Magelang (ANTARA) - Kelurahan Tidar Selatan, Kota Magelang meraih juara dengan predikat Terbaik I Pelaksana Gotong Royong Masyarakat tingkat Provinsi Jawa Tengah pada 2019.
Kepala Bidang Pemberdayaan Masyarakat Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP4KB) Kota Magelang R.R. Sri Mulatsih di Magelang, Jumat, mengatakan prestasi itu diraih Kelurahan Tidar Selatan setelah melalui seleksi tingkat Kota Magelang pada Februari 2019.
Setelah seleksi itu, Tidar Selatan maju dalam penilaian serupa tingkat Provinsi Jawa Tengah. Pada tahapan itu, tim penilai lintas sektor dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah meninjau ke Tidar Selatan, pertengahan Maret 2019.
Tidar Selatan masuk kategori kelurahan (kota) dengan predikat terbaik, mengalahkan Kota Pekalongan dan Kota Semarang, sedangkan tiga besar kategori desa (kabupaten), yakni Kendal, Pati, dan Kebumen.
Penghargaan diterima perwakilan Tidar Selatan bersamaan dengan pencanangan Bulan Bakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) di Semarang, 9 April 2019.
"Tentu ini menjadi jadi kebanggaan, tidak hanya bagi masyarakat Tidar Selatan, tapi juga bagi Kota Magelang. Tidar Selatan layak mendapat predikat terbaik karena memang memiliki banyak inovasi dan kreativitas yang mengedepankan kegotongroyongan masyarakat," kata dia dalam keterangan tertulis Humas Pemkot Magelang.
Ia menyebut setidaknya ada empat bidang utama yang menjadi penilaian dalam lomba tahunan itu, antara lain kemasyarakatan, ekonomi, sosial- budaya-agama, dan lingkungan.
Sri menjelaskan untuk bidang kemasyarakatan, Tidar Selatan memiliki Kampung Warna Warni dan Kampung Dolanan Tidar Sari, di bidang ekonomi, kelurahan itu banyak berkembang usaha mikro, kecil, dan menengah yang memproduksi aneka makanan dan oleh-oleh khas Magelang, seperti batik dan tahu.
Di bidang lingkungan, kata dia, terdapat Kampung Anggrek Tidar Campur, Bank Sampah Lancar Trunan, Kampung Organik Trunan, Kampung Mozaik Tidar Warung, dan Kampung Kerajinan Daur Ulang Tidar Warung.
Di bidang sosial budaya dan keagamaan, kata dia, kelurahan itu memiliki tradisi-tradisi lokal, seperti gerebeg gethuk, gerebeg tahu, dan sadranan yang rutin diadakan warga setiap tahun.
"Semua inovasi dan kreativitas masyarakat Tidar Selatan memang sudah berjalan alami, tanpa dibuat-buat atau sulapan hanya karena akan mengikuti lomba sehingga masyarakat tidak ada beban," kata dia.
Kepala DP4KB Kota Magelang Wulandari mengharapkan prestasi Tidar Selatan menjadi motivasi masyarakat untuk selalu menjunjung tinggi semangat gotong royong.
Gotong royong, katanya, tidak sekadar ketika kerja bakti, akan tetapi juga terkait dengan kegiatan pemberdayaan masyarakat hingga peningkatan ekonomi.
"Ini jadi motivasi kita semua, agar menggerakkan lagi semangat gotong royong supaya nilainya tidak punah, tidak sekadar waktu kerja bakti lingkungan tapi di semua aspek," katanya.
Pada lomba sebelumnya, Kota Magelang langganan menorehkan prestasi. Pada 2015 juara I diraih Kelurahan Kemirirejo, pada 2016 juara II diraih Jurangombo Utara, pada 2017 juara II diraih Jurangombo Selatan, dan pada 2018 Juara II diraih Magersari. (hms).