Nilai impor berbagai komoditas di Provinsi Jawa Tengah pada 2019 mengalami kenaikan sebesar 0,22 persen dibandingkan tahun lalu.
"Nilai impor pada periode Januari-September 2019 tercatat 6,579 miliar dollar Amerika atau naik 0,22 persen dari periode yang sama pada 2018 yang hanya 6,564 miliar dollar Amerika," kata Ketua Badan Pengurus Daerah Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia Jawa Tengah Budiatmoko di Semarang, Selasa.
Ia mengungkapkan kenaikan impor Jateng pada 2019 didominasi impor mesin pesawat mekanik dan peralatan listrik dengan total 2,2 miliar dollar Amerika, dan impor produk tekstil serta plastik dan barang dari plastik yang masing-masing menyumbang angka 22,4 persen dan 6,2 persen.
Baca juga: 94 Persen Alat Kesehatan di Indonesia Masih Impor
"Hingga saat ini, negara asal impor ke Jawa Tengah didominasi dari Tiongkok, Jepang, dan Amerika Serikat," ujarnya di sela Musyawarah Daerah VI BPD GINSI Jawa Tengah 2019 di MG Setos Hotel Semarang.
GINSI Jateng, lanjut dia, selalu berupaya untuk berperan aktif dalam meningkatkan profesionalisme anggota dalam rangka meningkatkan perekonomian daerah, khususnya di Jawa Tengah melalui peningkatan pajak dalam rangka impor dan pemenuhan kebutuhan masyarakat yang belum dapat dipenuhi atau diproduksi dalam negeri.
"Dengan demikian importir lebih terkoordinasi, lebih baik, dan tujuan akhirnya akan membantu Pemprov Jateng dalam meningkatkan perekonomian daerah," katanya.
Ia berharap Musda GINSI Jateng ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya, termasuk dalam menyusun langkah kebijakan yang ditempuh di Jateng.
Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen yang turut hadir pada Musda GINSI Jateng mendukung kegiatan-kegiatan yang dilakukan.
Wagub yang akrab disapa Gus Yasin itu menyebutkan fungsi dari GINSI antara lain bersinergi dengan para pelaku usaha di berbagai sektor baik di dalam maupun luar negeri.
Selain itu, tidak kalah penting adalah harus bersinergi dengan pemerintah provinsi maupun pemerintah kabupaten/kota sehingga stabilitas ekonomi bisa terjaga dengan baik.
"Saya yakin GINSI juga memiliki Nawacita yang sama, yaitu bagaimana membuat perekonomian berputar dan berjalan dengan baik, dapat mendorong pertumbuhan ekonomi 7 persen sehingga kesejahteraan masyarakat meningkat dan kemiskinan di Jateng dapat berkurang," ujarnya.
Baca juga: Ganjar rela bawang putih impor masuk Jateng