau. Penguasaan ilmu agama yang mendalam khususnya di bidang tafsir, kepiawaian dalam bertabligh yang mudah dicerna umat, ramah dan mudah bersahabat, serta kehati-hatian dalam bersikap sehingga saksama dan bijaksana," kenangnya.
Baca juga: UMP satu-satunya PTM yang dirikan Pusat Studi Cabang dan Ranting Muhammadiyah
Haedar mengatakan bahwa Muhammadiyah sungguh kehilangan figur ulama yang santun dan menjunjung akhlak mulia.
"Beliau rutin mengajar tafsir di gedung PP Muhammadiyah Yogyakarta dan Jakarta serta dikenal ringan hati untuk memberi pengajian ke manapun," katanya.
Selain itu, kata dia, almarhum juga meninggalkan sejumlah buku penting dan menulis tarikh di Suara Muhammadiyah secara rutin.
"Semoga semuanya menjadi amal jariyah yang terus mengalir baginya, almarhum husnul khatimah dan diterima di sisi Allah SWT. Aamiin ya Robbal 'Aalamiin," pungkas Haedar. (tgr)
Baca juga: Rektor UMP: Habibie sosok inovatif, cerdas, dan mencerahkan
Baca juga: UMP meluncurkan Program S2 Pendidikan Agama Islam