60 Persen, Komposisi Investor Asing di Saham
Semarang, ANTARA JATENG - Perusahaan berjangka PT Panin Sekuritas menyatakan pasar saham Indonesia masih tergantung pada investor asing yang saat ini komposisinya masih mencapai 60 persen dari total jumlah investor.
"Komposisinya masih lebih besar dibandingkan jumlah investor lokal sehingga kondisi global masih memberikan pengaruh cukup signifikan terhadap pasar saham lokal," kata Kepala Cabang PT Panin Sekuritas Semarang Marwahyudi di Semarang, Jumat.
Dia mengatakan salah satu faktor global yang diprediksikan akan memengaruhi pasar saham dalam negeri adalah rencana kenaikan suku bunga acuan The Fed yang akan dilakukan oleh Amerika Serikat.
"Jika sebelumnya kenaikan suku bunga ini terjadi satu tahun sekali, ke depan kemungkinan tiga kali dalam satu tahun. Dari informasi yang beredar, kenaikan pertama akan terjadi di bulan ini," katanya.
Dia mengatakan kondisi tersebut memberikan dampak yang kurang baik karena artinya investor asing akan melakukan aksi jual untuk selanjutnya memindahkan dana mereka ke Amerika Serikat.
"Tentu investor akan diuntungkan ketika suku bunga di suatu negara mengalami kenaikan," katanya.
Pihaknya menilai untuk bisa mengamankan kondisi pasar saham dalam negeri, paling tidak komposisi investor lokal mencapai 50 persen dari seluruh investor yang ada di pasar saham.
Oleh karena itu, pihaknya mengapresiasi program "Yuk Nabung Saham" yang dikeluarkan oleh pemerintah. Melalui program tersebut, masyarakat bisa menabung saham mulai dari ratusan ribu rupiah.
"Dengan program ini harapannya jumlah investor asing akan meningkat. Kalau mengingat kondisi sebelumnya, tepatnya sekitar 10 tahun lalu, investor asing mencapai 80 persen dan saat ini turun menjadi 60 persen. Jadi sekarang sebetulnya merupakan catatan yang baik bagi pasar saham dalam negeri," katanya.
"Komposisinya masih lebih besar dibandingkan jumlah investor lokal sehingga kondisi global masih memberikan pengaruh cukup signifikan terhadap pasar saham lokal," kata Kepala Cabang PT Panin Sekuritas Semarang Marwahyudi di Semarang, Jumat.
Dia mengatakan salah satu faktor global yang diprediksikan akan memengaruhi pasar saham dalam negeri adalah rencana kenaikan suku bunga acuan The Fed yang akan dilakukan oleh Amerika Serikat.
"Jika sebelumnya kenaikan suku bunga ini terjadi satu tahun sekali, ke depan kemungkinan tiga kali dalam satu tahun. Dari informasi yang beredar, kenaikan pertama akan terjadi di bulan ini," katanya.
Dia mengatakan kondisi tersebut memberikan dampak yang kurang baik karena artinya investor asing akan melakukan aksi jual untuk selanjutnya memindahkan dana mereka ke Amerika Serikat.
"Tentu investor akan diuntungkan ketika suku bunga di suatu negara mengalami kenaikan," katanya.
Pihaknya menilai untuk bisa mengamankan kondisi pasar saham dalam negeri, paling tidak komposisi investor lokal mencapai 50 persen dari seluruh investor yang ada di pasar saham.
Oleh karena itu, pihaknya mengapresiasi program "Yuk Nabung Saham" yang dikeluarkan oleh pemerintah. Melalui program tersebut, masyarakat bisa menabung saham mulai dari ratusan ribu rupiah.
"Dengan program ini harapannya jumlah investor asing akan meningkat. Kalau mengingat kondisi sebelumnya, tepatnya sekitar 10 tahun lalu, investor asing mencapai 80 persen dan saat ini turun menjadi 60 persen. Jadi sekarang sebetulnya merupakan catatan yang baik bagi pasar saham dalam negeri," katanya.