Menteri Susi Luncurkan Program Kredit Ultra-Mikro
Cilacap, ANTARA JATENG - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti meluncurkan program kredit ultra mikro (KUM) sektor perikanan di Pelabuhan Perikanan Samudra Cilacap, Jawa Tengah, Senin.
Peluncuran program yang merupakan sinergi bersama dengan kementerian lain, yakni Kementerian Keuangan, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kementerian Sosial, serta Kementerian Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah juga dilaksanakan di enam lokasi lainnya, antara lain Bogor, Cawang, dan Bojonegoro.
Program tersebut menyasar kalangan pengusaha kecil yang tidak terjangkau perbankan karena tak memiliki aset untuk syarat agunan pinjaman di hampir semua sektor, seperti pertanian, perikanan, dan perdagangan.
Khusus program kredit ultra mikro sektor perikanan dikelola oleh Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan dan Perikanan (LPMUKP) Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Saat memberikan sambutan, Direktur LPMUKP Syarif Syahrial mengatakan untuk pertama kalinya dalam sejarah KKP, Kementerian ini memiliki Badan Layanan Umum (BLU) yang khusus untuk permodalan bagi nelayan kecil.
"Sudah sejak 2007 diusahakan, baru tahun 2017 ini beroperasi," katanya.
Ia mengatakan dalam pengelolaan dana bergulir tersebut, pihaknya bekerja sama dengan Koperasi Unit Desa "Mino Saroyo", Cilacap, yang telah berdiri sejak tahun 1942.
Selain itu, Koperasi Pantai Depok, Bantul, Yogyakarta, Pusat Penyuluh Mandiri Perikanan, Bogor, dan Koperasi Nelayan, Bantul.
Sementara saat memberikan pengarahan, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan program kredit tersebut ditujukan untuk membantu nelayan-nelayan kecil.
Ia mengharapkan penyaluran kredit yang dilaksanakan BLU LPMUKP dapat berjalan dengan baik.
"`Sampeyan ndaftar` (saudara mendaftar, red.). Kalau ada pengusaha besar yang dapat BLU ya tidak boleh, tegur KUD Mino Saroyo ya, berani enggak negur," katanya.
Dalam acara tersebut juga dilaksanakan "video conference" dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani yang meluncurkan program kredit ultra mikro di Desa Pasir Angin, Megamendung, Bogor, Jawa Barat.
Selain itu, juga dilaksanakan dialog antara Menteri Susi dan nelayan di PPS Cilacap yang dilanjutkan dengan peninjauan pameran produk perikanan dan Tempat Pelelangan Ikan PPS Cilacap.
Saat ditemui wartawan, Menteri Susi mengatakan kredit berupa dana bergulir tersebut merupakan inklusi keuangan yang digulirkan pemerintahan Joko Widodo untuk membantu para pelaku usaha mikro, nelayan, petani yang selama ini tidak bisa mengakses dana perbankan.
"Kami harapkan walaupun dengan jumlah yang tidak banyak, dengan bunga yang murah, tadi sih saya harapkan bunganya bisa di bawah 6 persen, supaya masyarakat bisa menyimpan hasil untuk sendiri. Jadi, mengembalikannya lebih murah," katanya.
Ia mengatakan besaran dana bergulir untuk setiap koperasi yang selanjutnya disalurkan sebagai kredit untuk nelayan dan pelaku usaha mikro itu berbeda-beda.
Dalam hal ini, dia mencontohkan KUD Mino Saroyo mengelola dana bergulir sebesar Rp5 miliar.
Menteri Susi mengharapkan ke depan, dana bergulir tidak hanya ditujukan untuk koperasi-koperasi yang anggotanya ribuan orang tetapi juga ke koperasi-koperasi kecil lainnya.
Peluncuran program yang merupakan sinergi bersama dengan kementerian lain, yakni Kementerian Keuangan, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kementerian Sosial, serta Kementerian Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah juga dilaksanakan di enam lokasi lainnya, antara lain Bogor, Cawang, dan Bojonegoro.
Program tersebut menyasar kalangan pengusaha kecil yang tidak terjangkau perbankan karena tak memiliki aset untuk syarat agunan pinjaman di hampir semua sektor, seperti pertanian, perikanan, dan perdagangan.
Khusus program kredit ultra mikro sektor perikanan dikelola oleh Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan dan Perikanan (LPMUKP) Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Saat memberikan sambutan, Direktur LPMUKP Syarif Syahrial mengatakan untuk pertama kalinya dalam sejarah KKP, Kementerian ini memiliki Badan Layanan Umum (BLU) yang khusus untuk permodalan bagi nelayan kecil.
"Sudah sejak 2007 diusahakan, baru tahun 2017 ini beroperasi," katanya.
Ia mengatakan dalam pengelolaan dana bergulir tersebut, pihaknya bekerja sama dengan Koperasi Unit Desa "Mino Saroyo", Cilacap, yang telah berdiri sejak tahun 1942.
Selain itu, Koperasi Pantai Depok, Bantul, Yogyakarta, Pusat Penyuluh Mandiri Perikanan, Bogor, dan Koperasi Nelayan, Bantul.
Sementara saat memberikan pengarahan, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan program kredit tersebut ditujukan untuk membantu nelayan-nelayan kecil.
Ia mengharapkan penyaluran kredit yang dilaksanakan BLU LPMUKP dapat berjalan dengan baik.
"`Sampeyan ndaftar` (saudara mendaftar, red.). Kalau ada pengusaha besar yang dapat BLU ya tidak boleh, tegur KUD Mino Saroyo ya, berani enggak negur," katanya.
Dalam acara tersebut juga dilaksanakan "video conference" dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani yang meluncurkan program kredit ultra mikro di Desa Pasir Angin, Megamendung, Bogor, Jawa Barat.
Selain itu, juga dilaksanakan dialog antara Menteri Susi dan nelayan di PPS Cilacap yang dilanjutkan dengan peninjauan pameran produk perikanan dan Tempat Pelelangan Ikan PPS Cilacap.
Saat ditemui wartawan, Menteri Susi mengatakan kredit berupa dana bergulir tersebut merupakan inklusi keuangan yang digulirkan pemerintahan Joko Widodo untuk membantu para pelaku usaha mikro, nelayan, petani yang selama ini tidak bisa mengakses dana perbankan.
"Kami harapkan walaupun dengan jumlah yang tidak banyak, dengan bunga yang murah, tadi sih saya harapkan bunganya bisa di bawah 6 persen, supaya masyarakat bisa menyimpan hasil untuk sendiri. Jadi, mengembalikannya lebih murah," katanya.
Ia mengatakan besaran dana bergulir untuk setiap koperasi yang selanjutnya disalurkan sebagai kredit untuk nelayan dan pelaku usaha mikro itu berbeda-beda.
Dalam hal ini, dia mencontohkan KUD Mino Saroyo mengelola dana bergulir sebesar Rp5 miliar.
Menteri Susi mengharapkan ke depan, dana bergulir tidak hanya ditujukan untuk koperasi-koperasi yang anggotanya ribuan orang tetapi juga ke koperasi-koperasi kecil lainnya.