McMenemy isyaratkan Indonesia tetap gunakan formasi 3-4-3
Jakarta (ANTARA) - Pelatih tim nasional Indonesia Simon McMenemy mengisyaratkan skuatnya tetap menggunakan formasi 3-4-3 saat menghadapi Vanuatu dalam laga persahabatan internasional FIFA di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Sabtu (15/6), mulai pukul 18.30 WIB.
Dia berkeras menerapkan 3-4-3 meski dengan formasi itu skuatnya kalah 4-1 dari Yordania di pertandingan FIFA di Amman, Yordania, Selasa (11/6).
"Tolong berikan kesempatan bagi pemain untuk belajar dan berkembang menjadi lebih baik. Kita harus bisa menerima situasi menang atau kalah," ujar Simon dalam konferensi pers sebelum laga kontra Vanuatu di SUGBK, Jakarta, Jumat.
Menurut pelatih asal Skotlandia tersebut, penerapan 3-4-3 di timnas Indonesia karena dirinya sebagai pelatih menyesuaikan formasi dan strategi dengan komposisi pemain yang ada.
Indonesia, lanjutnya, memiliki banyak pemain sayap dan minim gelandang tengah. Formasi 3-4-3, dapat memfasilitasi kemampuan para pemain sayap cepat tersebut.
"Pelatih harus bisa beradaptasi dengan situasi yang ada," tutur dia.
Formasi 3-4-3 pertama kali diterapkan Simon di babak kedua laga uji coba kontra klub Australia Perth Glory, Rabu (13/3), yang menjadi bagian dari TC di Australia.
Saat itu, Indonesia menang 3-1, dimana tiga gol itu dicetak di paruh kedua.
"Ketika itu, di babak pertama kami mencoba 4-4-2. Lalu di babak kedua kami memakai 3-4-3 dan hasilnya kami menguasai pertandingan. Di sana saya berpikir itu skema yang cocok untuk Indonesia," kata Simon.
Dengan formasi 3-4-3 pula, Indonesia mengalahkan Myanmar dengan skor 2-0 dalam laga persahabatan FIFA yang berlangsung tandang di Myanmar.
Simon McMenemy bukanlah pelatih yang identik dengan satu formasi. Saat membawa klub Bhayangkara FC juara Liga 1 Indonesia 2017, dia menggunakan formasi 4-4-2 'diamond'.
Dia menegaskan bahwa saat itu formasi 4-4-2 'diamond' yang paling cocok untuk Bhayangkara yang tidak memiliki banyak pemain sayap, tetapi melimpah pemain tengah.
"Bhayangkara saat itu kekurangan pemain sayap, tetapi banyak pemain tengah," ujar Simon.
Sementara bek timnas Indonesia Hansamu Yama Pranata menegaskan bahwa para pemain skuat berjuluk tim Garuda tidak menemukan kesulitan dalam memahami taktik Simon.
Yang jadi soal, kata Hansamu, hanya tentang adaptasi pemain dengan formasi.
"Kami bisa mengalahkan Myanmar dengan 3-4-3. Saya rasa itu butuh waktu saja," tutur Hansamu.
Dia berkeras menerapkan 3-4-3 meski dengan formasi itu skuatnya kalah 4-1 dari Yordania di pertandingan FIFA di Amman, Yordania, Selasa (11/6).
"Tolong berikan kesempatan bagi pemain untuk belajar dan berkembang menjadi lebih baik. Kita harus bisa menerima situasi menang atau kalah," ujar Simon dalam konferensi pers sebelum laga kontra Vanuatu di SUGBK, Jakarta, Jumat.
Menurut pelatih asal Skotlandia tersebut, penerapan 3-4-3 di timnas Indonesia karena dirinya sebagai pelatih menyesuaikan formasi dan strategi dengan komposisi pemain yang ada.
Indonesia, lanjutnya, memiliki banyak pemain sayap dan minim gelandang tengah. Formasi 3-4-3, dapat memfasilitasi kemampuan para pemain sayap cepat tersebut.
"Pelatih harus bisa beradaptasi dengan situasi yang ada," tutur dia.
Formasi 3-4-3 pertama kali diterapkan Simon di babak kedua laga uji coba kontra klub Australia Perth Glory, Rabu (13/3), yang menjadi bagian dari TC di Australia.
Saat itu, Indonesia menang 3-1, dimana tiga gol itu dicetak di paruh kedua.
"Ketika itu, di babak pertama kami mencoba 4-4-2. Lalu di babak kedua kami memakai 3-4-3 dan hasilnya kami menguasai pertandingan. Di sana saya berpikir itu skema yang cocok untuk Indonesia," kata Simon.
Dengan formasi 3-4-3 pula, Indonesia mengalahkan Myanmar dengan skor 2-0 dalam laga persahabatan FIFA yang berlangsung tandang di Myanmar.
Simon McMenemy bukanlah pelatih yang identik dengan satu formasi. Saat membawa klub Bhayangkara FC juara Liga 1 Indonesia 2017, dia menggunakan formasi 4-4-2 'diamond'.
Dia menegaskan bahwa saat itu formasi 4-4-2 'diamond' yang paling cocok untuk Bhayangkara yang tidak memiliki banyak pemain sayap, tetapi melimpah pemain tengah.
"Bhayangkara saat itu kekurangan pemain sayap, tetapi banyak pemain tengah," ujar Simon.
Sementara bek timnas Indonesia Hansamu Yama Pranata menegaskan bahwa para pemain skuat berjuluk tim Garuda tidak menemukan kesulitan dalam memahami taktik Simon.
Yang jadi soal, kata Hansamu, hanya tentang adaptasi pemain dengan formasi.
"Kami bisa mengalahkan Myanmar dengan 3-4-3. Saya rasa itu butuh waktu saja," tutur Hansamu.