Desa Wisata Karangsalam Banyumas diminta gandeng perguruan tinggi
Banyumas (ANTARA) - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengagumi perkembangan Desa Wisata Karangsalam, Kabupaten Banyumas, yang masuk 28 besar Desa Wisata Nusantara.
"Bagus sekali, tapi kita mesti mengajak ahli. Maka saya sarankan ajak saja perguruan tinggi, buat kerja sama," katanya kepada wartawan saat mengunjungi Desa Wisata Karangsalam, Kecamatan Baturraden, Banyumas, Jawa Tengah, Selasa.
Dia menyarankan Pemerintah Desa Karangsalam bermitra dengan perguruan tinggi yang ada di Kabupaten Banyumas seperti Universitas Jenderal Soedirman, Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Universitas Wijayakusuma, dan sebagainya.
Baca juga: Geliat ekonomi Desa Wisata Doesoen Kopi Sirap
Dalam hal ini, kata dia, Pemdes Karangsalam dan perguruan tinggi membuat bentang darat (landscape) dengan desain yang bagus.
"Kemudian membuat visinya, apakah konservasi atau modern. Saran saya konservasi, jadi modernitasnya sedikit saja." katanya.
Setelah bentang daratnya didesain, dia mengharapkan semuanya nyaman karena jalan menuju destinasi wisatanya terlalu terjal meskipun kondisinya bagus.
Dia mengakui penggunaan bambu untuk sejumlah sarana di destinasi wisata yang dikembangkan Pemdes Karangsalam merupakan sesuatu yang menarik namun kurang memberi rasa aman bagi pengunjung karena akan lapuk ketika terus-menerus diguyur hujan kemudian kena panas.
"Sentuhan-sentuhan sedikit modernitas sedikit dijaga. Nah sampah ini yang kita minta untuk paling ketat, sehingga ini betul-betul daerah yang punya nilai jual," katanya.
Ganjar mengharapkan Desa Wisata Karangsalam juga menjalin kerja sama dengan desa wisata yang lain sehingga wisatawan bisa diajak ke paket wisata dengan kekhasan masing-masing.
"Kalau bisa antartempat destinasi jangan sama, sehingga wisatawan itu bisa ke sini dua hari. Dua hari menginap itu sudah luar biasa," katanya.
Baca juga: Menikmati petik stroberi di Desa Wisata Serang
Sementara itu, Ketua Kelompok Sadar Wisata "Tirta Kamulyan" Sisworo mengatakan pihaknya semula hanya mengelola satu destinasi wisata, yakni Curug Telu yang dikembangkan sejak akhir tahun 2015.
"Namun sampai sekarang sudah cukup banyak destinasi yang dikembangkan di sini," katanya.
Ia mengatakan anggaran pengembangan destinasi wisata di Desa Karangsalam juga dialokasikan dari Dana Desa setiap tahunnya.
Bahkan, kata dia, Pemdes Karangsalam juga pernah mendapatkan bantuan pengembangan wisata dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi.
Baca juga: Berbagai wahana baru disiapkan di Desa Wisata Serang
Baca juga: Pemerintah desa petakan potensi wisata
"Bagus sekali, tapi kita mesti mengajak ahli. Maka saya sarankan ajak saja perguruan tinggi, buat kerja sama," katanya kepada wartawan saat mengunjungi Desa Wisata Karangsalam, Kecamatan Baturraden, Banyumas, Jawa Tengah, Selasa.
Dia menyarankan Pemerintah Desa Karangsalam bermitra dengan perguruan tinggi yang ada di Kabupaten Banyumas seperti Universitas Jenderal Soedirman, Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Universitas Wijayakusuma, dan sebagainya.
Baca juga: Geliat ekonomi Desa Wisata Doesoen Kopi Sirap
Dalam hal ini, kata dia, Pemdes Karangsalam dan perguruan tinggi membuat bentang darat (landscape) dengan desain yang bagus.
"Kemudian membuat visinya, apakah konservasi atau modern. Saran saya konservasi, jadi modernitasnya sedikit saja." katanya.
Setelah bentang daratnya didesain, dia mengharapkan semuanya nyaman karena jalan menuju destinasi wisatanya terlalu terjal meskipun kondisinya bagus.
Dia mengakui penggunaan bambu untuk sejumlah sarana di destinasi wisata yang dikembangkan Pemdes Karangsalam merupakan sesuatu yang menarik namun kurang memberi rasa aman bagi pengunjung karena akan lapuk ketika terus-menerus diguyur hujan kemudian kena panas.
"Sentuhan-sentuhan sedikit modernitas sedikit dijaga. Nah sampah ini yang kita minta untuk paling ketat, sehingga ini betul-betul daerah yang punya nilai jual," katanya.
Ganjar mengharapkan Desa Wisata Karangsalam juga menjalin kerja sama dengan desa wisata yang lain sehingga wisatawan bisa diajak ke paket wisata dengan kekhasan masing-masing.
"Kalau bisa antartempat destinasi jangan sama, sehingga wisatawan itu bisa ke sini dua hari. Dua hari menginap itu sudah luar biasa," katanya.
Baca juga: Menikmati petik stroberi di Desa Wisata Serang
Sementara itu, Ketua Kelompok Sadar Wisata "Tirta Kamulyan" Sisworo mengatakan pihaknya semula hanya mengelola satu destinasi wisata, yakni Curug Telu yang dikembangkan sejak akhir tahun 2015.
"Namun sampai sekarang sudah cukup banyak destinasi yang dikembangkan di sini," katanya.
Ia mengatakan anggaran pengembangan destinasi wisata di Desa Karangsalam juga dialokasikan dari Dana Desa setiap tahunnya.
Bahkan, kata dia, Pemdes Karangsalam juga pernah mendapatkan bantuan pengembangan wisata dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi.
Baca juga: Berbagai wahana baru disiapkan di Desa Wisata Serang
Baca juga: Pemerintah desa petakan potensi wisata