Jakarta, ANTARA JATENG - Indonesia akan membentuk konsorsium untuk
mengembangkan kapal selam mini yang ditargetkan selesai pada 2025, kata
Deputi Badan Penelitian dan Pengembangan Teknologi (BPPT) bidang
Teknologi Industri Rancang Bangun dan Rekayasa, Wahyu W Pandoe
"Saat ini konsorsium tersebut sedang dijajaki dan akan dibentuk
dalam waktu dekat," katanya di sela Seminar BPPT-Saab "Meraih Pertahanan
yang Tangguh melalui Teknologi Pertahanan Bawah Air" di Jakarta,
Selasa.
Konsorsium yang akan melibatkan BPPT, TNI, PT PAL, ITS, ITB, PT
Risea, dan lembaga lain itu akan mengembangkan industri pertahanan bawah
laut guna membangun kemandirian bangsa.
Prototipe kapal selam mini tersebut rencananya dibangun dengan
dimensi 32 meter x 3 meter yang mampu menyelam di kedalaman 150 meter di
bawah laut selama 2-3 hari dengan kapasitas 11 awak.
"Ini hanya sasaran antara, tujuan berikutnya adalah mengembangkan
kapal selam ukuran besar jenis U209. Penguasaan teknologi bawah laut
sangat penting untuk negara maritim sehingga harus dimulai dari
sekarang," kata Wahyu.
Untuk mengembangkan kapal selam ini, BPPT mulai menjajaki kerja
sama dengan Saab, industri pertahanan Swedia yang bersedia melakukan
alih teknologi pertahanan bawah air.
Kepala Bagian Program dan
Anggaran Pusat Teknologi Industri Pertahanan dan Keamanan BPPT Dr
Fadilah Hasim mengatakan, Indonesia memiliki potensi besar untuk
menguasai teknologi bawah laut.
BPPT, ia menjelaskan, juga memiliki berbagai laboratorium yang
mendukung alih teknologi bawah laut seperti Balai Teknologi
Hidrodinamika, Balai Besar Teknologi Aerodinamika, Aeroelastika dan
Aeroakustika, Balai Besar Kekuatan Struktur, Balai Teknologi Mesin
Perkakas Produksi dan Otomasi, Balai Teknologi Polimer dan Balai
Teknologi Termodinamika Motor Propulsi.
"Negara yang mengembangkan teknologi kapal selam tidak banyak di
dunia, misalnya AS, Rusia, Perancis, Jepang, dan Korea Selatan dan cukup
sulit untuk melakukan alih teknologi, khususnya negara anggota NATO.
Sedangkan Swedia karena bukan anggota NATO, sehingga lebih terbuka dalam
alih teknologi," katanya.
Manajer Teknologi Saab Kockums Swedia,
Roger Berg, mengatakan perusahaannya telah 100 tahun mendesain dan
memproduksi kapal angkatan laut dan telah 100 tahun mengembangkan kapal
selam serta sedang mengembangkan program kapal selam modern, A26 Kockum Class.
Teknologi kapal selam terbaru yang dikembangkan Swedia adalah
kemampuan tinggal di kedalaman laut dalam waktu lama dengan nyaman,
kemampuan dalam menghadapi tekanan dan kemampuan mendeteksi ancaman
serta penggunaan energi ramah lingkungan, kata Berg.
Berita Terkait
BMKG: Gempa M7,5 dan tsunami di Vanuatu tidak berdampak ke Indonesia
Selasa, 17 Desember 2024 12:26 Wib
Berkinerja luar biasa, Kemenkumham Jateng jadi yang "Terbaik 2024"
Senin, 16 Desember 2024 14:24 Wib
Shin Tae-yong optimistis Indonesia lolos ke semifinal
Senin, 16 Desember 2024 12:53 Wib
HUT Ke-3, IDSurvey hijaukan Pantai Tirang Semarang
Minggu, 15 Desember 2024 21:48 Wib
Tutup tahun dengan semangat hidup sehat, Generali dukung Semarang 10K
Minggu, 15 Desember 2024 21:14 Wib
Prediksi Indonesia vs Vietnam
Minggu, 15 Desember 2024 15:37 Wib
Indonesia akan revisi catatan sejarah
Sabtu, 14 Desember 2024 20:17 Wib
PMI Kota Semarang kirimkan PMR ikuti RCYC 2024 di Singapura
Sabtu, 14 Desember 2024 16:36 Wib