Solo (ANTARA) - Kinerja bank perkreditan rakyat (BPR) di Soloraya per September 2019 cukup menggembirakan seiring dengan meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap lembaga keuangan tersebut.
"Kenaikan kinerja berhasil dicapai oleh BPR konvensional maupun syariah," kata Kepala Bagian Pengawasan Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) OJK Surakarta Tito Adji Siswantoro di Solo, Rabu.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), BPR konvensional berhasil mencatat aset Rp7,6 triliun. Angka itu meningkat 12,87 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu yang Rp6,7 triliun.
Untuk penyaluran kredit juga ada kenaikan 13,27 persen, yaitu dari Rp5,1 triliun per September 2018 menjadi Rp5,8 triliun per September 2019.
Untuk dana pihak ketiga (DPK) naik 14,44 persen dari Rp5,0 triliun menjadi Rp5,7 triliun.
Baca juga: OJK sebut kinerja BPR Soloraya meningkat
Ia mengatakan peningkatan kinerja itu diikuti dengan penurunan angka kredit macet, yaitu dari 6,04 persen pada tahun lalu menjadi 5,85 persen tahun ini.
"Angka ini di bawah Jawa Tengah yang mencapai 7,88 persen, sedangkan nasional 7,34 persen," katanya.
Untuk aset BPR syariah juga meningkat 18,04 persen, dari Rp490 miliar menjadi Rp579,2 miliar, sedangkan penyaluran pembiayaan juga meningkat signifikan 21,27 persen, dari Rp376 miliar menjadi Rp456 miliar.
"Untuk DPK naik 14,86 persen, dari Rp307 miliar menjadi Rp353 miliar," katanya.
Angka kredit macet pada BPR syariah turun dari sembilan persen menjadi 7,44 persen. Angka itu juga masih di bawah Jawa Tengah yang mencapai 7,64 persen dan nasional 8,27 persen.
Baca juga: Ganjar siap luncurkan bank UMKM hasil merger 29 BPR dan BKK
Baca juga: Total aset BPR BKK Boyolali capai Rp263 miliar
Baca juga: 240 BPR "angkat tangan" penuhi syarat minimum modal