Wonosamodro daerah kekeringan terparah di Kabupaten Boyolali
Boyolali (ANTARA) - Kecamatan Wonosamodro selama musim kemarau 2019 merupakan daerah kekeringan yang terparah di wilayah Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, sehingga masyarakat banyak memerlukan bantuan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari, kata pejabat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat.
Ada sebanyak 8 desa di wilayah kecamatan termuda di Boyolali itu yang hingga sekarang masih membutuhkan bantuan dropping air bersih selama musim kemarau ini, kata Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Kabupaten Boyolali Bambang Sinungharjo, di Boyolali, Kamis.
Sebanyak 8 desa di Kecamatan Wonosamodro itu, yakni Desa Girirejo, Bercak, Gunungsari, Bengle, Garangan, Kalinanas, Repaking, dan Jatilawang.
Baca juga: 88 desa kekeringan, BPBD Banyumas intensifkan distribusi air bersih
Pemkab Boyolali melalui BPBD dan Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan baik negeri maupun swasta, dan donatur masyarakat atau komunitas sudah melakukan dropping air bersih sebanyak 337 tangki ukuran 5.000 liter di daerah tersebut.
"Bantuan air bersih di Wonosamodro memang tertinggi, karena masyarakat memang sangat membutuhkan dengan mengajukan bantuan melalui pemerintah desa dan kecamatan ke BPBD," katanya.
Selain itu, di Kecamatan Wonosegoro juga ada 9 desa yang terkena dampak dari musim kemarau panjang saat ini, yakni Bojong, Guwo, Bandung, Gosono, Kedungpilang, Karangjati, Kauman, Banyusri, dan Bolo, Daerah ini, sudah mendapatkan bantuan dropping air bersih sebanyak 296 tangki selama dua bulan terakhir ini.
"Kecamatan Juwangi juga mengalami kekeringan sebanyak empat desa yakni Kalimati, Krobokan, Sambeng, dan Ngaren. BPBD bersama para donatur dari perusahaan telah menyalurkan bantuan air bersih sebanyak 181 tangki di daerah ini.
Menurut dia, wilayah Boyolali lainnya yang mendapat bantuan air bersih yakni Kecamatan Kemusu ada 7 desa telah menerima bantuan air sebanyak 197 tangki, Tamansari ada 6 desa dengan bantuan sebanyak 75 tangki.
Karanggede hanya di Desa Dologan mendapatkan bantuan air bersih sebanyak 11 tangki, Musuk (17) tangki, Selo (38) tangki, Adong (29) tangki, Klego (3) tangki, Gladangsari (3) tangki, Boyolali kota (3) tangki.
"Jadi ada 11 dari 22 wilayah kecamatan di Boyolali yang mengajukan bantuan bantuan air bersih, dan hingga Rabu (30/10), sudah sebanyak 1.203 tangki disalurkan ke masyarakat yang membutuhkan," katanya.
Dia mengatakan Pemkab Boyolali melakukan kegiatan bantuan dropping air bersih ke daerah kekeringan berlangsung hingga Kamis ini.
Menurut Giyanti (40) warga Desa Garangan Kecamatan Wonosamodro selama musim kemarau tiba warga Desa Garangan memang kesulitan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari. Namun, adanya bantuan air bersih dari pemerintah sangat mengurangi beban warga setempat.
"Saya berharap bantuan masih berlangsung hingga musim hujan tiba, sehingga warga tidak kesulitan untuk memenuhi kebutuhan air bersih sehari-hari," katanya.
Baca juga: Jumlah desa alami kekeringan di Demak diprediksi terus bertambah
Baca juga: Sawah empat desa Kabupaten Batang kekeringan
Ada sebanyak 8 desa di wilayah kecamatan termuda di Boyolali itu yang hingga sekarang masih membutuhkan bantuan dropping air bersih selama musim kemarau ini, kata Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Kabupaten Boyolali Bambang Sinungharjo, di Boyolali, Kamis.
Sebanyak 8 desa di Kecamatan Wonosamodro itu, yakni Desa Girirejo, Bercak, Gunungsari, Bengle, Garangan, Kalinanas, Repaking, dan Jatilawang.
Baca juga: 88 desa kekeringan, BPBD Banyumas intensifkan distribusi air bersih
Pemkab Boyolali melalui BPBD dan Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan baik negeri maupun swasta, dan donatur masyarakat atau komunitas sudah melakukan dropping air bersih sebanyak 337 tangki ukuran 5.000 liter di daerah tersebut.
"Bantuan air bersih di Wonosamodro memang tertinggi, karena masyarakat memang sangat membutuhkan dengan mengajukan bantuan melalui pemerintah desa dan kecamatan ke BPBD," katanya.
Selain itu, di Kecamatan Wonosegoro juga ada 9 desa yang terkena dampak dari musim kemarau panjang saat ini, yakni Bojong, Guwo, Bandung, Gosono, Kedungpilang, Karangjati, Kauman, Banyusri, dan Bolo, Daerah ini, sudah mendapatkan bantuan dropping air bersih sebanyak 296 tangki selama dua bulan terakhir ini.
"Kecamatan Juwangi juga mengalami kekeringan sebanyak empat desa yakni Kalimati, Krobokan, Sambeng, dan Ngaren. BPBD bersama para donatur dari perusahaan telah menyalurkan bantuan air bersih sebanyak 181 tangki di daerah ini.
Menurut dia, wilayah Boyolali lainnya yang mendapat bantuan air bersih yakni Kecamatan Kemusu ada 7 desa telah menerima bantuan air sebanyak 197 tangki, Tamansari ada 6 desa dengan bantuan sebanyak 75 tangki.
Karanggede hanya di Desa Dologan mendapatkan bantuan air bersih sebanyak 11 tangki, Musuk (17) tangki, Selo (38) tangki, Adong (29) tangki, Klego (3) tangki, Gladangsari (3) tangki, Boyolali kota (3) tangki.
"Jadi ada 11 dari 22 wilayah kecamatan di Boyolali yang mengajukan bantuan bantuan air bersih, dan hingga Rabu (30/10), sudah sebanyak 1.203 tangki disalurkan ke masyarakat yang membutuhkan," katanya.
Dia mengatakan Pemkab Boyolali melakukan kegiatan bantuan dropping air bersih ke daerah kekeringan berlangsung hingga Kamis ini.
Menurut Giyanti (40) warga Desa Garangan Kecamatan Wonosamodro selama musim kemarau tiba warga Desa Garangan memang kesulitan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari. Namun, adanya bantuan air bersih dari pemerintah sangat mengurangi beban warga setempat.
"Saya berharap bantuan masih berlangsung hingga musim hujan tiba, sehingga warga tidak kesulitan untuk memenuhi kebutuhan air bersih sehari-hari," katanya.
Baca juga: Jumlah desa alami kekeringan di Demak diprediksi terus bertambah
Baca juga: Sawah empat desa Kabupaten Batang kekeringan