Gubernur Jateng ajak kumandangkan semangat toleransi
Kudus, Antaranews Jateng - Pelaksana tugas Gubernur Jawa Tengah Heru Sudjatmoko mengajak semua pihak terus mengumandangkan semangat toleransi dan kegotong-royongan.
"Bersepeda bareng Minggu (6/5) ini merupakan bentuk kebersamaan karena diikuti oleh berbagai kalangan," ujarnya di sela-sela menghadiri acara "ngontel bareng benteng Pancasila" di Lapangan Qudsiyyah Kudus, Minggu.
Apalagi, lanjut dia, selain digelar acara bersepeda bareng juga dibacakan Deklarasi Benteng Pancasila.
Menurut dia, kegiatan itu selain bernuansa Islami juga ikut menyosialisasikan nilai-nilai kebersamaan.
Apalagi, lanjut dia, kelahiran Pancasila juga tidak bisa dipisahkan dari sejarah Islam dengan inisiasi Bung Karno.
Kabupaten Kudus, kata dia, luar biasa karena ada Sunan Kudus dan Sunan Muria yang membawakan Islam dengan penuh keteladanan.
"Sementara pemerintah memiliki perjuangan dan visi serta misi menjalin kasih sayang dan cinta kasih semua," ujarnya.
Tentu saja, kata dia, muaranya mercusuar di Kudus. Oleh karena itu, dia menyampaikan selamat untuk Yayasan Qudsiyyah dan sejumlah kawan yang menginisiasi kegiatan itu.
"Tidak berlebihan jika Pemprov Jateng juga memberikan dukungan karena tujuannya positif dan kegiatan ini betul-betul untuk urusan akhirat dan untuk kemaslahatan umat," ujarnya.
Plt Gubernur Jateng tersebut juga melepas rombongan ngontel bareng dari garis start serta melepas ratusan burung dan balon sebagai bentuk peresmian kegiatan.
Sementara itu, Ketua Yayasan Qudsiyyah Kudus Muhammad Nadjib Hassan menambahkan kegiatan ini dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan untuk menebar kedamaian.
Rangkaian kegiatannya, kata dia, termasuk festival dan Parade Benteng Pancasila.
Sekretaris panitia kegiatan Abdul Jalil menambahkan sejumlah rangkaian kegiatan yang digelar oleh Yayasan Qudsiyyah Kudus dalam rangka menggapai kedamaian di bumi dengan berharap rida Allah.
Ia menganggap di Indonesia terlalu banyak kata-kata suci. Misalkan seorang koruptor yang dianggap gagal membawa kebijakan dalam dirinya karena tindakannya.
"Mari sama-sama mewujudkan kedamaain dalam bernegara dan konteks Pancasila," ujarnya.
Rangkaian kegiatan menyambut Ramadhan, lanjut dia, selain ngontel bareng dan pembacaan deklarasi benteng Pancasila juga dilakukan ziarah, kataman kolosal 102 kali, konser seribu terbang, konser bersama musisi dan penyanyi Sabrang Mowo Damar Panuluh atau lebih dikenal dengan nama Noe Letto dengan tema beragama di kalangan milenial.
"Bersepeda bareng Minggu (6/5) ini merupakan bentuk kebersamaan karena diikuti oleh berbagai kalangan," ujarnya di sela-sela menghadiri acara "ngontel bareng benteng Pancasila" di Lapangan Qudsiyyah Kudus, Minggu.
Apalagi, lanjut dia, selain digelar acara bersepeda bareng juga dibacakan Deklarasi Benteng Pancasila.
Menurut dia, kegiatan itu selain bernuansa Islami juga ikut menyosialisasikan nilai-nilai kebersamaan.
Apalagi, lanjut dia, kelahiran Pancasila juga tidak bisa dipisahkan dari sejarah Islam dengan inisiasi Bung Karno.
Kabupaten Kudus, kata dia, luar biasa karena ada Sunan Kudus dan Sunan Muria yang membawakan Islam dengan penuh keteladanan.
"Sementara pemerintah memiliki perjuangan dan visi serta misi menjalin kasih sayang dan cinta kasih semua," ujarnya.
Tentu saja, kata dia, muaranya mercusuar di Kudus. Oleh karena itu, dia menyampaikan selamat untuk Yayasan Qudsiyyah dan sejumlah kawan yang menginisiasi kegiatan itu.
"Tidak berlebihan jika Pemprov Jateng juga memberikan dukungan karena tujuannya positif dan kegiatan ini betul-betul untuk urusan akhirat dan untuk kemaslahatan umat," ujarnya.
Plt Gubernur Jateng tersebut juga melepas rombongan ngontel bareng dari garis start serta melepas ratusan burung dan balon sebagai bentuk peresmian kegiatan.
Sementara itu, Ketua Yayasan Qudsiyyah Kudus Muhammad Nadjib Hassan menambahkan kegiatan ini dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan untuk menebar kedamaian.
Rangkaian kegiatannya, kata dia, termasuk festival dan Parade Benteng Pancasila.
Sekretaris panitia kegiatan Abdul Jalil menambahkan sejumlah rangkaian kegiatan yang digelar oleh Yayasan Qudsiyyah Kudus dalam rangka menggapai kedamaian di bumi dengan berharap rida Allah.
Ia menganggap di Indonesia terlalu banyak kata-kata suci. Misalkan seorang koruptor yang dianggap gagal membawa kebijakan dalam dirinya karena tindakannya.
"Mari sama-sama mewujudkan kedamaain dalam bernegara dan konteks Pancasila," ujarnya.
Rangkaian kegiatan menyambut Ramadhan, lanjut dia, selain ngontel bareng dan pembacaan deklarasi benteng Pancasila juga dilakukan ziarah, kataman kolosal 102 kali, konser seribu terbang, konser bersama musisi dan penyanyi Sabrang Mowo Damar Panuluh atau lebih dikenal dengan nama Noe Letto dengan tema beragama di kalangan milenial.