Purwokerto (ANTARA) - Penggunaan kentongan sebagai alat komunikasi tradisional masih efektif dimanfaatkan sebagai alat peringatan dini bencana, kata akademisi dari Universitas Jenderal Soedirman Edi Santoso.
"Efektivitas sebuah saluran atau media komunikasi bisa diuji di lapangan, dari praktik selama ini kentongan masih sangat efektif," katanya di Purwokerto, Rabu.
Edi yang juga dosen Magister Ilmu Komunikasi Unsoed itu, menjelaskan pada era sebelum telepon dan internet hadir, media tradisional seperti kentongan memang terbukti efektif untuk menyampaikan pesan.
"Nah, kemudian muncul telepon, internet, orang berpikir kentongan adalah media komunikasi yang kuno," katanya.
Dia mengakui banyak keterbatasan dari kentongan. Pertama hanya mampu menyampaikan pesan melalui kode, kedua jangkauannya masyarakat level RT atau dusun.
Akan tetapi, kata dia, kentongan masih bermanfaat dengan beberapa syarat, seperti sebagai media komunikasi bagi komunitas, melalui bunyi-bunyian yang terkodekan.
"Kode itu kan konvensi. Jadi, selama sebuah komunitas menyepakati hadirnya kentongan buat komunikasi, maka media ini masih relevan. Itu syarat pertama," katanya.
Ditambah lagi, kesepakatan itu diikuti oleh pemahaman yang sama atas kode-kode bunyi kentongan itu.
"Dalam konteks itu pula, kesepahaman itu diikuti oleh penerimaan atas bunyi kentongan kapan pun, siang atau malam hari. Karena kentongan ini kan bisa saja dianggap mengganggu. Misalnya, malam-malam kentongan dibunyikan, bisa mengganggu orang tidur," katanya.
Dia menambahkan sifat penyebaran informasi kentongan adalah "one to many" sehingga jika dibunyikan, semua akan terdampak dan mendengar.
"Ada kekuatan media seperti ini, yang tidak dimiliki media modern. Misalnya, kentongan itu mudah dibuat, tak butuh energi listrik. Artinya, dalam kondisi listrik mati, misalnya saat bencana, kentongan bisa berfungsi," katanya.
Untuk itu, kata dia, kentongan masih efektif digunakan untuk peringatan dini bencana.
Sebelumnya, dosen Mitigasi Bencana Geologi, Jurusan Teknik Geologi Universitas Jenderal Soedirman Indra Permanajati mengingatkan pentingnya memanfaatkan kentongan sebagai sarana komunikasi peringatan dini bencana bagi masyarakat yang tinggal di sekitar wilayah rawan bencana.
"Kentongan atau alat-alat tradisi lokal yang dapat dimanfaatkan sebagai salah satu strategi mitigasi bencana berbasis kearifan lokal," katanya.