Semarang (ANTARA) - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo siap meluncurkan bank yang dikhususkan untuk para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) serta para petani terkait dengan penyediaan permodalan.
"Mudah-mudahan masyarakat bisa menggunakan fungsi intermediasi perbankan ini dengan baik, nanti mereka (bank baru) saya minta khusus untuk mengurusi UMKM dan didalami dengan kekuatan modal yang ada," kata Ganjar Pranowo di Semarang, Jawa Tengah, Selasa.
Ganjar Pranowo menjelaskan bahwa bank khusus UMKM dan petani yang akan diluncurkan pada awal 2020 itu merupakan hasil merger dari 29 bank perkreditan rakyat dan bank kredit kecamatan (BPR BKK).
Saat ini, lanjut Ganjar, proses merger telah sampai di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan keberadaan bank baru khusus UMKM dan petani tersebut juga telah diperkuat dengan peraturan daerah.
Ia berharap proses persiapan pembentukan bank itu akan selesai akhir tahun ini sehingga tahun depan bisa jalan dan pada tahap awal akan terkumpul aset Rp2,3 triliun melalui merger.
"Diharapkan ini akan berkembang secara bertahap sesuai dengan kemampuan Pemprov Jateng maupun pemegang saham lainnya yakni kabupaten/kota," ujar Ganjar Pranowo.
Politikus PDI Perjuangan itu meminta Bank Jateng selaku bank pembina agar membantu proses merger sehingga bisa menggunakan sistem dan manajemen yang modern dengan teknologi informasi guna mengantisipasi kesalahan.
"Hari ini ada program mirip Mitra Jateng 25, namun suku bunganya 8 persen dan sudah berjalan, mungkin belum populer, maka dengan merger ini kita harapkan bisa lebih dikonsolidasikan dengan baik," kata Ganjar Pranowo.
Orang nomor satu di Jawa Tengah itupun memiliki tiga harapan besar terhadap bank baru yakni konsolidasi permodalan, manajemen yang modern, dan pelayanan yang lebih baik untuk menangani UMKM.
"Kami berharap BPR BKK mengkonsolidasikan seluruh kekuatan perbankan kita, sehingga dari sisi permodalan lebih kuat jejaring, juga lebih terkonsolidasi," ujar Ganjar Pranowo.(LHP)