Semarang (ANTARA) - Forum Komunikasi Asosiasi Maritim Pelabuhan Tanjung Emas Semarang meminta pengelola Pelabuhan Tanjung Emas Semarang agar mengeruk endapan lumpur yang ada di dermaga sandar untuk kapal barang dan kapal penumpang.
"Dermaga sandar di pelabuhan penuh dengan endapan lumpur sehingga menyulitkan kapal-kapal besar merapat untuk bongkar muat," kata Wakil Ketua Forum Komunikasi Asosiasi Maritim Pelabuhan Tanjung Emas Semarang Ari Wibowo di Semarang, Selasa.
Menurut dia, tingginya endapan lumpur di dermaga sandar Pelabuhan Tanjung Emas Semarang itu berbeda dengan kondisi pelabuhan lainnya di Pulau Jawa seperti Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta dan Tanjung Perak Surabaya.
Kondisi endapan lumpur tersebut, kata dia, menyulitkan kapal-kapal besar merapat ke pelabuhan.
Baca juga: Legislator mendorong percepatan rel pelabuhan Semarang
Ia menyebutkan idealnya dermaga sandar di pelabuhan mempunyai kedalaman sekitar 12 meter, sedangkan dermaga sandar di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang saat ini hanya berkedalaman 9 meter karena tingginya endapan lumpur.
"Oleh karena itu kami meminta kepada pemangku kebijakan di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang untuk melakukan pengerukan secara rutin di dermaga sandar," ujarnya.
Ia mengakui jika pengelola Pelabuhan Tanjung Emas Semaramg telah melakukan pengerukan endapan lumpur, namun hasilnya belum optimal.
"Endapan lumpurnya harus dikeruk secara kontinyu agar tidak mengganggu proses bongkar muat kapal," katanya.
Baca juga: Sedimentasi di Pelabuhan Pekalongan disesaki sampah plastik
Berita Terkait
Kapal penyeberangan Jepara - Karimunjawa beroperasi selama libur Lebaran
Rabu, 10 April 2024 14:27 Wib
2.435 pemudik bersepeda motor tiba di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
Senin, 8 April 2024 14:33 Wib
Ada pengamanan gabungan antisipasi kebakaran kapal
Minggu, 7 April 2024 20:52 Wib
Pemudik gratis yang naik kapal tiba di Tanjung Mas Semarang
Sabtu, 6 April 2024 21:16 Wib
Prediksi jumlah penumpang kapal Pelni saat mudik Lebaran
Rabu, 3 April 2024 16:00 Wib
Basarnas: Keberadaan kapal nelayan Kilat Maju Jaya-7 belum diketahui
Selasa, 19 Maret 2024 15:01 Wib
Kapal nelayan dengan 10 ABK asal Pemalang hilang kontak di Samudra Hindia
Sabtu, 16 Maret 2024 23:57 Wib
Tim SAR mulai cari 22 kru kapal yang tenggelam di Selayar Sulsel
Rabu, 13 Maret 2024 9:40 Wib